KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Bank NTT tidak henti-hentinya memberikan kepeduliannya terpadap penuntasan stunting di seluruh pelosok Nusa Tenggara Timur. Tidak tanggung-tanggung, seluruh insan Bank NTT mulai jajaran Komisaris, Direksi dan karyawan menyisihkan gaji untuk membantu pemenuhan gizi bagi anak-anak stunting.
Total dana yang terkumpul hingga akhir tahun 2023 mulai Kantor Pusat dan 22 Kantor Cabang di NTT untuk bantuan makanan tambahan demi mencegah stunting di NTT mencapai Rp. 1,150,000,000,- (Satu Miliar Seratus Lima Puluh Juta Rupiah).
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, bahwa di akhir tahun ini ada dua kegiatan yang dilakukan untuk merayakan Natal, yakni bazar UMKM dan pasar murah yang diselenggarakan di seluruh kantor cabang, dari tanggal 12-19 Desember maupun aksi peduli stunting.
“Kegiatan kedua berupa aksi peduli stunting ini sudah kita laksanakan sejak tahun 2021. Tahun ini secara serentak di seluruh kabupaten/kota, kita melakukan aksi peduli stunting sebagai dukungan terhadap pemerintah dalam menciptakan generasi muda yang bebas stunting,” sebut Dirut Alex Riwu Kaho usai pergelaran bazar UMKM di Lippo Plaza Kupang, Sabtu (16/12/2023).
Disebutkan Dirut Alex, setiap bulan pengurus bersama seluruh karyawan Bank NTT menyisihkan penghasilannya yang terbatas, masing-masing Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu, untuk didonasikan kepada anak-anak stunting di seluruh NTT. “Mudah-mudahan aksi kecil ini mendukung upaya Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kota dan Kabupaten se NTT dalam mengentaskan stunting,” tegasnya.
Ketua Pokja Penanganan Stunting Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sarah Lerry Mboeik menyebut, Bank NTT adalah satu-satunya BUMD yang bekerja sama dengan Pokja Stunting yang berhasil menurunkan angka stunting hingga 10.000-an lebih anak di NTT.
“Bank NTT satu-satunya BUMD yang sudah kerja sama dengan Pokja Stunting sejak tahun lalu pada HUT ke 60 Bank NTT memberikan kotribusi nyata untuk penurunan stunting dari sekitar 6000 anak pada tahun 2022. Bank NTT bekerja sama dengan Pokja Stunting di seluruh NTT dan anak-anak stunting dan gizi buruk diintervensi dengan PMT,” sebut Sarah Lerry Mboeik yang hadir di bazar UMKM di Lippo Plaza Kupang, Sabtu (16/12/2023).
Lerry Mboeik mengatakan, kolaborasi kerja sama untuk penurunan stunting tidak bisa dikerjakan senidir oleh Pokja dan Pemerintah. Disebutkan, apa yang dilakukan Bank NTT di seluruh pelosok NTT itu harus menjadi contoh bagi bank-bank lain serta dunia usaha lainnnya di NTT agar bersama-sama memberikan perhatian dalam pencehana dan penanganan stunting untuk SDM unggul tahun 2040.
“Ini contoh yang baik yang dilakukan oleh Bank NTT agar bisa diadopsi oleh bank-bak lain, serta dunia usaha serta pihak sewasta lainnya di NTT. Dan kami siap untuk membuka diri bagi teman-teman yang mau kolaborasi dan kerja sama dalam penurunan stunting. Kami akan dampingi dan memebrikan informasi serta model intervensi yang tepat, bukan saja semata PMT,” sebut Lerry Mboeik.
Aktivis kemanusiaan ini menyebut, Bank NTT saat melakukan intervensi di Kabupaten TTU juga membantu teman-teman keluarag stunting dengan sumur bor dan berbagai kegiatan lainnya. Selain itu, menurut dia, dengan produk Kredut Mikro Mereda dari Bank NTT juga sasarannya kepada keluarg-keluaraga 1000 HPK. “Ini sangat membantu keluarga yang tergolomg stunting. Kami memberikan apreaisi besar kepada Bank NTT,” ujar Lerry Mboeik.
Calon Senator/Anggota DPD RI dari NTT ini menambahkan, hasil kolaborasi dan intervensi yang dilakukan Bank NTT dalam penanganan stunting di NTT dapat dilihat hasilnya pada bulan penimbangan pada Pebruari 2023 silam. “Angkanya turun sangat signifikan. Dari 17,7 persen turun menjdi 15, 7 persen. Artinya ada penurunan yang luar biasa. Jadi dulunya 73.000 sekarg 61.000. Artinya ada 10.000 an anak stunting tertolong. Kita tidak bicara persentase tatapi kita bicara jumlah kasus yang terjadi. Juga jumlah anak yang diselamatkan setelah pemberian PMT dan metode lainnya dari Bank NTT serta juga dari pihak lain. Tetapi pihak sewasta yang ikut membantu penanganan stunting baru Bank NTT,” tegasnya.
Ia bahkan terpesona dengan langkah cerdas yang dilakukan Bank NTT karena intervensi stutning yang dilakukan bukan hanya ketika jelang HUT bank NTT. “Menariknya adalah, waktu lalu itu bukan berhenti hanya saat HUT Bank NTT saja tetapi disambung terus dan setiap Pegawai Bank NTT menyisihkan gajinya untuk mengurus stunting. Mereka jadi Bapak dan Mama angkat bagi anak-anak stunting. Jadi Bank NTT bukan hanya bekerja mencari profit saja tetapi juga mereka terlibat dalam pembangunan manusia di NTT. Saya salut dan bangga dengan Bank NTT,” pungas Lerry Mboeik.
Turut hadir dalam acara tersebut Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake yang diwakili oleh Kepala Biro Hukum Setda NTT, Oder Max Sombu serta Pimpinan Bank Indonesia, BPJS Tenaga Kerja, OJK dan perwakilan Pemerintah Kota Kupang. Turut hadir para pelaku UMKM Binaan Bank NTT serta Pimpinan sejumlah Puskesmas di Kota Kupang sebagai penerima bantuan dana pencegahan stunting dari Bank NTT serta orang tua yang anaknya menderita stunting. */SI