
TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Harga tiket pesawat dari dan ke daratan Sumba yang melambung dikhwatirkan bisa mengahmbat pertumbuhan ekonomi serta menurunkan minat kunjungan ke Pulau Sumba. Itu pasalnya, Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lianto M.M. M.B.A menggagas solusi lewat armada kapal cepat.
Bobby Lianto mengatakan itu kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (16/9/2023) usai menggelar rapat dengan Pemda di daratan Sumba, yang melibatkan para pengusaha di Kabupaten Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba Tengah. Bobby Lianto mengatakan, ia mendapat masukkan dan keluhan dari para pengusaha dan juga pemerintah serta masyarakat, khususnya dunia pariwisata yang mengaku kewalahan dengan harga tiket pesawat yang sangat mahal.
“Saat ini kita tahu bahwa pesawat yang aktif melayani penerbangan antar kabupaten di NTT adalah Wings Air. Karena hanya satu ini maka harga tiket melambung tinggi diatas Rp 2 juta Kupang-Sumba dan sebaliknya,” sebut Bobby Lianto.
Disebutkan Bobby Lianto, ia pernah membahas bersama sejumlah maskapai. Juga mencari solusi-solusi terbaik. “Kita akan segera menemukan jalan keluar terbaik untuk memberikan pelayanan terbaik, khususnya perhubungan antara Timor, Sumba dan Flores dengan jalur-jalur khusus. Kita pikirkan bagaimana supaya ada jalan keluar untuk menyambungkan antar pulau ini,” sebutnya.
Bobby Lianto mengatakan, memang ada beberapa pilihan bisa saja dengan mengundang maskapai lain untuk masuk dan melayani penerbangan antar pulau di NTT. “Tetapi seperti kita ketahui bahwa saat ini tidak banyak maskapai yang memiliki pesawat yang dapat melayani. Wings Air adalah salah satu yang menguasai pasar ini sehingga agak sulit. Tidak mudah untuk menemukan maskapai lain yang siap melayani wilayah kepulauan di NTT,” katanya.
Ia menawarkan pilihan lain yaitu kapal cepat. “Kapal cepat ini dapat membantu setidaknya masyarakat kelas menengah sehingga menjadi salah satu pilihan baru yang menyambungkan Kupang, Sumba dan juga Flores. Kami telah berkonsultasi untuk membahas tentang kapal cepat dan semoga ini bisa menjadi jawaban bagi masyarakat di NTT,” jelasnya.
Ketua KADIN Sumba Barat, Herry Susanto mengatakan, betapa sulitnya orang yang berada di Sumba. “Harus pergi ke Flores karena kalau pesawat itu harus melalui Kupang dan kemudian Kupang ke Flores harganya sudah double. Kalau Sumba-Kupang sekitar Rp 2 juta lebih. Kupang ke Flores atau Labuan Bajo pun Rp 2 juta lebih sehingga bisa 4 juta lebih satu kali pergi dan kalau PP sekitar Rp 8 juta lebih. Ini sangat mahal,” katanya.
Kondisi ini kata Herry, membuat banyak orang sulit untuk bisa pergi ke Flores. “Pilihan lainnya hanya adalah kapal laut atau kapal ferry. Dan, kapal ferry tidak setiap hari ada, dia terbatas sehingga ini yang membuat sulit,” ujarnya.
Ketua KADIN Sumba Barat Daya, Yoseph Uma Kalada juga menyampaikan keluhan yang sama. Menurut Yospeh, banyak pelaku wisata yang mengeluh bahwa para turis asing ataupun lokal dapat terkonek menyambungkan dari Labuan Bajo ke Sumba. “Yang terjadi harga tiket peswat menjadi sangat mahal. Orang dari Labuan Bajo harus pergi ke Bali atau Kupang dulu baru datang ke Sumba. Ini yang harga melonjak,” katanya.
Menurut Yoseph, dengan kondisi ini sangat sulit untuk mewujudkan pariwisata The Ring of Beauty. “Bagaimana mengeksekusi The Ring of Beauty sehingga orang yang masuk lewat Labuan Bajo kemudian Flores dapat juga datang ke Sumba atau Timor atau datang ke Alor bahkan ke Rote ataupun Sabu. Ini yang memicu kami di KADIN untuk berembuk mencarikan jalan keluar,” ujar dia.***Laurens Leba Tukan