Ratu Wulla Gandeng Pelajar dan Masyarakat Lawan Stunting untuk Masa Depan Bangsa

55
Ny. Ratu Wulla, anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai NasDem dalam lanjutan Gelaran Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di SMKN 2 Kota Tambolaka. Desa Weepangali, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Sabtu (8/10/2022). Foto: RWTCenter/Ger

TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Politisi Senayan dari Partai NasDem, Ny. Ratu Ngadu Bonnu Wulla,ST kini menggandeng para pelajar SMK 2 Kota Tambolaka untuk sama-sama bekerja melawan stunting. Tak hanya itu, ia juga mengajak seluruh masyarakat di Weepangali Kabupaten Sumba Barat Daya untuk bergandengan tangan bersama pemerintah mendukung upaya percepatan penurunan stunting.

“Sangat penting kita kerja kolaboratif dengan semua elemen untuk memastikan bahwa masa depan anak-anak bangsa di wilayah ini bisa lebih cerah dan bebas stunting,” sebut Ratu Wulla, anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai NasDem dalam lanjutan Gelaran Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di SMKN 2 Kota Tambolaka. Desa Weepangali, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Sabtu (8/10/2022). Kegiatan itu dilakukan bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI yaitu BKKBN Provinsi NTT.

Ratu Wulla menjelaskan, stunting merupakan kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. “Kondisi ini tentunya sangat merugikan dari segi kesehatan dan pertumbuhan anak-anak,” katanya.

Menurut dia, persoalan stunting dapat diputus mata rantainya sejak masa kehamilan ketika janin dalam kandungan dengan cara memberikan pemenuhan akan kebutuhan zat gizi pada ibu hamil.

Ia mengatakan, saranan sosialisasi stunting dilakukan di sekolah-sekolah karena calon-calon ibu hamil ada di sekolah. Menurutnya, sebenarnya tidak terlepas dari riwayat kehidupan sebelumnya saat menjadi remaja putri. “Para remaja putri sekalian yang ada disini kedepannya pasti akan memasuki periode berumah tangga atau pra nikah. Juga akan menjalani periode kehamilan, sehingga status gizi remaja putri atau pra nikah saat ini memiliki kontribusi besar pada kesehatan dan keselamatan kehamilan dan kelahiran, ketika teman-teman remaja putri ini menjadi ibu.” ujarnya.

Ratu Wula yang pernah meraih penghargaan sebagai Bunda PAUD Teladan Nasional Tahun 2016 mengatakan, pada saat periode kehamilan, dimanan bayi masih dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun selama periode tersebut terjadi pembentukan sel otak hingga 70%. “Sehingga jika anak mengalami gangguan saat pertumbuhan maka proses pembentukan sel otak juga akan mengalami gangguan dan hal tersebut mempengaruhi kualitas perkembangan intelegensia (IQ) pada anak,” jelasnya.

Tidak hanya itu, anggota DPR RI Perempuan satu-satunya dari Pulau Sumba ini menambahkan, stunting juga menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi  terhambat dan berpengaruh pada penurunan fungsi kognitif (mentalitas) anak. Serta fungsi kekebalan tubuh anak hingga dewasa mempunyai resiko terkena penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi dan obesitas atau kelebihan berat badan.

Ratu Wulla memaparkan point penting terkait pencegahan stunting, bahwa stunting tidak hanya memiliki dampak pada kondisi fisik yang pendek. Tetapi, stunting juga memberi pengaruh besar pada kecerdasan atau aspek intelegensi untuk berprestasi saat anak sudah memasuki jenjang Pendidikan.

“Ini yang menjadikan stunting sangat bahaya bagi masa depan anak bangsa. Makanya, saat ini pemerintah dan Komisi IX DPR RI memberi perhatian sangat besar kepada upaya memerangi stunting. Salah satunya gencar menugaaskan BKKBN dan semua elemen terkait juga masyarakat untuk mendukung upaya percepatan prevalensi stunting Nasional guna menghindarkan anak bangsa dari resiko stunting,” jelasnya.*/)RWTCenter/Ger

Editor: Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap