BPJN NTT Keluarkan Dua Peta Jalan Alternatif di Daratan Timor

1462
Dua peta jalan alternatif di daratan Timor. foto: Dok.BPJNNTT

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) NTT mengeluarkan dua peta jalan alterlantif untuk menghubungkan Kupang dengan empat Kabupaten di daratan Timor menyusul longsor yang mengakibatkan jalur tama trans Timor putus total sejak Jumat (17/2/2023).

Dalam dokumen peta jalan alterlantif yang diperoleh SelatanIndonesia.com, Minggu (19/2/2023) dijelaskan, ada dua jalur jalan alternatif yang bisa diakses yaitu alterlantif I menyusuri tepi sungai dan aletrnatif II melalui Oesao-Oekabiti-Panite-batu Putih.

Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) NTT sedang berupaya untuk mencari jalan alternatif di jalur Takri yang tertimbun longsor, Jumat (17/2/2023) malam. Pasalnya, upaya menggerus longsoran yang menimbun jalur jalan Nasional itu bakal memakan waktu hingga satu minggu kedepan.

Pada Sabtu (18/2/2023) BPJN NTT, Dinas PUPR NTT dan BPBD NTT menurunkan 4 unit excavator untuk mengeruk longsor yang menimbun Jalan Trans Timor di Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang.

Empat unit alat berat tersebut beroperasi bersama-sama sejak pukul 15.00 Wita dan mulai mengeruk sisi bagian kiri jalan dari arah Kupang. Longsor yang menimbun jalan Nasional ini diperkirakan bisa dikeruk dalam waktu satu pekan kedepan untuk bisa membuka kembali jalur akses transportasi.

Kepala BPJN NTT, Agustinus Junianto yang dikonfirmasi di lokasi longsor mengatakan,  untuk mengatasi longsor ini sekitar 8 unit alat berat yang akan mereka turunkan.

Ada empat unit excavator yang sudah mulai beroperasi dan dua loder ditambah dua excavator lagi yang akan diturunkan besok di lokasi longsor. “Targetnya ini kita bisa segera tuntaskan  tapi saya belum bisa memastikan berapa lama, tapi saya lihat dengan kondisi ini sekitar satu minggu baru bisa selesai,” sebutnya.

Sementara akses alternatif yang ada sementara hanya bisa dilintasi roda dua yang berada di bawah kaki bukit yang longsor. Untuk itu mereka masih mencoba melalukan survey beberapa ruas jalan yang bisa dilintasi oleh kendaraan roda empat.

“Lokasi yang longsor ini sekitar 200 hingga 300 meter kedepan dengan ketebalan longsor di atas 10 meter ini tidak bisa kita pastikan, tapi saya yakin kami bisa berikan waktu maksimal,” tegasnya.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan armada laut sebagai transportasi alternatif untuk wilayah Pulau Timor. Dinas Perhubungan Provinsi NTT sudah menyiapkan Kapal Motor (KM) Pulau Sabu untuk melayani penumpang dan pengangkutan logistik di wilayah Pulau Timor.

“Dinas perhubungan NTT telah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Balai Pengelolaan Transportasi Darat Wilayah XIII untuk membuka jalur alternatif untuk melayani penumpang dan distribusi logistik. Alternatif lainnya adalah segera menyiagakan angkutan laut menggunakan kapal feri, yaitu Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Pulau Sabu untuk melayani penumpang jurusan Kefa dan Atambua maupun Malaka. KMP Pulau Sabu selama ini melayani rute Kupang – Wini – Teluk Gurita,” sebut Kadis Perhubungan Provinsi NTT, Isyak Nuka dilansir dari ANTARANews.com, Minggu (19/2/2023).

Ia mengatakan, Dinas Perhubungan Provinsi NTT telah berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Balai Pengelolaan Transportasi Darat Wilayah XIII, Balai Jalan Nasional serta Dinas Perhubungan Kabupaten Kupang untuk bersama mengatur lalu lintas serta upaya penanganan darurat supaya lalu lintas dapat berfungsi.

Disebutkan Kadis Isyak Nuka, pilihan alternatif melalui jalur laut dengan pertimbangan agar arus penumpang dan logistik tidak boleh terhambat, karena akan berakibat pada kenaikan harga barang.

Dikatakannya, membuka jalur transportasi alternatif melalui laut dengan menggunakan KMP Pulau Sabu merupakan salah satu pilihan yang dilakukan Pemerintah Provinsi NTT guna memastikan proses distribusi logistik, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun sembako ke wilayah di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, dan Kabupaten Malaka tetap lancar.

“Malaka serta Timor Leste dapat memilih alternatif jalur laut, karena saat ini pihak operator KMP Pulau Sabu telah menyediakan kapal penyeberangan untuk melayani masyarakat dan logistik yang akan ke Kefa atau Atambua dan Malaka. Bagi masyarakat yang membutuhkan dapat menghuhungi pihak PT Flobamor, Dishub Provinsi NTT dan BPTD Wil XIII terkait dengan penggunaan KMP Pulau Sabu yang saat ini standby di Pelabuhan Penyebrangan Bolok,” sebutnya.,” ujarnya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap