OJK Sebut Skema KUB Langkah Cerdas Bank NTT Penuhi Modal Inti

168
Kepala Kantor OJK Perwakilan NTT, Japarmen Manalu ketika berbicara dalam Raker Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Forkopimda dan seluruh Bupati/Walikota di momentum HUT ke 64 Provinsi NTT di Desa Hameli Ate, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Senin (20/12/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM –  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengapresiasi kinerja Bank NTT sebagai Bank Pembangunan Daerah yang turut berkontribusi dalam mendorong perekonomian daerah melalui berbagai layanan perbankan. Bahkan OJK menyebut, Pembentukan Kelompok Uaha Bank (KUB) menjadi langkah strategis yang diambil oleh Bank NTT dalam pemenuhan persyaratan modal inti.

Selain melalui setoran modal oleh pemegang saham, OJK memberikan peluang kolaborasi yang dapat dilakukan antar Bank Umum maupun Bank Pembangunan Daerah melalui skema pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).

“Pemenuhan modal inti melalui skema KUB tentunya akan memperkuat modal inti Bank NTT yang sampai dengan posisi November 2022 masih tercatat di bawah Rp3 triliun yaitu sebesar Rp2,30 triliun. Sehingga skema KUB dapat mendukung realisasi beragam rencana strategis maupun realisasi target bisnis baik dalam strategi digitalisasi, pengembangan teknologi informasi, penyaluran kredit, dan perbaikan proses bisnis di seluruh lini operasional Bank NTT,” sebut Kepala OJK Perwakilan NTT, Japarmen Manalu ketika berbicara dalam Raker Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Forkopimda dan seluruh Bupati/Walikota di momentum HUT ke 64 Provinsi NTT di Desa Hameli Ate, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Senin (20/12/2022).

Disebutkan Japarmen, pembentukan KUB tentunya tidak hanya bertujuan sebagai pemenuhan ketentuan modal inti minimum. KUB dapat menjadi sarana “transfer knowledge” dan “transfer experience” serta membuka peluang bagi Bank NTT untuk bersinergi dengan Bank DKI, utamanya mengenai peningkatan layanan kepada masyarakat, transformasi digitalisasi, perbaikan penerapan Good Corporate Governance, maupun kerjasama lainnya yang dapat meningkatkan efisiensi bagi operasional perbankan.

“Sebagai contoh, dari sisi internal, kolaborasi dapat dilakukan pada proses bisnis dan pengembangan sumber daya manusia, baik pada penerapan Key Performance Indicator (KPI), capacity building yang berkelanjutan, serta penerapan strategi anti fraud,” sebutnya.

Menurut dia, langkah sinergis tersebut diharapkan mampu membentuk SDM Bank NTT yang kompeten, inovatif, dan berintegritas. Dikatakan Japermen, mengingat 2 tahun terakhir, pengembangan produk dan aktivitas baru Bank NTT sangat dominan di bidang TI, maka kolaborasi dengan Bank DKI juga dapat dapat diwujudkan dengan pengembangan digitalisasi pada produk dan layanan perbankan. “Kami berharap pengembangan digitalisasi tersebut dapat turut berperan dalam modernisasi proses pembangunan di Provinsi NTT, sejalan dengan tema HUT Provinsi NTT pada kali ini,” katanya.

Japarmen memberikan apresiasi kepada Bank NTT yang telah membuktikn dirinya menjadi pelopor penggerak perekonomian masyarakat NTT. Pasalnya, sampai dengan posisi Oktober 2022 volume usaha Bank NTT telah menunjukkan pertumbuhan secara year to date sebesar Rp1,20 triliun atau 7,60% yang didorong oleh peningkatan penyaluran kredit sebesar Rp466,88 miliar atau 4,18% serta peningkatan penghimpunan dana sebesar Rp931,75 miliar atau 7,45%.

“Pencapaian yang baik tersebut kami harapkan dapat berlanjut di tahun 2023 sehingga Bank NTT mampu menjadi katalisator pemulihan ekonomi NTT dan meningkatkan peran dalam menjalankan fungsi intermediasi melalui penyediaan fasilitas pendanaan bagi masyarakat,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, pengembangan produk perbankan khususnya kredit, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit Bank NTT di masa yang akan datang, mengingat realisasi kredit s.d. posisi Oktober 2022 (year to date) baru tercapai sebesar 4,18% apabila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit Bank DKI yang dapat mencapai 22,59%.

“Bank NTT dapat berkolaborasi dengan Bank DKI untuk mendukung langkah strategis menuju Bank Devisa yang telah ditargetkan dapat tercapai di tahun 2023. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat menciptakan layanan perbankan devisa yang optimal dan tidak terbatas
pada layanan valuta asing sehingga terbentuk ekosistem bisnis yang berkelanjutan tanpa melupakan potensi efisiensi biaya yang dapat dilakukan melalui sinergi dalam Kelompok Usaha Bank,” ujarnya.

Ia menambahkan, OJK juga terus menekankan kepada seluruh jajaran manajemen Bank NTT tentang pentingnya penerapan manajemen risiko dalam berbagai pelaksanaan rencana strategis menjaga rating tingkat kesehatan dan profil risiko yang sudah cukup baik. “OJK mengajak seluruh elemen yang ada di Bank NTT untuk sama-sama berkomitmen menegakkan integritas dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang ada sehingga Bank NTT bisa terus tumbuh berkelanjutan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, momentum perayaan HUT itu dirangkai dengan Rapat Kerja Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub Josef Nae Soi bersama Forkopimda dan seluruh Bupati/Waikota se NTT. Juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho dengan Direktur Kredit Komersial dan Kelembagaan Bank Bank DKI, Herry Djufraini tetang Kelompok Usaha Bank (KUB).

Disaksikan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Kapolda NTT Irjen Pol. Johny Asadoma serta unsur Forkopimda NTT dan seluruh Bupati dan Walikota se NTT, kerja sama itu diyakini mampu membawa Bank NTT kian melejit terutama bakal memenuhi modal inti.

Kesepakatan bersama antara Bank DKI dan Bank NTT tentang pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) merupakan dasar dan pedoman masing-masing pihak dalam melkukan konsolidasi pembentukan Kelompok Usaha Bank yang meliputi penentuan tugas dan tanggungjawab, penentuan skema kerja sama dan penentuan kebutuhan-kebtutuhan secara terperinci antara PT Bank DKI dan PT Bank Pembangunan Daerah NTT.

Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menjelaskan, salah satu strategi penguatan modal inti adalah membentuk Kelompok Usaha Bank dengan Bank DKI. “Bukan saja itu ruang lingkupnya tetapi dengan KUB tentu aspek pasar kita untuk sektor industri  semakin bertambah. Juga soal transfer knowledge dan pengutan SDM serta dunia digitalisasi yang semakin luas dan hebat. Nah, mereka (Bank DKI) sudah mendahului, terutama SDMnya sehingga akan terbangun networking hubungan dagang yang makin kuat antara NTT dan DKI,” sebut Dirut Alex Riwu Kaho.

Ia menjelaskan, sebagai misal sektor peternakan, pengembangan ternak kecil dan besar unuk kebutuhan pangsa pasar ternak di DKI bisa dipasok dari NTT. “Bicara industriliasiai, DKI yang memiliki kapasitas dan moderninasisi pengolahan berbagai komoditi, maka akan terbuka peluang untuk investasi dari Jakarta masuk ke NTT untuk produksi dari NTT keluar dalam bentuk produk yang sudah jadi, bukan lagi barang-barang mentah. Dampaknya pada pertumbuhan nilai ekonomi dengan nilai unggul dan daya tumbuh tentu akan terungkit,” jelasnya.

Dirut Alex mengatakan, Bank DKI dalam tahun 2023 akan menjadi bank Initial Public Offering (IPO) atau Bank yang bisa melantai di bursa. “Kita di Bank NTT akan melangkah ke sana dan kita belajar di Bank DKI untuk nanti Bank NTT pada tahun 2025-2026 akan menjadi bank IPO. Apalagi NTT punya komoditi unggul di NTT seperti Kopi, Vanili, Kakao, Bambu, Perikanan, Rumput Laut dan Peternakan, itu kapasitasanya harus ditingkatkan. Dan intervensi mereka dalam budi daya, tenlogi dan modal itu akan memberikan daya pacu yang cepat,” sebut Dirut Alex.

Tidak hanya itu, dengan kerja sama KUB maka terjadi saling tukar informasi soal pruduk perbankan dari masing-masing pihak. “Jika ada produk perbankan kita yang sudah maju, bisa direplikasi oleh Bank DKI, demikian juga sebaliknya,” ujar Dirut Alex.***Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap