Golkar NTT Soroti Jauh Target dari Realisasi Visi Gubernur di Tahun ke Lima RPJMD

320
Juru bicara Fraksi Partai Golkar DPRD NTT, Jhon Oematan ketika menyampaikan Pendapat Akhis Fraksi Partai Golkar DPRD NTT atas RAPBD Tahun 2023 dalam sidang paripurna, Rabu (16/11/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM –  Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi NTT, dalam semangat kebersamaan, terus menyoroti kesenjangan antara target dan realisasi visi misi Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan wakilnya Josef A. Nae Soi.

“Fraksi Partai Golkar mengemukakan beberapa atensi sebagai bagian dari sikap politik bahwa perkembangan implementasi visi misi Gubernur ke dalam indikator kinerja dan capaian target-target tahunan RPJMD Perubahan 2018-2023, melihat adanya kesenjangan antara target dan realisasi,” sebut juru bicara Fraksi Partai Golkar DPRD NTT, Jhon Oematan Ketika menyampaikan Pendapat Akhis Fraksi Partai Golkar DPRD NTT atas RAPBD Tahun 2023 dalam sidang paripurna, Rabu (16/11/2022).

Paripurna tersebut dipimpin oleh Ketua DPRD NTT Emiliana J. Nomleni didampingi para Wakil Ketua diantaranya Dr. Inche Sayuna, Christian Mboeik, dan Aloysius Malo Ladi. Dari pemerintah provinsi hadir Wakil Gubernur NTT Josef A. Nae Soi, Plt. Sekda NTT Yohanna Lisapali dan para pimpinan OPD.

Disebutkan, kesenjangan antara target dan realisasi itu tampak antara lain pada angka kemiskinan yang masih tinggi, pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah, angka IPM yang terkebelakang, angka Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) yang semakin menurun, dan angka prevalensi stunting yang masih tertinggi, serta lainnya.

Berhadapan dengan fakta tersebut, Fraksi Golkar menyebut, memang harus dimahami dan diperkuat perencanaan strategis ke depan dengan Analisis SWOT yang mendalam, untuk memetakan dengan baik kekuatan dan kelemahan kita (faktor internal), dan peluang dan ancaman (faktor eksternal) dalam mendesain kebijakan pembangunan Daerah  NTT.

“Mengingat TA 2023 merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMD Perubahan  2018-2023, maka diharapkan Saudara Gubernur memberi perhatian terhadap pengelolaan pendapatan Daerah sebagai berikut; Mengintensifkan penerimaan obyek-obyek pendapatan Daerah dan mengelola belanja Daerah dengan cermat. Mendorong masuknya investasi ke Daerah NTT baik dengan investor baru maupun merealisasi MoU yang sudah dibuat dengan pihak ketiga. Untuk mendukung kelancaran investasi, Pemerintah Daerah perlu menyelesaikan persoalan tanah yang sering menghambat investasi,” sebut Jhon Oematan.

Selain itu, Gubernur diingatkan untuk membuat dasar hukum pungutan dan besaran kontribusi  pendapatan untuk PAD dari pengelolaan Taman Nasional Komodo,dengan mengacu pada urusan/kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. “Mengarahkan  Bank NTT agar deviden Bank tidak dipotong langsung menjadi penyertaan modal dari Pemerintah Daerah tahun berikutnya tetapi hendaknya disetor dulu ke kas Daerah sebagai penerimaan PAD tahun berjalan,” ujarnya.

Fraksi Partai Golkar yang kini dipimpin Hugo Rehi Kalembu dan H. Mohammad Ansor itu mendesak Gubernur Laiskodat untuk menata kembali tataniaga rumput laut agar pemasarannya lancar sehingga memberi keuntungan bagi masyarakat. “Hal ini penting untuk memecahkan masalah produksi yang meningkat sementara pemasarannya terkendala kemampuan pengusaha lokal untuk membelinya dengan harga yang layak. Produksi masyarakat yang cepat menghasilkan (quick yielding) hendaknya segera memberi pendapatan bagi masyarakat yang pada gilirannya memberikan kontribusi bagi Pendapatan Daerah,” katanya.

Partai Golkar juga menyebut, kebijakan dalam pembangunan infrastruktur jalan Provinsi, ditargetkan mencapai status kondisi jalan “mantap“ pada akhir tahun 2023. “Sementara hingga akhir tahun 2022, kita masih memiliki konstruksi jalan GO/GO plus yang perlu ditingkatkan sehingga tidak mendegradasi capaian kondisi jalan mantap pada akhir realisasi RPJMD 2018-2023,” ujarnya.

Ditambahkan, dalam upaya mencapai efek ganda manfaat jalan provinsi yang sudah dibangun dengan kondisi mantap, perlu diikuti dengan relokasi pemukiman masyarakat pada fasilitas sarana jalan yang telah di bangun. “Memang secara teori pembangunan, pemukiman akan menyongsong fasilitas namun dengan latar belakang sosial budaya masyarakat yang masih terbatas, perlu ditunjang dengan prasarana pemukiman dari program pemerintah,” katanya.

Fraksi Golkar membentangkan data historis menunjukkan capaian PAD ril makin menurun tiap tahun, dibandingkan dengan target RPJMD makin meningkat tiap tahun. “Jika target (RPJMD) yang semakin meningkat tentunya didasarkan pada potensi Daerah, maka masalahnya mungkin pada kapasitas manajemen yang perlu dibenahi sungguh-sungguh pada tahun anggaran  2023 agar pada akhir RPJMD, bisa mencapai target,” sebut jubir Jhon Oematan.

Berkaitan dengan penanganan dan pencegahan stunting, Fraksi Partai Golkar meminta atensi Saudara Gubernur pada beberapa hal diantaranya memantapkan sistem managemen satu data untuk menjamin validitas data konvergensi. “Menetapkan kebijakan mekanisme komando lapangan untuk peningkatan dan penguatan kapasitas proses konvergensi sesuai alur koordinasi; Memastikan ketepatan sasaran penanganan dan pencegahan stunting dimulai sejak awal kehamilan; dan melibatkan Pokja Stunting Penanganan dan Pencegahan Stunting di NTT sebagai counterpart  semua pemangku kepentingan,” sebutnya.

Selain itu, Gubernur diminta membentuk sistem monitoring dan evaluasi terpadu untuk memantau perkembangan capaian penurunan stunting, sehingga segera merespon secara dini hambatan dan masalah lapangan.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap