KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Manajemen Bank NTT memberikan atensi khusus pada momentum Hari Pers Nasional pada 9 Februari 2023 kemarin. Bank yang kini dipimpin Direktur Utama Harry Alexander Riwu Kaho, menerbitkan sebuah ucapan kepada para pekerja media dengan mengacu pada thema yang diusung tahun ini, yakni ‘Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat’.
Tidak hanya itu, Ketika ditemui wartawan di kantor pusat Bank NTT, Kamis siang, Dirut Aex Riwu Kaho atas nama manajemen mengucapkan selamat kepada seluruh insan pers di segenap persada Nusa Tenggara Timur. Ia memberikan apresiasi karena selama ini sudah terjalin kolaborasi yang mantap antara Bank NTT dengan pers. “Selamat Hari Pers Nasional dan terima kasih, pers telah mengangkat ke permukaan aneka potensi dan kekayaan intelektual anak bangsa di NTT, dan menjadi viral,” sebut Dirut Alex.
Disebutkan, pers sebagai pilar keempat dalam demokrasi pun menurutnya sudah banyak berbuat demi kemajuan provinsi ini. Dan Bank NTT sejauh ini sudah bekerjasama dengan asosiasi wartawan yakni PWI dan juga Dewan Pers untuk melaksanakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Ini semata-mata demi terwujudnya pers yang berkualitas, memiliki kompetensi yang mumpuni agar menyajikan informasi berkualitas bagi publik NTT.
“Nah di hari pers ini, merupakan sebuah momentum yang sangat tepat untuk kita refleksi mengenai profesionalisme, kekaryaan kita sehingga apa yang diharapkan pak Presiden, mengenai penyajian berita yang baik dan benar bisa dilakukan. Sebagai Dirut, saya ingin menyampaikan terimakasih atas kemitraannya,” tegas Alex.
Dia pun menambahkan mengenai impian publik tentang kinerja pers, yang mengedepankan azas perimbangan, praduga tak bersalah dan juga konfirmasi demi validitas data yang akan disajikan serta menjalankan tugas verifikasi.
Dirut Alex juga menjelaskan keberadaan Stenly Boymau di PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur. Menurut dia, sangat penting dijelaskan untuk meluruskan informasi-informasi yang salah di publik. “Kehadiran Pak Stenly itu sifatnya temporary dan bukan karyawan atau pegawai. Karena kita butuh transfer knowledge, maka Pak Stenly kita lihat punya kompetensi yang cukup sehingga membantu kita dalam menyampaikan pesan-pesan bank ke masyarakat. Bagaimana cara membuat pemberitaan-pemberitaan yang baik, itu yang kita sementara berjalan bersama beliau,” sebut Dirut Alex.
Bahkan dia juga mempertegas bahwa Stenly juga bukan menjadi seorang PR atau juru bicara di bank, karena Bank NTT menurutnya sangat memahami kapasitas Stenly sebagai jurnalis dan bukan pada bidang PR.
“Beliau tidak punya keahlian untuk itu (PR). Namun karena pengalaman beliau bekerja di media, punya kompetensi, sertifikasi dalam pekerjaan-pekerjaan jurnalistik, sehingga kita mengajaknya bergabung. Jelasnya membantu teman-teman kita di Humas untuk belajar tentang itu. Jadi Pak Stenly bukan seorang karyawan sehingga harus mundur dari profesinya. Beliau tenaga ahli dan sifatnya temporary,” jelasnya.***Laurens Leba Tukan