Bobby Lianto Ketum KADIN Pemboyong Investor, Ajak Masyarakat Tetap Percaya Bank NTT Tak Bakalan Turun jadi BPR

224
Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lianto Bersama investor Hong Kong Wong Chun Man dan Adi Suhartono didampingi Direktur Eksekutif KADIN NTT Mrcy Siubeln dan Ketua KADIN Flotim Andreas Ratu Kedang saat bertemu Plt. Kadis Kelautan dan Perikanan Flotim Anton Lebi Raya dan jajaran, Jumat pekan lalu. Pertemuan tersebut untuk menjajaki investasi rumput laut di Flotim Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bobby Lianto mengajak seluruh masyarakat untuk tetap memberikan kepercayaan kepda Bank NTT. Pasalnya, untuk memenuhi modal inti minimum hingga  Rp3 triliun bukan merupakan hal sulit.

“Bank NTT ditopang oleh para pemegang saham di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi NTT. Para pemegang saham ini semuanya Bupati, Walikota dan Gubernur. Kalau semuanya komitmen untuk menyetor, kenapa tidak bisa? Sangat-sangat bisa,” tegas Bobby Lianto kepada SelatanIndonesia.com, Kamis (26/1/2023).

Mantan Ketua REI NTT ini mengatakan, para pemegang saham pasti sudah berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada Bank NTT. Apalagi Bank NTT sudah bermitra dengan sejumlah bank besar lainnya.

“Saya yakin semua pemegang saham sudah memberikan dukungan untuk Bank NTT. Karena yang punya dana itu pemerintah. Jadi saya yakin bank ini bisa penuhi modal inti di 2024 nanti,” ujarnya.

Dikatakan Bobby Lianto, Provinsi NTT saat ini sedang berupaya membangun kembali perekonomian, sehingga jangan mengurangi kepercayaan publik, termasuk para investor terhadap Bank NTT. “Saya minta masyarakat untuk percaya kepada Bank NTT. Karena saya yakin bank ini sehat dan dan sangat kuat. Bahkan saya memboyong para investor untuk terus berinvestasi di NTT dan pilihan untuk beritra adalah Bank NTT,” katanya.

Ia menjelaskan, cara menghitung penambahan modal inti minimum di Bank NTT sangat senderahan. Saat ini, modal inti minimum Bank NTT sekitar Rp 2,3 Trliun. “Artinya hanya tinggal Rp 700 Milyard dalam dua tahun ini. Laba dari Bank NTT rata-rata setiap tahu Rp 250 Milyard, dan itu keuntungan pasti dari Bank NTT. Kalau dalam dua tahun dia tahan labanya, maka sudah Rp 500 Milyard, sisa Rp 250 Milyard. Sisa itu mana mungkin Bank NTT tidak mencapai target modal inti minimum Rp 3 Triliun. Jika dari Rp 250 Milyard itu investasi dibuka saja kita ramai-ramai mau masuk untuk investasi. Belum lagi ada KUB dengan Bank DKI, pasti mereka mau,” jelas Bobby Lianto.

Ia sungguh optimis, Bank NTT akan mencapai modal inti minimum Rp 3 Triliun di tahun 2024 sesuai target. “Dan, para Pemda akan terus menyertakan modal karena selama ini sudah ada komitmen untuk masuk. Jadi tidak masuk akal kalau tidak mencapai Rp 3 Triliun. Saya yakin pasti akan masuk mencapai Rp 3 Triliun. Kalau dibuka investasi dari luar masuk saja, saya sangat tertarik. Ini Bank NTT adalah bisnis yang pasti untung,” ujarnya.

KADIN Dukung Inovasi Digital Bank NTT

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Nusa Tenggara Timur, mendukung penuh inovasi digital dari Bank NTT untuk mempermudah layanan bagi masyarakat atau para nasabah.

Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lianto mengatakan, Bank NTT merupakan salah satu bank daerah yang cukup berani melakukan gebrakan baru dan inovasi-inovasi digital. “Saya rasa Bank NTT adalah bank yang cukup berani untuk melakukan inovasi-inovasi digital, demi mempermudah layanan bagi nasabah. Saya sangat mendukung itu,” ujar Bobby Lianto.

Bobby Liyanto adalah salah satu nasabah Bank NTT, yang selama ini memanfaatkan sistem layanan digital yang disediakan Bank NTT, seperti aplikasi Mobile Banking. Dijelaskan, selama menggunakan aplikasi Mobile Banking Bank NTT, ia merasa nyaman dan tidak menemui hal-hal yang mencurigakan, atau masalah yang timbul dari layanan digital tersebut. “Saya pengguna Mobile Banking Bank NTT, dan merasa tidak ada masalah yang terjadi. Semuanya berjalan dengan baik dan ideal,” jelasnya.

Dia menerangkan, pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT juga sudah menyatakan bahwa permasalahan yang timbul hanya dalam internal bank, dan tidak berpengaruh terhadap nasabah maupun investor. “Jadi apakah aplikasi itu harus di upgrade atau diperbaiki, justru tentu semakin bagus, dan akan memberikan kemudahan, serta pelayanan lebih baik bagi nasabah,” ungkapnya.

Ia mengaku sama sekali tidak terpengaruh dengan informasi atau berita yang beredar, karena sistem perbankan di Bank NTT sudah berjalan profesional, dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT. “Sebagai Ketum KADIN NTT, saya mau suasana investasi di NTT berjalan dengan baik. Karena saya yang membawa para investor kesini, dan mereka menyimpan uangnya di Bank NTT. Jadi kalau informasi yang memojokan Bank NTT tentu tidak bagus untuk para investor dan nasabah. Itu bukan saja merugikan bank, tetapi NTT secara umum,” katanya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap