Oleh Frans Sarong*
Tiga pekan lagi, atau persisnya, Kamis (20/10/2022), Partai Golkar genap berusia 58 tahun. Mengutip arahan DPP, Golkar se-Tanah Air setidaknya akan menandainya dengan tiga ageda kegiatan utama. Pertama, jalan sehat pada Minggu (16/10) pagi, yang melibatkan 2 juta peserta. Angka dua juta itu diharapkan bakal memecah rekor muri jumlah peserta jalan sehat di Indonesia.
Agenda kegiatan kedua adalah konsolidasi tingkat nasional yang diawali bimtek pada hari H (20/10). Lalu, dilanjutkan rangkaian acara ketiga yang merupakan puncak perayaan pada Jumat (21/10) di Jakarta.
Tidak hanya berpatokan pada tiga agenda kegiatan sesuai arahan DPP. Perayaan HUT 58 tahun Golkar di berbagai daerah dipastikan masih dengan rangkaian kegiatan lain. Sebut misalnya di Nusa Tenggara Timur. Ketua DPD Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena menyelipkan kegiatan konsolidasi partai berbasis dapil provinsi. Itu berarti konsolidasi level provinsi itu akan menggelar kegiatan di delapan titik, mengikuti jumlah dapilnya.
“Bagi Golkar NTT, HUT 58 tahun Golkar tahun ini tidak hanya terus berupaya menyemarakkan corak kuning di tengah masyarakat. HUT ini juga harus menjadi momentum istimewa mensosialisasikan Pak Airlangga Hartarto sebagai capres 2024,” tegas Melki Laka Lena yang juga Wakil Ketua Komisi IX DPR RI.
Di NTT ada dua dapil yang cakupan kabupaten/kotanya tunggal, yakni Kota Kupang (dapil 1) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan atau TTS (dapil 8). Enam dapil lainnya dengan cakupan tiga sampai empat kabupaten. Titik konsolidasi di enam dapil ini ditentukan berdasarkan kesepakatan seluruh DPD 2 Golkar dalam dapil bersangkutan. Sebagai contoh dapil 2: Kabupaen Kupang, Rote Ndao dan Sabu Raijua, kegiatan konsolidasinya akan dipusatkan di Kabuaten Kupang. Contoh lain di dapil 7: Timor Tengah Utara, Belu dan Malaka, kegiatan konsolidasinya di pusatkan di TTU.
Selain jalan sehat sebagai agenda nasional (DPP) dan konsolidasi dapil basis provinsi, masih banyak lagi agenda kegiatan menyemarakkan HUT 58 tahun Golkar di berbagai kabupaten/kota di NTT. Sebagai misal di Kabupaten Sabu Raijua akan menandainya antara lain dengan penanaman 1000 anakan beringin. Turnamen atau pertandingan sepak bola di TTU, Kabupaten Kupang dan Manggarai. Masih banyak agenda kegiatan lain seperti donor darah, bersih pantai, kunjungan ke panti asuhan dan lainnya.
Tunggu deklarasi capres
Agaknya tak lengkap jika momentum 58 tahun Partai Golkar hanya dimeriahkan dengan berbagai kegatan tersebut. Mengutip survei Litbang Kompas, Mei 2022, mayoritas publik di Tanah Air kini berharap dan menunggu deklarasi capres/cawapres pada tahun ini juga!
Kelir kuning Golkar selalu lengket dengan jargonnya: “Suara Rakyat, Suara Golkar!” Perayaan 58 tahun Golkar tahun ini dalam radius rapat atau hanya sekitar 16 bulan atau setahun dan empat bulan menjelang kontetasi pemilu: pilpres dan pileg, yang gelarannya dijadwalkan secara serentak pada Rabu, 14 Februari 2024.
Menyongsong kontestasi pemilu 2024, publik mencatat Golkar bersama PAN dan PPP sudah lebih awal mengambil langkah maju: membentuk koalisi yang dibaptis bernama KIB alias Koalisi Indonesia Bersatu. Koalisi ini (KIB) secara resmi telah dideklarasikan di Jakarta pada Sabtu, 6 Juni 2022. Publik juga mencatat, mengikuti jejak KIB, dua partai: Gerindra dan PKB pun telah membentuk koalisi sendiri dan didekalrasikan pada Sabtu, 13 Agustus 2022.
Mengutip Kompas (29/9/2022), langkah Golkar bersama PAN dan PPP membentuk koalisi KIB lebih awal, sejatinya linear dengan harapan mayotitas publik di negeri ini. Patokan kuatnya adalah survei opini atau jajak pendapat Litbang Kompas pada Mei 2022. Rekaman survei itu antara lain menyebutkan, 75,1 persen responden setuju dengan langkah langkah kalangan elite partai menjalin komunikasi politik antar-mereka sebagai upaya menggapai titik temu menyongsong kontestasi pemilu 2024.
Survei yang sama bahkan menyebutkan, mayoritas atau 80,5 persen responden berharap bangunan koalisi parpol agar dibentuk lebih awal. Lalu pada saat yang sama pula, mayoritas publik pun berharap agar pasangan capres/cawapres bisa langsung mengerucut dan didekalarasikan pada tahun 2022 ini. Harapan itu menjadi aspirasi dari 72,6 persen reponden.
Berpatokan pada survei ini, setidaknya Golkar bersama PAN dan PPP sudah merespos harapan puplik, namun baru separuh, yakni masih sebatas pembentukan koalisi bernama KIB. Yang masih menggantung dan ditunggu adalah kepastian pasangan capres – cawapres usungan KIB yang diharapkan segera mengerucut setidaknya tiga bulan ke depan dalam tahun 2022 ini, sesuai harapan mayoritas responden.
Harapan yang masih menggantung akan mengerucutnya capres/cawapres, barangkali dimungkinkan karena masih dihadapkan pada situasi dilematis, antara memilih kader partai atau sosok non-partai namun berelektabilitas tinggi. Jika situasi ini menjadi titik soalnya, maka catatan hasil survei opini yang sama layak menjadi masukan untuk mempertimbangkan solusinya.
Ternyata hanya 20,8 persen rensponden yang berharap agar sosok capres berelektabilitas tinggi, meskipun yang bersangkutan bukan kader partainya. Dukungan tertinggi responden, yakni menyentuh 38,8 persen, justru bagi capres yang adalah kader partai, tapi juga berelektabilitas mumpuni. Namun di luar itu, ternyata 30,8 persen responden yang berharap sosok capres agar mengutamakan kader partai sendiri, meskipun tingkat keterpilihannya masih rendah.
Catatan ini adalah kajian rasional yang layak dijadikan pijakan bagi keluarga besar Golkar di Tanah Air untuk tetap teguh bersama Airlangga Hartarto atau AH sebagai capres 2024. Sebagai Ketua Umum Partai Golkar, AH saat ini adalah capres berotoritas. Adalah tugas keluarga besar Partai Golkar untuk terus mensosilaisasikan AH hingga pada saatnya sosok AH tak hanya menjadi capres berotoritas, tapi juga berelektabilitas mumpuni!
Bukan tak mungkin akan menjadi deru menggelegar dan berbonus elektoral, jika perayaan 58 tahun Partai Golkar sekalian menjadi momentum mendeklarasikan pasangan capres/cawapresnya. Dengan demikian, sekalian bermakna tidak membiarkan aspirasi publik terkait capres/cawapres dideklarasikan tahun ini, tak hanya bertepuk sebelah tangan.*(Wakil Ketua Bidang MPO/Ketua Bapilu Golkar NTT)