KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Selama tiga tahun terakhir sejak 2020 hingga 2023, Bank NTT secara kelembagaan memberi perhatian luar biasa kepada keluarga dan anak-anak yang terpapar stunting dan gisi buruk. Bahkan, oleh Ketua Pokja Percepatan Penurunan Stunting NTT Sarah Lerry Mboeik, pada setiap tahun, Bank NTT selalu punya waktu untuk memberi perhatian pada anak-anak Baduta, Balita, dan ibu hamil di NTT
“Sesibuk-sibuknyanya mereka namun tetap punya waktu dan biaya yang diberikan kepada sasaran, kaitannya anak gibur dan stunting. Atas nama Pokja Stunting NTT, saya memberi apresiasi kepada Bank NTT,” sebut Lerry Mboeik yang dihubungi SelatanIndonesia.com, Minggu (17/12/203).
Calon Senator/Anggota DPD RI asal NTT ini menyebut Bank NTT adalah bank yang inklusif. Pasalnya, sesuai pengalaman yang dialaminya, dalam mendorong komunitas inklusif di 22 kabupaten dan kota di NTT yang didampinginya dalam mengakses kredit merdeka, selalu dilayani dengan penuh akuntabilitas. “Saya berharap bisa diikuti oleh BUMD dan BUMN yang ada di NTT ataupun pihak manapun yang membangun di NTT untuk dapat bersama-sama dengan Pemprov NTT dalam membangun SDM Unggul 2045 NTT,” kata Lerry Mboeik.
Ia mengatakan, Bank NTT jadi role model membangun warga/komunitas inklusif. Lerry Mboeik berharap semoga setiap tahun kepedulian ini terus terjadi dan diikuti oleh siapapun yang mau menebar energi empati dan energi kebaikan bagi komunitas-komunitas ini.
“Kita menyaksikan banyak tantangan yang datang silih berganti, tapi Bank NTT tidak pernah luntur keprihatinannya untuk melayani anak-anak stunting ini. Teruslah melayani dengan hati seperti tag linenya. Berkat dan rahmat Tuhan terus mengalir dalam pelayanan Bank NTT. Terima kasih buat Pak Dirut dan semua Direktur, Komisaris dan semua staf Bank NTT di 22 Kabupaten dan Kota. Selamat Natal 25 Desember 2023 dan menyambut Tahun baru 2024, sukses di tahun berikutnya,” pungkas Lerry Mboeik.
Untuk diketahui, sebuah aksi nyata ditunjukkan oleh Bank NTT dalam membantu pemerintah mengurangi angka balita penyandang status kekurangan gizi/stunting di Provinsi NTT. Sejauh ini, seluruh pengurus baik itu direksi dan komisaris serta pegawai Bank NTT yang tersebar di 22 kabupaten/kota di NTT, menyisihkan penghasilannya untuk membantu menurunkan angka stunting. Sikap ini diambil sejak tahun 2021 lalu, manakala pegawai Bank NTT menjadi bapak asuh bagi anak-anak stunting.
Bertempat di Lippo Plaza Kupang, Sabtu (16/12/2023) malam dalam sebuah seremoni penutupan Bazar Kanal (Kado Natal) 2023 dan pengumuman lomba kidung Natal 2023, Bank NTT menyerahkan bantuan itu. Hadir saat itu Penjabat Gubernur NTT yang diwakili Kepala Biro Hukum Order Max Sombu, Komisaris Independen Frans Gana, Direktur Kepatuhan Christofel Semuel Adoe, Penajabt dari Bank Indonesia dan juga OJK Kupang, serta sejumlah tamu lainnya.
“Bank NTT memilih konsisten, peduli terhadap kondisi kesehatan masyarakat, peduli terhadap fundamental masyarakat NTT melalui pembinaan UMKM dan peduli terhadap talenta-talenta luar biasa yang dimiliki oleh anak-anak NTT. Karena itu di Natal tahun ini tidak semeriah hiasan pohon Natal di El Tari, tapi kita ada di desa, kampung, kabupaten, kecamatan dan sesama kita yang butuh kepedulian dan kasih,” ujar Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho dalam sambutannya.
Sejauh ini menurut Alex, Bank NTT sudah melayani 2400 anak stunting di NTT yang dalam momentum ini, Bank NTT diberi kesempatan untuk memberikan makanan pokok dan makanan tambahan.
Dikatakan, sejauh ini ditemukan masalah-masalah sosial yang mengganjal penanganan masalah stunting. Salah satunya budaya pesta. “Kita lebih suka mengeluarkan sumber daya yang besar untuk ongkos pesta, dibanding investasi pendidikan anak,” katanya.
Itu pasalnya, dia berharap dengan berbagai edukasi sekarang kian membuka pemahaman masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan pendidikan anak. “Kami berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTT dan semua pihak yang sudah turut serta membuka pintu bagi Bank NTT untuk bersinergi dengan semua pihak,” katanya.
Moment itu ditandai dengan pemberian bantuan makanan tambahan mencegah stunting dari Bank NTT senilai Rp. 1.150.000.000. Dilanjutkan dengan penyerahan dana sebesar Rp 50 juta dari Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho kepada Ketua Pokja penanganan stunting Provinsi NTT, Sarah Lerry Mboeik disaksikan Kepala Biro Hukum Setda NTT, Max Order Sombu atas nama Penjabat Gubernur NTT. Dilanjutkan dengan penyerahan dana sebesar Rp 20 juta dari Bank NTT Kantor Cabang Utama (KCU) Kupang oleh Wapimca, Frida Faturene kepada Kepala Puskesmas Oesapa serta penyerahan paket makanan tambahan kepada 10 bayi usia dua tahun. Kepala Puskesmas Alak juga pada kesempatan itu menerima bantuan sebesar Rp 50 juta untuk penanganan masalah stunting, yang diserahkan oleh Wapimca Bidang Bisnus, Naldy Adoe.*/) SI