ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – Derita beruntun dialami sebuah keluarga di kampung Lamalaka Bawah, Desa Nelelamawangi Dua, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur. Asalah pasangan suami isteri Marselinus Y. Lima Boli – Wihelmina Ina Somi dan empat orang anak.
Sembilan bulan silam, putri kedua mereka bernama Gabriela P. Edalolong yang masih duduk di bangku Kelas 3 SDK Gayak, meninggal dunia pada 18 Juni 2022 lalu. Belum kering air mata keluarga tersebut, peristiwa naas menimpah lagi. Pada Kamis (9/3/2023) rumah tinggal dari keluarga yang terdaftar sebagai KK miskin di desa Nelelamawangi Dua ini hangus terbakar api.
Dalam keseharian hidup mereka keluarga ini tercatat dalam data desa Nelelamawangi Dua sebagai Keluarga Miskin dengan standard kemiskinan secara nasional berdasarkan data kemiskinan Kabupaten Flores Timur Tahun 2022 berada dalam deretan Keluarga Miskin ekstrim desil 1.
Untuk menopang kehidupan keluarganya, Ama Lima sapaan Marselinus Y. Lima Boli menekuni mata pencaharian sebagai petani dan mengiris tuak. Hasil mengiris tuak, kemudian disuling menjadi arak sebagai satu-satunya sumber penghasilan keluarga
Hidup dalam kondisi yang serba kekurangan dan ketika mengalami musibah duka meninggalnya putri kesayangan mereka Gabriella P. Edalolong, di saat Ina Wihelmina sedang mengandung anak ke 4 merupakan sebuah petaka yang sangat berat bagi Ama Lima dan Ina Wihelmina.
Duka mereungguh mendalam, meskipun peristiwa duka itu sudah 9 bulan berlalu namun suasana duka di rumah Ama Lima masih terlihat. Mereka senantiasa memasang lilin untuk mendoakan keselamatan arwah anak mereka yang telah meninggal itu.
Terakhir pada hari Kamis tanggal 9 Maret 2023, anak sulung berangkat ke sekolah pada Pukul 06.30 Wita. Ama Lima memasang lilin dan berdoa bagi anak Gabriella yang telah 9 bulan meninggal. Pada Pukul 08.00 Wita, Ina Wihelmina pergi mengikuti kegiatan Posyandu Bayi Balita dan Ibu Menyusui dengan membawa serta anak ke 3 Helena Barek Edalolong yang berusia 2 tahun dan si bungsu Gabriel yang baru berusia 1 bulan.
Sedangkan sang suami Ama Lima kembali beraktifitas bertani dan menyadap tuak. Pada Pukul 14.00 setelah anak pertama pulang dari sekolah Ama Lima kembali ke kebun untuk mengambil kayu bakar dengan tetap menyadari lilin di kamar masih menyala. Sedangkan Ina Wihelmina bersama kedua anaknya setelah usai kegiatan posyandu masih mampir di rumah keluarga yang terletak di RT 05 RW 03.
Tepat Pukul 15.00 Wita, si sulung Helena yang sedang bersma teman sebayanya di sebelah rumah tiba-tiba melihat asap hitam dan api menyala mebakar dinding rumah mereka.
Sang anak saking paniknya berteriak lalu menangis dan tidak bisa berbuat apa-apa, Ia berlari pergi mencari ibunya. Para tetangga saat kejadian sedang berada di lading. Warga yang berdatangan tidak mampu berbuat banyak. Rumah beserta seluruh isinya ludes dilahap api.
Turut terbakar juga satu unit sepeda motor Jupiter Z milik tetangga dan 1 unit motor RX King milik saudara sepupu Ama Lima yang diparkir di teras rumah habis terbakar. Tak ada harta yang dapat diselamatkan. Ama Lima mematung di tengah kerumunan warga dengan berlinang air mata. Duka kehilangan Gabriella belum pulih dan petaka ini kembali merenggut semua yang ada, Ama Lima hanya memiliki seorang istri dan 3 orang anak dengan pakayan yang ada di badan.
Yohanes Rou Boli, Pendamping Lokal Desa di Desa Duablolong, Nelelamawangi dan Nelelamawangi Dua, kepada SelatanIndonesia.com, Jumat (10/3/2023) mengatakan, kiranya Pemerintah Daerah serta semua pihak agar bisa membantu Ama Lima dan Ina Wihelmina dalam meringankan beban untuk menopang kehidupan ketiga anak yang masih kecil.
“Ama Lima dan keluarga sangat mengharapkan perhatian dan bantuan dari Pemda Flotim,” ujar Jhon Rou. ***Laurens Leba Tukan
