WAIUKABUBAK,SELATANINDONESIA.COM – Dia anak muda yang kreatif dan cerdas membaca peluang. Setelah menyelesaikan kuliah dan menyandang gelar Sarjana Teknik, ia memilih menjadi peternak ayam petelur di Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat.
Keuletannya dalam menjalankan bisnis ayam petelur yang dimulainya sejak Januari 2023 ini, membawa dia menjadi anak muda yang mandiri. Dia bukan setelah lulus kuliah lalu mencari pekerjaan, tetapi dia menciptakan pekerjaan bagi dirinya dan orang lain. Dia adalah Dewanto Christian Billy, yang akrab disapa Dewa.
Kepada SelatanIndonesia.com yang menemuinya di pusat Peternakan Ayam Petelur di Waikabubak, Kamis (26/10/2023) Dewa mengatakan, bisnis yang digelutinya punya prospek ekonomis yang sangat menarik. “Awalnya saya melihat bahwa kebutuhan telur ayam di Sumba Barat sangat besar dan semuanya didatangkan dari luar Sumba. Dan karena dibawa dari luar maka risiko rusak juga tinggi dan harganya bisa dipermainkan,” sebut Dewa.
Itu pasalnya, Dewa memillih untuk membuka peternakan ayam petelur untuk memenuhi kebutuhan telur di Sumba Barat. Dikatakan, diawal memulai bisnisnya itu Dewa mendatangkan 2000 ekor ayam petelur dari Surabaya. Namun saat ini tersisa sekitar 1800 ekor. “Kita butuh waktu sekitar 4 bulan setelah itu sudah mulai bertelur. Yang ada ini kembanyakan di usia 6 bulan mulai berproduksi. Dalam sehari satu ekor, akan bertelur satu butir,” katanya.
Lantaran usaha yang digelutinya itu masih terbatas, sehingga telur ayam yang diproduksi itu hanya bisa melayani kebutuhan di Kabupaten Sumba Barat. “Pasaran kami baru sebatas Sumba Barat, padahal banyak permintaan dari SBD, dan Sumba Tengah tapi karena produksinya masih terbatas jadi hanya bisa di Sumba Barat saja. Bahkan dari Hotel Nihi watu juga mau ajak kontrak kerja sama tetapi belum bisa karena produksi kita masih terbatas,” katanya.
Dewa kini sedang mempersiapkan kandang yang baru dengan konstruksi bangunan permanen yang bisa menampung lagi sekitar 2000-3000 ekor ayam petelur. “Kita panen setiap hari, pagi dan sore. Setelah panen langsung diantar ke pemesan. Karena sudah dipesan sebelumnya. Jadi untuk dapat telur besok harus pesan memang hari ini. Kadang ada juga yang menunggu karena pesanan banyak tetapi produksinya terbatas,” katanya.
Produksi Pakan Sendiri
Salah satu unsur penting dan membutuhkan biaya besar dalam peternakan ayam adalah pakan. Namun bagi Dewa, ia memproduksi sendiri pakan ternak ayam yang dipelihara. Meski konsentrat dan zat mineral untuk membuat pakan ternak harus dipesan dari Surbaya. Sedangkan bahan baku jagung dan sekam (kulit padi) tersedia langsung di Sumba Barat.
“Kita produski dan campur sendiri, kebetulan kami punya mesin untuk mencampur pakan sehingga kita bisa menekan biaya di pakan. Apalagi dalam zat mineral itu mengandung juga zat perangsang bagi ayam untuk cepat bertelur,” katanya.
Untuk menjaga agar ayam tetap sehat dan berproduksi dengan lancer, Dewa juga punya kolega serorang dokter hewan yang rutin mengawasi dan melihat perkembangan ayam. “Teman dokter hewan ini selalu rutin datang memantau perkembangan ayam. Jika ada yang mulai layu atau kurang sehat, serta dilihat dari kotorannya bisa dideteksi soal kondisi kesehatan ayam. Jadi langsung diberikan vitamin,” jelasnya.
Menginspirasi Milenial untuk Berwirausaha
Langkah cerdas yang dilakukan Dewa dalam menggeluti dunia bisnis ayam petelur ini diharapkan menjdi motivasi tersendiri bagi anak-anak muda Sumba yang usai lulus kuliah. “Bagi teman-teman muda lainnya, mari kita lihat peluang bisnis kebutuhan sehari-hari lainnya yang selama ini kita masih datangkan dari luar Sumba agar digeluti. Kunci utamanya adalah kemauan yang kuat dari dalam diri untuk mau berusaha dan mau maju,” sebut Dewa yang baru bnerusia 24 tahun ini.
Dewa kini aktif sebagai milenial Partai Golkar yang dipercayakan maju menjadi calon anggota DPRD Kabupaten Sumba Barat dari dapil IV Loli nomor urut satu.***Laurens Leba Tukan