KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Kabar tak sedap mewarnai proses seleksi anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten dan Kota se Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejumlah oknum calo mulai bermanuver kepada peserta calon Bawaslu degan meminta sejumlah uang.
Bahkan proses tawar menawar antara oknum calo dengan para peserta calon Bawaslu Kabupaten/Kota mulai berlangsung. Angkanya pun mencapai Rp 60 juta/per orang.
“Mereka baru tawar, belum transaksi, Jika tidak dicegah maka pergerakannya bisa semakin masif,” sebut salah satu calon anggota Bawaslu kepada SelatanIndonesia.com, Senin (3/7/2023) yang namanya tidak mau disebut.
Disebutkan sumber tersebut, angka yang diminta oleh calo mencapai Rp 60 juta tiap orang yang dijanjikan bakal lolos sebagai anggota Bawaslu Kabupaten/Kota. “Tawaran mencapai Rp 60 juta. Memang belum transaksi, tetapi sudah mulai ada deal,” katanya lagi.
Ketua Timsel Bawaslu Zona Timor, Tommy Susu yang dihubungi SelatanIndonesia.com, Senin (3/7/2023) mengakui ada isu percaloan yang beredar. “Kami Timsel, hanya untuk verifikasi saja. Mekanisme CAT Tertulis, Psikotest, Kesehatan, seluruhnya menggunakan standarisasi dari BKN- Mabes dan Kenmenkes,” sebut Ketua Timsel Zona Timor, Tommy Susu menjawab SelatanIndonesia.com, Senin (3/7/2023).
Dosen Fisip Unwira Kupang itu mengakui pernah mengendus isu percaloan seleksi anggota Bawaslu Kabupaten/Kota di NTT. “Bahwa kami juga pernah mengendus adanya isu-siu tersebut. Tapi, mekanisme dan standarisasi substansif menurut BKN, Mabes Polri dan Kemenkes (cq. Dinkes), menjadikan Timsel tidak punya ruang signifikan untuk praktek pencaloan dimaksud,” jelasnya.
“Isu yang sama tentang rating biaya percaloan, nampaknya terlalu sederhana untuk kita le ama (SelatanIndonesia.com). Harusnya ama (SelatanIndonesia.com) juga tahu reputasi atau treckrecord kita seperti yang ama (SelatanIndonesia.com) kenali sebelumnya bukan?? Sebegitu rendahkah harga itu dibandingkan dengan reputasi sosial dan latar belakang kelembagaan kita,” sambung Tommy Susu.
Ia menambahkan, jika ada data valid tentang praktek percaloan yang diketahui, pihaknya meminta agar disampaikan ke Timsel. “Kami (mungkin untuk dan aatasa nama semua Timsel), akan sangat berterima kasih untuk apresiasi dan tanggapan publik atas proses hingga produk nantinya,” ujar dia.
Dr. Tomy Susu menjelaskan, hari ini Timsel akan menggelar Gladi Psikotest bersama Polda di 3 titik dan dibagi dalam 2 sesi. “Besok, Selasa, 4 Juli 2023 juga ada dua sesi. Psikotest dilakukan terhadap 596 peserta dari 22 Kabupaten/Kota se NTT, yang seluruhnya terpusat di Kupang,” jelasnya.***Laurens Leba Tukan