WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Hamparan padang savana terbentang luas sejauh mata memandang. Berada di lokasi itu pada puncak musim kemarau bulan Oktober, serasa matahari begitu dekat dengan ubun-ubun kepala. Hasil riset menyebutkan, inilah titik dengan suhu terpanas di Indonesia. Tingkat global horizontal iradiation (GHI) pada lokasi itu berkisar 2100-2200 kWh per meter persegi.
Kawasan itu sangat potensial untuk pengembangan PLTS (dan sesungguhnya terbuka juga untuk PLTBayu). Banyak investor tertarik membangun pembangkit di sana. Letaknya di Pulau Sumba, tepatnya di Desa Lenang Selatan, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah.
Kabupaten Sumba Tengah bakal jadi lumbung energi baru terbarukan (EBT) yang mampu mensuplai kebutuhan energi untuk seluruh Sumba, Indonesia bahkan dunia.
Presiden Komisari Utama PT Puri Prakasa Surya (PT Suryagen), Dr. Sonny Keraf yang juga mantan Menteri Lingkungan Hidup RI menyatakan komitmen perusahaannya untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di Lenang Selatan, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah.
Putra Lembata itu mengatakan, produksi EBT bukan hanya untuk Sumba Tengah, bukan juga hanya untuk NTT tetapi untuk Indonesia dan dunia. “Kami berkeinginan kuat dan tulus ikhlas bersama masyarakat membangun EBT dari Lenang Selatan, Kabupaten Sumba Tengah ini untuk NTT, Indonesia dan dunia,” sebut Sonny Keraf di Lenang Selatan, Rabu (1/2/2023) dilansir dari POSKUPANG.COM.
Komitmen itu disampaikan Sonny Keraf dan Dirut PT Puri Prakasa Surya, Benyamnin Subrata setelah melakukan upacara adat setempat. “Kami melamaran anak ‘gadis manis’ dalam hal ini adalah acara adat penyerahan 866 Ha lahan tanah oleh suku Makatakeri untuk pengembangan EBT oleh PT Puri Prakasa Surya resmi terlaksana di kediaman Kepala Suku Makatakeri, Wawu Duka Limu di Kampung Wara, Desa Lenang Selatan, Sumba Tengah,” katanya.
Setelah melalui ritual itu, secara adat tanah tersebut resmi menjadi milik PT Puri Prakasa Surya untuk pembangunan energi baru terbarukan. Dalam upacara adat ini, pihak perusahaan membawa 1 ekor kerbau jantan, 1 ekor sapi besar, 1 ekor kuda besar, 3 memoli emas, dan 2 ekor babi besar. Pihak suku Makatakeri menyerahkan sejumlah kain adat dan menikam dua babi besar sebagai simbol setuju menyerahkan lahan kepada PT Puri Prakasa Surya untuk membangun EBT.
Sonny Keraf mengatakan, managemen PT Puri Prakasa Surya datang lengkap yakni bersama Benyamnin Subrata selaku Dirut PT Puri Prakasa Surya , Eddie Wudiono mantan Dirut PLN, Nasri Sebayang, Murtaqi Syamsuddin, Utsav Duta, Gustaf Tamo Mbapa, Rossa Suciadi dan Yohanes U Pala Wekat.
“Kami ingin menunjukan kepada bapa ibu sekalian dan kepada Pak Bupati Kabupaten Sumba Tengah Paulus S. K. Limu bahwa kami tidak main-main dengan rencana pembangunan EBT ini. Kami adalah orang-orang kerja dan kami siap bersama masyarakat Lenang Selatan untuk membangun listrik untuk Sumba Tengah, Indonesia dan dunia. Kehadiran listrik dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat daerah ini. Dan itulah komitmen kami untuk membangun rakyat desa ini, kabupaten Sumba Tengah dan indonesia untuk menikmati penerangan listrik,” katanya.
Sonny Keraf mengatakan, saat ini keadaan dunia sedang kacau karena terjadi pemanasan global yang menyebabkan sulit meramal perubahan iklim. Hal itu berdampak sulit menentukan musim tanam lagi karena perubahan iklim tidak menentu. Kondisi ini kata dia, berdampak terjadi gagal tanam.
“Salah satu penyebab terjadi pemanasan global karena penggunaan bahan bakar energi seperti minyak bumi, batu bara dan lainnya berlebihan. Untuk itu, PT Puri Prakasa Surya, siap menghadirkan EBT di Sumba Tengah yang ramah lingkungan untuk Sumba Tengah, NTT, Indonesia dan dunia,” ujarnya.
Dengan resmi digelarnya upacara adat Li Lay Li Mangoma dengan suku Makatakeri ini maka pihaknya dapat memulai rencana pemanfaatan lahan ini pengembangan fasilitas produksi hidrogen hijau.
Kepada Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K Limu dan jajarannya yang hadir juga dalam acara adat tersebut, Sonny Keraf menyampaikan rencana kegiatan setelah acara adat ini adalah mengurus kelengkapan dokumen legalitasnya secara resmi sesuai ketentuan hukum yang berlaku dengan pemerintah Kabupaten Sumba Tengah.
Kendati perusahaan ini baru berdiri pada tahun 2021 namun memiliki kemampuan dan komitmen kuat untuk mensukseskan pembanguman EBT di Desa Lenang Selatan, Sumba Tengah.
PT Puri Prakarsa Surya merupakan hasil kolaborasi para pengembang veteran energi dari Grup Suryagen dengan pemerintah Sumba Tengah yang bercita-cita menjadikan Pulau Sumba sebagai ikon energi hijau di Indonesia. Perusahaan menargetkan pengembangan mulai berlangsung pada tahun 2024.
Menurut Sonny Keraf, fasilitas produksi hidrogen hijau memanfaatkan teknologi teruji untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber daya untuk produksi bahan bakar ramah lingkungan yaitu hidrogen hijau yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun global untuk berbagai jenis industri dan moda transportasi yang ramah lingkungan.
Setelah beroperasi, fasilitas yang direncanakan ini diperkirakan menghasilkan 96.8 ton hidrogen hijau atau 460 ton amonia hijau setiap hari. “Proyek ini akan menyumbang pasokan energi bersih terbarukan yang sangat dibutuhkan bagi kebutuhan sosial dan aktivitas ekonomi produktif masyarakat setempat, nasional, dan global untuk memitigasi krisis iklim yang mengancam kehidupan di bumi,” sebutnya.
“Saya percaya, upacara adat ini sakral dan benar-benar mengikat niat baik kedua belah pihak yaitu PT Puri Prakarsa Surya dan Suku Makatakeri sehingga segala rencana dapat terlaksana dengan baik tanpa hambatan dan rintangan apa pun,” kata Sonny Keraf.
Direktur Utama PT Puri Prakasa Surya, Benyamin Subrata menyampaikan terima kasih kepada Suku Makatakeri Sumba Tengah yang telah menerimanya dan secara tulus ikhlas menyerahkan lahan untuk pengembangan EBT di daerah ini.
Ia siap merealiasaikan rencana pembangunan EBT secepatnya setelah semua urusan teknis kelar. “Terima kasih khusus juga kepada Pak Bupati Sumba Tengah dan jajarannya atas dukungannya sehingga perjuangan selama dua tahun mendapatkan restu usaha di Lenang Selatan terwujud. Semoga kerja sama ini terus berlanjut demi kebaikan bersama ke depan,” katanya.
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K LImu mengapresiasi kebijakan Presiden Jokowi dan juga bapak Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang berkolaborasi dengan PT Puri Prakarsa Surya yang membangun EBT di Sumba Tengah.
Bupati Paulus menghimbau kepada perusahaan agar setelah selesai upacara adat ini dapat melaksanakan komitmennya untuk membangun proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat pemilik Iahan.
“Kita sedang mengalami krisis ekonomi, krisis pangan dunia, juga kaitan dengan inflasi dunia, dan krisis energi. Dan krisis energi inilah kita harus memberikan solusi, antar Iain pembangunan EBT di Indonesia khusus di Sumba Tengah,” katanya.
Upacara adat ini dihadiri 300 undangan terdiri tokoh masyarakat, perwakilan pemerintah Kabupaten dan Provinsi serta Dewan Direksi Suryagen. Kegiatan ini merupakan langkah awal dari pembangunan jauh Iebih besar untuk mengubah 10.000 Ha tanah savana di Sumba Tengah menjadi lumbung energi hijau.
Tentang PT Puri Prakarsa Surya
PT Puri Prakarsa Surya adalah bagian dari kelompok usaha Suryagen sebagai pengembang energi terbarukan dengan kemampuan multi-disiplin yang sedang merencanakan pengembangan Tenaga Surya 1 000 MWp di Wilayah Kepulauan Riau dan Tenaga Surya 165 MWp di Pulau Flores.
Suryagen peletak batu penjuru yang bersemangat dalam mengembangkan energi terbarukan dan industri hidrogen hijau untuk menyambut ekonomi netral karbon pada tahun 2060.***Laurens Leba Tukan