Dia Tetap Viktor Bungtilu Laiskodat

363
Julie Sutrisno Laiskodat dan Viktor Bungtilu Laiskodat. Foto: TimMediaVBL

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Gaya bicara yang ceplas ceplos tanpa beban masih tetap ditampilkan. Dalam forum apapun, dia tetap tampil jujur dan apa adanya. Narasi yang dilontarkan selalu menuai kontroversi dan menjadi topik diskusi di berbagai ruang publik. Lantaran bawaan dasarnya itu, ia selalu mendapat cacian, cemooan, juga umpatan dari berbagai pihak. Tapi itulah dia, Viktor Bungtilu Laiskodat. Gubernur NTT periode 2018-2023.

Hingga pada hari perpisahan dengan seluruh ASN, Forkopimda serta penyambutan penggantinya, Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G.L. Kalake di Aula El Tari, Kantor Gubernur NTT, Jumat (8/9/2023), ia masih tetap tampil seperti biasa sebagai Viktor Bungtilu Laiskodat. Tidak ada yang berubah.

Tampilan asli Viktor Laiskodat tampak jelas dari diksi yang dilontarkan dalam setiap narasinya. Ketika menyapa dan menyampaikan terima kasih kepada para tamu undangan yang hadir dalam forum temu pisah itu, Viktor Bungtilu Laiskodat masih juga melontarkan nada teguran ketika menyapa Pimpinan BKKBN. “BKKBN ini masalah. Kalau data stuntingnya itu salah terus, tidak boleh lagi ya. Datanya nanti digugat. Saya menyampaikan terima kasih atas semua kerja sama kita,” sebut Viktor Laiskodat.

Ia menyadari bahwa para ASN serta semua pihak yang terlibat dalam kerja kolaboratif selama ia dan Josef Nae Soi memimpin NTT selalu dalam tekanan. “Saya tau memang, tidak gampang bekerja dibawah kepemimpinan saya. Saya menyadari itu, berat memang karena tergetnya tinggi, tekanannya luar biasa dan itu menjadi karakter saya. Karena itu, tidak ada manusia yang tidak pernah salah. Itulah manusia, memang harus ada salah,” sebut Viktor Laiskodat.

Narasi ceplas ceplos Viktor Laiskodat juga ditujukan kepada Sekda NTT, Kosmas D. Lana. “Pak Sekda, saya tahu pasti sangat menderita dibawah pemerintahan saya. Tapi saya tidak berlaku tidak adil. Siapapun yang bekerja dengan baik, saya pasti sangat mendukungnya. Yang tidak, saya tegur satu dan dua kali, saya istirahatkan,” sebut Viktor Laiskodat.

Politisi yang juga salah satu pendiri Partai NasDem ini berpesan kepada Penjabat Gubernur Ayodhia G. L. Kalake agar menurunkan level kepemimpinan sekitar empat tingkat ketika memimpin NTT. “Biasa memimpin pada level tertentu, ketika datang ke NTT jangan Pak Ody punya paradigma dan perspektifnya itu sama, jangan, nanti sakit hati,” katanya.

Viktor Laiskodat juga menekankan soal kerja kolaborasi semua pihak, karena NTT adalah provinsi yang hebat hanya kerjanya cenderung sendiri-sendiri antar pihak. Orang yang kerja sendiri tidak pernah menghasilkan apa-apa. Karena itu kolaborasi sangat penting, dan sayaratnya adalah orang yang punya pengetahuan dan terpanggil untuk mengerjakan dengan cinta dan keberanian untuk eksekusi, dan hilangkan ego sektroal.

“Sampai pada terakhir kepemimpinan kita bersyukur mendapat penghargaan dari Bapak Presiden soal pengendalian inflasi. Sebetulnya saya tidak mau terima, karena saya tidak tertarik dengan penghargaan-penghargaan itu, tetapi karena infonya dicari oleh Pak Presiden ya, sudah kita hadir untuk menerima,” ujarnya.

Ia menaruh harapan besar kepada Ody Kalake, sapaan akrab Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G.L. Kalake yang disebutnya punya pengalaman birokrasi yang luar biasa dan berpengetahuan luar negeri yang hebat. “Saya menaruh harapan besar bahwa yang memimpin NTT ini adalah sosok yang punya kemampuan jaringan yang kuat, sehingga mampu mengerjakan pembangunan di NTT walaupun waktunya hanya satu tahun. Saya titip sebagai senior, jangan banyak yang dikerjakan, fokus 1 atau 2 saja namun bisa selesai dikerjakan karena hanya satu tahun,” katanya.

