LARANTUKA,SELATANINDONESIA.COM-Bruder Nelson, oknum guru sekaligus pembina asrama di SMK Bina Karya Larantuka, Kabupaten Flores Timur mengaku salah usai menyiksa muridnya dengan air panas.
Korbannya adalah YAP alias Fendi, siswa kelas XI pada sekolah tersebut. Tangan kanan remaja asal Desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulumado itu melepuh dan bengkak akibat pembinaan tak wajar.
Dihubungi wartawan, Sabtu (5/8/2023), Nelson mengaku baru pertama menerapkan pembinaan kurang manusiawi. Cara itu ia ambil lantaran sering terjadi pencurian dalam lingkungan asrama.
“Ada 17 siswa yang celup, dan Fendi menjadi orang kedua. Pas saya cek, anak lain aman, tapi hanya dia yang luka,” ungkapya.
Nelson menggunakan ember sebagai wadah menampung air panas. Suhunya, jelasnya, tidak mendidih karena terjeda 20 menit pasca dijerang dengan kompor.
“Sekitar 20 menit, jadi mereka celup itu bukan sedang jerang di atas kompor,” sahutnya.
Ia meminta maaf kepada siswa dan keluarga besarnya atas apa yang sudah ia buat. Ia juga mematuhi konsekuensi hukum yang ditempuh keluarga korban.
Diberitakan sebelumnya, tangan siswa berinisial YAP alias Fendi melepuh akibat disiksa dengan air panas oleh gurunya sendiri di asrama pada Rabu 4 Agustus 2023.
Peristiwa ini terjadi selepas jam pelajaran sekolah. Ia dan sejumlah teman asrama dipanggil gurunya, Nelson sekitar pukul 19.00 Wita.
Neslon rupanya mencurigai Fendi dan beberapa teman melakukan pencurian. Mereka dituduh mencungkil lemari untuk mengambil minuman suchet kopi moka.
Kasat Reskrim Polres Flores Timur, Iptu Lasarus M. La’a, mengatakan telah menerima laporan dan sedang menangani kasus itu.
“Laporan sudah diterima kemarin dan korban sudah divisum. Kita tetap proses seusai aturan hukum,” katanya, Jumat 4 Agustus 2023.
Meski sudah menerima laporan resmi, jelasnya, namun pihaknya belum melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku.
Tindakan yang dilakukan oknum guru pada siswa SMK Bina Karya Larantuka dengan memaksa mencelupkan tangan siswa dalam air panas berujung petaka. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT bakal menurunkan tim investigasi ke SMK Bina Karya Larantuka.
“Esok Senin, kami turunkan tim investigasi terhadap kasus ini,” sebut Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi kepada SelatanIndonesia.com, Minggu (6/8/2023).
“Ijin Operasional kami tinjau kembali. SMK Bina Karya Larantuka sebagai sekolah tua di Flores Timur mestinya memilki tradisi mendidik secara profesional bercirikan sekolah berbasis keagamaan nasionalis dan nasionalis keagamaan yang memanusiakan manusia,” ujar Kadis Linus Lusi.
Ia menyebut, tindakan malpraktek pembelajaran yang dilakukan oknum guru tersebut dengan label apapun serta dalil apapun tidak dibenarkan dalam pendidikan. “Karena itu Yayasan tidak boleh berdiam diri terhadap kasus ini, tetapi lakukan juga investigasi secara total untuk diambil keputusan demi menciptakan rasa nyaman buat para siswa serta orang tuanya,” ujar Kadis Linus Lusi.
Ditegaskan, pihak Dikbud NTT segera turunkan tim investigasi ke sekolah tersebut dan mengambil langkah tegas. “Kita melihat kembali ijin operasional yang dikeluarkan dan terburuk ijin operasionalnya dicabut,” tegas Linus Lusi.***Amar/Laurens Leba Tukan