Dinkes Kota Kupang Ingatkan Warga, Jangan Kucilkan ODHA

45
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiurmasari Elisabeth Saragih (kanan) dan Sekretaris KPA Kota Kupang, Yos rera Beka (tengah) ketika berbicara dalam acara dialog di TVRI NTT, Selasa (22/11/2022). Foto: Tangkapan YoutubeTVRINTT

KOTAKUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Dinas Kesehatan Kota Kupang mengingatkan seluruh lapisan masyarakat Kota Kupang agar tidak memberikan stigma dan mengucilkan warga yang terinveksi HIV dan AIDS.

Pasalnya, salah satu penyebab penularan HIV dan AIDS di Kota Kupang yang makin marak selain karena perilaku seks yang tidak sehat, tetapi juga lantaran stigma masyarakat terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) masing sangat tinggi.

“Memang ada banyak faktor yang menyebabkan kasus di Kota Kupang tinggi, namun salah satunya karena masih banyak stigma yang menyatakan bahwa HIV dan AIDS ini memalukan. Sehingga saya mau sampaikan kepada saudara-saudari kita yang memang terinfeksi ataupun terdiagnosa dengan HIV dan AIDS, kami berharap untuk jangan lagi enggan untuk memeriksakan diri kemudian menjalani pengobatan,” sebut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiurmasari Elisabeth Saragih ketika berbicara dalam acara dialog di TVRI NTT, Selasa (22/11/2022).

Disebutkan Tiur Elisabeth Saragih, lantaran keengganan melakukan pemeriksaan maka masih banyak kasus HIV dan AIDS yang tersembunyi di masyarakat. “Banyak yang menyembunyikan diri dan menutup diri karena mungkin stigma di masyarakat,” katanya.

Ia menjelaskan, HIV dan AIDS adalah satu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistim kekebalan tubuh. Dan semakin dini mendeteksi diri maka semakin cepat pula dilakukan penanganan melalui pengobatan.

“Saat ini semua Puskesmas di Kota Kupang melayani konseling dan tes HIV. Tapi hanya 9 Puskesmas yang melayani obat Antiretroviral (ARV) yaitu Oesapa, Oebobo, Manutapen, Oepoi, Alak, Sikumana, Naioni, Pasir Panjang, dan Puskesmas Kupang Kota,” katanya.

Sekretaris KPA Kota Kupang, Yos Rera Beka saat itu mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS. Disebutkan, salah satu tujuan secara global, dimana ada  wacana global terkait dengan berakhirnya endemi HIV dan AIDS pada tahun 2030. “Oleh karena itu penting sekali upaya pencegahan yang kita lakukan bertujuan untuk mewujudkan ‘three zero atau tiga titik nol’.  Three zero itu  terwujud apabila tidak ada infeksi baru, tidak ada yang mati karena AIDS, dan tidak stiqma dan diskriminasi dari pada pasien itu sendiri,” sebut Rera Beka.

Rera Beka menyebutkan, terkait dengan jumlah kasus, dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2022 itu sekitar 1905 kasus. “Khusus tahun 2022 itu ada 122 kasus HIV dan AIDS dan ini ada peningkatan yang menurut kita cukup lumayan. Artinya dari 122 kasus itu dikategori dari remaja umur 15-19 tahun ada 5 kasus,” katanya.

Yos Rera Beka mengatakan, terjadinya jumlah peningkatan kasus ini adalah penyelewengan perilaku masyarakat.  “Harapan  kita  adalah bagaimana mengurangi angka ini, tetapi kembali lagi kepada perilaku masyarakat itu yang kita selalu sampaikan lewat sosialisasi dan edukasi kepada kelompok manapun. Kita harapkan ada pemahaman baik dan kesadaran masyarakat untuk bagaimana berperilaku, inikan penyelewengan perilaku sehingga terjadi hal-hal seperti itu,” ujar Rera Beka.*/)Adit Adu

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap