DENPASAR,SELATANINDONESIA.COM – Forum Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Bali Nusra digelar, Jumat (9/12/2022) di Denpasar, Bali. Forum itu mengusung tema “Dari Pekarangan Menuju Kestabilan Harga Pangan”.
GNPIP Wilayah Bali Nusra merupakan upaya dan aksi nyata Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menstabilkan harga pangan dan mendorong produksi guna meningkatkan ketahanan pangan yang lebih integratif, masif, serta berdampak Nasional berlandaskan pada kerangka 4K, sehingga mendukung daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional
Yang menarik dalam forum itu, Plt. Sekda Provinsi NTT, Yohana Lisapali dan Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho memaparkan tentang Penerapan digitalisasi pengelolaan pangan strategis melalui pemanfaatan aplikasi B’Pung Petani dan smart farming.
Bahkan, aplikasi B’Pung Petani yang digagas oleh Bank NTT saat ini dijadikan model digitalisasi data manajemen usaha tani, dan pengendalian inflasi secara nasional.
Bank Indonesia (BI) menyebut Aplikasi B’Pung Petani bisa menjadi kunci tercapainya ketahanan pangan dan kestabilan harga di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan bisa direplikasi oleh daerah lain.
“Aplikasi ini ditujukan untuk mengoptimalkan pemetaan produksi dan distribusi komoditas pertanian di daerah Nusa Tenggara Timur, dan selanjutnya dapat direplikasi daerah lainnya,” ujar Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti Ketika berbicara dalam Rakorwil Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Bali Nusra.
Pengembangan aplikasi ini merupakan wujud sinergi antara BI, BPD NTT, dan pemerintah daerah yang akan menghubungkan antara petani, pelaku usaha, dan para pemangku kepentingan dalam mendukung kesinambungan produksi pangan ke depan.
Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho usai launching aplikasi B’Pung Petani dalam acara GNPIP Bali Nusra mengatakan, NTT kaya akan sumber daya alam dan komoditi unggulan.
Namun rendahnya kapasitas produksi dan kualitas yang dihasilkan, serta perbedaan varietas yang dihasilkan dengan kebutuhan, menyebabkan permintaan pasar tidak dapat terpenuhi. Kondisi inilah yang menyebabkan kenaikan harga di NTT kerap terjadi. “B’Pung Petani yang digagas oleh Bank NTT, siap menjadi support system bagi pemerintah untuk mengatasi masalah inflasi,” kata Alex Riwu Kaho.
Menurutnya, aplikasi B’Pung Petani juga dilengkapi dengan fitur-fitur potensi pertanian, potensi peternakan, rencana tanam, serta kebutuhan pupuk. “Hadirnya B Pung Petani diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara permintaan dan harga pangan, meningkatkan nilai tukar petani, meningkatkan PDRB serta menjaga kestabilan harga,” tegas Dirut Bank NTT.
Acara “Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Bali Nusra” dihadiri oleh Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir Balaw, Deputi 3 Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional Andriko Noto Susanto, Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti serta para Gubernur dan Bupati/Wali Kota se-Bali Nusra.***Laurens Leba Tukan