MAUMERE,SELATANINDONESIA.COM – Camat Adonara, Kabupaten Flores Timur, Silvester Seli Tokan memimpin sejumlah kepala desa dan masyarakat Adonara melakukan studi banding pembuatan pupuk organik cair di Kangae, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Jumat (14/12/2023). Para kepala Desa di Kecamatan Adonara yang mengikuti studi banding tersebut diantaranya Kepala Desa Nisanulan Anton Kopong dan Kades Kolilanang Ferdinand B. Bain serta sejumlah staf Kecamatan Adonara dan masyarakat Kecamatan Adonara.
Turut mengikuti kegiatan tersebut, Serka Saiful Rate selaku Babinsa Adonara, Umar Kadir sebagai Korcam pendamping desa, serta PKK dan Kelompok Tani. Hadir juga Petronela Peni sebagai Ketua Serikat PEKKA NTT.
Tidak hanya mempelajari cara pembuatan pupuk cair, para peserta berjumlah sekitar 40 orang itu juga belajar tentang ternak ayam dan pengelolaan Bundes bersama.
Camat Adonara, Silvester Seli Tokan yang dihubungi SelatanIndonesia.com, Sabtu (15/12/2023) mengatakan, momentum pelatihan tersebut untuk memberikan pemahaman terhadap para Kades dan masyarakat soal cara pengolahan pupuk cair dengan bahan dasar limbah rumah tangga. “Harapan saya, ilmu yang diperoleh bisa dikembangkan di desa masing-masing dan memberikan pemahaman bagi warga desanya,” sebut Camat Silvester.
Dikatakan Camat Silvester, keluhan soal kelangkaan pupuk bisa disiasati dengan pemanfaatan limbah rumah tangga. “Kita mengajak sejumlah Kades dan tokoh masyarakat untuk belajar soal pengolahan limbah jadi pupuk cair dan juga belajar soal Bumdes. Selama ini kita belum bisa melakukan banyak hal dan belum menjadi prioritas desa karena keterbatasan pemahaman di desa,” sebutnya.
Para peserta diajarkan tentang pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk cair yang punya manfaat berlimpah bagi aneka tanaman. Pengajar yang memberikan pelatihan tersebut bukan sembarang. Ignaisus Iking, adalah penyuluh swadaya pada Dinas Pertanian Kabupaten Sikka yang pernah mendapat penghargaan Adikarya Pangan Nusantara tahun 2012 oleh Menteri Pertanian dan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Penyuluh Pertanian Swadaya Tingkat Nasional Tahun 2005. Juga ia pernah meraih Penghargaan Kalpataru tingkat Kabupaten Sikka Tahun 2020.
Ignas Iking mengajak masyarakat agar “bertobat” karena sejauh ini tidak membuat limbah lebih rumah tanggah menjadi bernilai dan punya manfaat. Ia berhasil memperoduksi pupuk cair dan padat. “Pupuk yang saya hasilkan dalam bentuk cair atau Pupuk Organik Cair (POC) dan dalam bentuk padat berupa kompos dan bokashi,” sebut Ignas Iking ketika dihubungi SelatanIndonesia.com.
Dijelaskan, limbah rumah tangga yang dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk cair yaitu air cucian beras, air kelapa, kulit bawang, kulit pisang dan semua kulit buah, juga buah-buahn yang busuk, bonggol pisang, daun kelor, cangkang telur, sabut kelapa, nasi basi dan sisa-sisa sayuran dan ikan.
“Sedangkan untuk pupuk padat dari kotoran hewan (kohe), sekam padi, sabut kelapa, batang pisang, kulit pisang, sampah rumah tangga seperti tisu, koran, dos, kertas daun kering atau daun segar, batang jagung, tongkol jagung, dedak padi atau dedak jagung,” katanya.
Ia menjelaskan soal cara mengolah limbah rumah tangga tersebut hingga dijadikan pupuk. “Pengolahan Air Cucian Beras (ACB), kulit pisang dan cangkang telur untuk dijadikan POC dalam 4 varian. Varian pertama, pemanfaatan langsung ACB, caranya ACB yang didapat ditambah dengan air sejumlah ACB tersebut (1:1) dan langsung disiram ke tanaman,” jelasnya.
“Varian kedua, untuk semua masa pertumbuhan tanaman (vegetatif dan generatif) caranya ACB 2 liter ditambah gula pasir 2 sendok makan dan EM4 Pertanian 2 tutupan atau 4 sendok makan (20ml) diaduk rata lalu masukan dalam toples atau ember dan ditutup rapat. Difermentasi selama 2 minggu dan setiap hari buka tutupannya untuk mengeluarkan gas dan ditutup kembali. Hari ke 15 sudah bisa dipanen,” katanya.
Sedangkan untuk varian ketiga untuk vase vegetative, bahannya sama dengan varian kedua ditambah toge atau rebung (mengandung hormon pertumbuhan) secukupnya. Lalu diblender atau ditumbuk halus. Masukan semua bahan dalam ember, diaduk rata dan difermentasi selama 2 minggu. Setiap hari buka tutupannya.
“Varian keempat bahannya sama dengan varian dua ditambah tepung cangkang telur 2 sendok makan dan kulit pisang 5 sampai dengan 10 buah atau kulit buah lainnya. Masukan semua bahan dalam ember lalu diaduk rata dan ditutup. Fermentasi 2 minggu, setiap hari buka tutupannya untuk keluarkan gas. Cara penggunaannya yaitu untuk varian dua sampai dengan empat yaitu 2 sendok makan POC dicampur dengan air 1 liter lalu disemprotkan pada tanaman pagi atau sore hari dengan interval waktu seminggu sekali,” jelasnya.
Dikatakan Ignasius, manfaat dari POC ACB, Cangkat Telur dan Kulit Pisang yaitu menyuburkan tanaman dan merangsang pembuahan, menghambat berkembangnya bakteri patogen, memacu pertumbuhan akar, merimbunkan daun. “Menyuburkan tanah, mengandung zat pati, menghambat shok transplantasi, sebagi sumber energi, membantu proses fotosintesis, mencegah tanaman layu, mempercepat pembentukan bunga dan buah. POC ini untuk semua jenis tanaman,” katanya.
Untuk diktahui, Ignatius Iking selain sebagai Penyuluh Pertanian Swadaya pada Dinas Pertanian Kabupaten Sikka dengan wilayah binaan di Desa Langir, juga sebagai Ketua KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) Tingkat Kecamatan Kangae. Ia juga sebagai Wakil Ketua BPD Desa Langir, Kecamatan Kangae dan Wakil Ketua 1 Pengurus KSP Kopdit Hiro Heling Wairhubing. Dia juga dipercayakan menjadi Ketua Kelompok Tani St. Louis Maria De Monfort dan Pendamping Gapoktan Wa Wua Desa Langir.*/)SI