ASMARA Resmi Diluncurkan, Solusi Bijak Hadapi Tantangan Resistensi Antimikroba di NTT

95

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Aplikasi pedoman antimikroba “ASMARA” secara resmi diluncurkan, Jumat 24 November 2023. Acara ini sekaligus menutup rangkaian kegiatan yang bertujuan meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan di NTT mengenai resistensi antimikroba.

Kegiatan ini merupakan bantuan Pemerintah Australia melalui Australian Alumni Grant Scheme (Skema Hibah Alumni Australia) yang diadministrasikan oleh Australia Award di Indonesia, melalui Project ASMARA dengan project leader Apoteker Theresia Maria Wonga, S.Farm. Master of Health Economics and Policy dari RSUD Prof Dr W.Z Johannes Kupang.

Proyek ini memberikan kontribusi positif untuk mengatasi isu global resistensi antimikroba yang telah dikampanyekan oleh badan kesehatan dunia atau WHO sejak tahun 2015 lalu.

Hal ini menyusul banyak negara didunia, terlebih negara berpenghasilan rendah dan menengah masih banyak menggunakan antibiotik secara berlebihan (overuses) maupun tidak tepat (misuse), padahal harusnya digunakan secara bijak dan berhati-hati.

Acara itu dihadiri stakeholder eksternal dari berbagai lembaga kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas, dan Poltekes Kemenkes Kupang, yang diwakilkan ketua jurusan program studi farmasi dan analis kesehatan,

Turut hadir asisten pemerintahan dan kesejahteraan rakyat, Dra. Bernadeta Meriani Usboko, MSi. yang memberikan sambutan sekaligus meluncurkan inovasi aplikasi ASMARA ini.

Menurut Dra. Bernadeta Meriani Usboko, saat ini terdapat 1,2 juta kematian global yang terjadi akibat dari resistensi antimikroba.

“Karena kita merasa bahwa belum minum antibiotik belum sembuh. Kadang-kadang kita beli diam-diam tanpa resep dokter,” ungkap Bernadeta Usboko.

Usboko menyampaikan keprihatinan terkait penggunaan antibiotik secara tidak tepat yang masih sering terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia.

Dia mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan antimikroba dan tidak sembarangan mengkonsumsi antibiotik tanpa resep dokter.

“Karena kita ini baru batuk pilek sedikit sudah minum antibiotik, radang sedikit berpikir harus minum amoksisilin dulu baru sembuh,” ungkapnya.

Bernadeta kemudian menyoroti kesadaran yang perlu ditingkatkan terkait pemahaman bahwa tubuh memiliki sistem imun yang mampu menyembuhkan diri sendiri. “Jadi kita semua ini harus sehat dalam menyongsong Indonesia emas 2045,” ajak Bernadeta.

Seminar yang diadakan bersamaan dengan peluncuran aplikasi ASMARA diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik, khususnya bagi 18.000 tenaga kesehatan di NTT.

Aplikasi ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dengan menyajikan panduan antimikroba dalam bahasa yang mudah dipahami, meningkatkan kesadaran akan penggunaan antibiotik yang bijak, serta berkontribusi pada penurunan angka kematian global akibat resistensi antimikroba.***

Center Align Buttons in Bootstrap