ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – 49 tahun silam, lima gemohing (kelompok tani) di Desa Kolimasang dan Desa Nisa Nulan mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama SMP Panca Marga. Tepatnya pada tahun 1974. Sejak itu hingga tahun 2017, Panca Marga menyandang status sebagai sekolah swasta. Pada tahun 2017, diresmikan oleh Bupati Flores Timur saat itu Yoseph Laga Doni Herin, Panca Marga beralih status menjadi SMP Negeri Panca Marga, hingga saat ini.
Semenjak tahun 2017 sampai tahun 2022, SMPN Panca Marga menantang diri dengan sebuah slogan baru yakni Rumah Rindu. Dengan segenap keterbatasan, SMP Negeri Panca Marga terus berbenah menjadi lebih baik. Kendati tertatih-tatih, Panca Marga belajar mengantri langkah untuk bergerak lebih maju.
Kepala sekolah dan para tenaga pendidik belajar meningkatkan profesionalisme. Wajah bangunan semakin baru. Arus peserta didik mengalami peningkatan setiap tahun pelajaran. Tingkat kepercayaan masyarakat mulai pulih. Rumah Rindu Panca Marga menjadi sebuah kerinduan bersama bagi masyarakat Kolimasang dan sekitarnya. Dan pada tahun 2023, SMPN Panca Marga lolos seleksi menjadi salah satu dari 9 (sembilan) sekolah penggerak di Kabupaten Flores Timur.
Pada tanggal, 15-21 Juli, SMP Panca Marga menggelar In House Training (IHT). Salah satu program sekolah penggerak, di rumah sendiri, Rumah Rindu Panca Marga. Kegiatan ini melibatkan pengawas sekolah, para komite pembelajaran, kepala sekolah dan para guru SMPN Panca Marga.
Pada hari pertama, ada materi Orientasi Program dan Pelatihan, Pengenalan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Hari kedua dengan materi Refleksi Kurikulum Merdeka, Pembelajaran dan Asesmen, Pemahaman Capaian Pembelajaran yang dibawa oleh Kepala SMPN Panca Marga. Pada hari ketiga ada materi Merancang pembelajaran 1 dan 2 yang dibawa oleh Florentika Boleng, S.Pd,Gr. Pada hari keempat, ada materi Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.
Pada hari kelima, ada materi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Pengenalan Platform Teknologi Prioritas SP, Persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang dibawa oleh Pengawas Sekolah, Yoseph Hilarius S. Lamak, S.Pd. Pada hari terakhir ada materi Asesmen Layanan Bimbingan Konseling, Strategi dan Impelementasi Layanan Bimbingan dan Konseling yang dibawa oleh Robinus Sili Ola, S.Pd
Kepala SMPN Panca Marga, Apolonia Gerinus Gola, S.Pd, M.Pd dalam sambutannya mengatakan bahwa, kegiatan In House Training merupakan sebuah langkah penguatan di antara rekan-rekan guru. “Kita bukan sekolah unggulan namun kita dianggap mampu membawa perubahan sehingga kita lolos seleksi sekolah penggerak,” sebutnya.
Kepsek Apolonia mengatakan, sebagai sekolah penggerak, SMPN Panca Marga memiliki tanggungjawab dan tantangan yang besar. “Oleh karena itu, kita terus belajar mengasah kualitas pribadi dan lembaga kita agar kita tampil berbeda dengan sekolah lain. Sebagai sekolah penggerak, kita diharapkan mampu menggerakkan sekolah lain di sekitar kita menuju arah perubahan,” ujar alumni Unwira Kupang ini.
Pengawas Sekolah, Yoseph Hilarius S. Lamak, S.Pd pada saat membuka kegiatan menghimbau kepada para peserta kegiatan bahwa, sebagai sekolah penggerak, SMPN Panca Marga mesti terus belajar menata diri. Para pendidik jangan jenuh belajar menjadi lebih baru. “Momentum In House Training sebagai ajang berbagi. Tak ada yang merasa lebih bisa. Mari berbagi diantara rekan-rekan guru demi sebuah perubahan di Rumah Rindu Panca Marga. Sekolah penggerak harus tampil berbeda,” ujarnya menantang.*/)AmberKabelen
Editor: Laurens Leba Tukan