Titipan Luhut Binsar Panjaitan

Viktor Laiskodat menyebut soal titipan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan soal garam dan daging yang sudah dikerjakan di Teluk Kupang serta daging sapi yang mulai dikerjakan di NTT. Saat ini sedang didorong ada peternakan yang besar yang sedang dikerjakan di Sumba Timur, sekitar 1000 Ha menuju 6500 Ha yang sedang diproses. “Ini menjadi salah satu bahkan satu-satunya ranch terbesar dan terbaik yang dikelola dengan teknologi yang baik. Ini terus kita kerjakan, meski tantangannya pada sumber daya manusia. Termasuk dengan Perikanan dan Kelautan khususnya budi daya lobster di Mulut Seribu Rote Ndao,” jelasnya.

Keragaman NTT     

Viktor Laiskodat dengan nada serius ketika menitipkan pesan soal keberagaman NTT. Memimpin NTT, keragamannya luar biasa. “Pendekatannya jangan berdasarkan pendekatan emosional. NTT itu paling lucu, masih ada anggapan bahwa kita itu artinya kita Katolik, kita itu Protestan. Politik model begini tidak akan membangun NTT. Kita adalah mereka yang bisa bekerja buat bangsa Indonesia dari NTT. Tapi kalau kita dalam hatinya itu busuk, berpikir untuk suku dan agama, hanya dengan pendekatan emosional tanpa pendekatan pengetahuan maka akan gagal. Rejekinya Pak Ody jadi Penjabat Guberur NTT tidak melalui pemilihan. Saya dengan kaka Josef dipilih. Biasanya daerah-daerah yang tidak memilih Gubernur itu, tidak dibangun. Namun dalam catatan kami, yang pilih saya dengan Kaka Josef 7 persen saja, itu kami bangun luar biasa,” jelas Viktor Laiskodat.

Minta Ody Kalake Jangan Biarkan Dirut Bank NTT Bertemu DPRD

Viktor Bungtilu Laiskodat mengingatkan pentingnya menjaga kerahasiaan dan kepercayaan masyarakat terhadap Bank NTT. Baginya, bank sangat berbeda dengan perusahaan lain, karena yang dijual adalah kepercayaan kepada masyarakat. Itu pasalnya ia menitip pesan kepada Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake untuk tidak membiarkan Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho bertemu DPRD.

“Pak penjabat, kalau ada undangan dari DPRD jangan biarkan Dirut Bank NTT bertemu DPRD. DPRD harus memahami perbedaan antara bank dan Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD lainnya. Bank NTT, adalah lembaga kepercayaan masyarakat, dan ada potensi risiko jika kerahasiaan bank diganggu atau dipublish. Jadi saya larang Dirut bertemu DPRD, kecuali mereka taat aturan. Kalau mau bertemu, bicara saja di dalam ruangan dan tidak boleh keluar apa-apa. Itu baru boleh. Karena ada kerahasiaan bank yang harus dijaga disitu,” sebut Viktor Laiskodat.

Ia mengingatkan bahwa jika masyarakat sudah hilang kepercayaan terhadap bank, maka tentu bisa mengancam keberlangsungan bank itu. “Kalau kerahasiaan bank itu terpublish, maka bank itu bisa bangkrut. Sebab bank ini menjual kepercayaan kepada masyarakat. Hari ini kita bersyukur, karena saya jaga seperti ini, Bank NTT dalam catatan sejarah sejak provinsi ini berdiri, baru pertama kali menjadi bank devisa. Saya minta DPRD boleh menggunakan hak tetapi harus tahu batas. Apakah ini menghancurkan atau tidak,” pungkasnya.

Tampilan dan bawaan asli Viktor Bungtilu Laiskodat makin Nampak ketika acara salam-salaman yang diiringi dengan lagu “Sedon Lewo Papan” dari VG The Counter Melody. Viktor Laiskodat sampai berjoget di panggung. Tingkah dan bawaan asli ini menggambarkan bahwa dia tetap Viktor Bungtilu Lasikodat meski dalam situasi apapun.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap