Komuniats Perempuan Berkebaya Gelar Edukasi lewat Cerita dari NTT di Jakarta

217
KOmunitas Perempuan Berkebaya ketika menggelar kegiatan edukasi di Anjungan Nusa Tenggara Timur di area Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, sabtu (29/10/2022). Foto: Dok.Yenny.

JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Komunitas Perempuan Berkebaya menggelar kegiatan edukasi bertajuk Cerita Dari Nusa Tenggara Timur. Kegiatan itu dilangsungkan di Anjungan Nusa Tenggara Timur di area Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, sabtu (29/10/2022).

Kegiatan inspiratif itu digelar sebagai salah satu dariĀ  rangkain kegiatan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke 8 Komunitas Perempuan Berkebaya yang puncaknya akan dilaksanakan pada bulan Desember mendatang.

Mengusung tema ā€œCerita dari Nusa Tenggara Timurā€, anggota komunitas dan tamu undangan diajak bersama-sama belajar mengenai tradisi dari NTT. Pasalnya, provinsi kepulauan itu terkenal dengan kekayaan alam, adat dan budaya, tenunan serta kuliner yang beragam. NTT adalah tempat dimana tradisi tenun telah dilakukan turun temurun bahkan sebelum abad keenam.

Para anggota komunitas dan para tamu undangan, termasuk undangan dari anggota koalisi tradisikebaya.id yang mana Komunitas Perempuan Berkebaya juga tergabung, ikut hadir dan belajar bersama.

Gusti Adi Tetiro, salah satu putra NTT di Jakarta menjelaskan, aneka tenunan dari 22 Kabupaten/Kota di NTT, masing-masing memiliki cirri khas tenun tersendiri. ā€œTradisi menenun adalah cara para perempuan NTT untuk menuliskan ceritanya,ā€ sebut Gusti Adi Tetiro dalam rilis yang diterima SelatanIndonesia.coim, Senin (31/10/2022).

Lia Natalia, salah satu pendiri dan juga koordinator Komunitas Perempuan Berkebaya menjelaskan, kebaya adalah salah satu symbol budaya, maka menjadi pintu masuk bagi komunitasnya untuk belajar kekayaan budaya Indonesia yang beragam. ā€œKali ini, kesempatan kami belajar budaya dan tradisi Nusa Tenggara Timur,ā€ ujar Lia Nathalia,

Salah satu designer fashion dari Kabupaten Sabu Raijua, Leni Apriani Keraba ketika tampil sebagai pembicara utama, menjelaskan dan memperkenalkan beragam jenis tenun Sabu dan Rote. Leni yang juga mantan atlet sepak takraw Nasional ini mengajarkan tips dan tricks penggunaan tenun baik bagi perempuan maupun laki-laki.

Antusiasme para tamu undangan dan anggota komunitas yang berasal dari berbagai latar belakang profesi ini menyemarakkan proses belajar mengenai tradisi NTT. Alunan alat musik tradisional dari Rote yaitu Sasando yang dimainka oleh Bertho Pah ikut menyemarakkan siang cerah di bawah naungan pohon lontar di pekarangan Anjungan NTT itu.

Setelah belajar tentang berbagai jenis kain tenun khas NTT, para tamu undangan disuguhi hidangan khas NTT. Aneka makanan sehari-hari masyarakat NTT disuguhkan untuk tamu undangan. Ada jagung bose, ikan teri berbumbu, lawar ikan, nasi kacang hijau, sayuran campuran daun dan bunga papaya tersaji dan dilahap para undangan yang hadir. Selain itu, para tamu juga disuguhkan dengan minuman dingin air gula Sabu yang disiapkan oleh anggota Komunitas Perempuan Berkebaya Yenny Bengu dan Novarina Mbolik.

Melengkapi belajar tradisi Nusa Tenggara Timur, ditampilkan pula tari-tarian rakyat seperti tarian Jaā€™i yang dipandu oleh Maximus Mana dari Anjungan NTT. Acara edukasi budaya ini merupakan kerjasama antara Komunitas Perempuan Berkebaya, Anjungan Nusa Tenggara Timur dan tradisikebaya.id. Seluruh rangkaian acara dipandu oleh salah satu pendiri Komunitas Perempuan Berkebaya, Tuti Marlina.

“Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dan khsusunya Ibu Natalia Eny Pudjiastuti selaku Kepala Anjunga NTT di TMII,” sebut salah satu anggota Komunitas Perempuan Berkebaya Yenny Bengu.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap