Chris Mboeik: Belajarlah dari Suporter Persebata Lomblen Mania

299
Ketua Asprov PSSI NTT, Chris Mboeik ketika berbicara dalam penutupan Liga 3 El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXI di Gelora 99 Kabupaten Lembata, Kamis (29/9/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

LEWOLEBA,SELATANINDONESIA.COM – Perhelatan akbar sepak bola paling bergengsi di NTT El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXI di Gelora 99 Lembata telah usai. Laga final turnamen tersebut mempertemukan Perse Ende dengan tuan rumah Persebata Lembata dengan hasil dramatis. Perse Ende berhasil memboyong piala ETMC setelah menang adu pinalti.

Puluhan ribuan penonton menyaksikan langsung turnamen itu di Gelora 99 Lembata. Tidak saja di tirbun utama yang dipadati suporter Persebata dan Tim Rore dari Perse Ende sejak jam 10 pagi. Juga sekeliling lapangan dipadati penonton yang didominasi pendukung Persebata Lembata. Bahkan sampai di tebing-tebing yang dijuluki “kebun nene”. Juga ada penonton yang nekat memanjat pohon untuk menyaksikan langsung laga final antara Perse Ende dan Persebata Lembata.

Meski puluhan ribu penonton itu didominasi oleh pendukung Persebata Lembata, namun keamanan dan kenyamanan pertandingan berjalan sangat tertib. Para Lomblen mania dengan setia memberikan dukungan kepada Persebata dengan yel-yel serta dentuman drum serta gong.

Sepanjang pertandingan berlangsung, para Lomblen mania tidak pernah berhenti mengumandangkan yel-yel dengan syair penuh pesan kedamaian. Bahkan ketika tim Persebata pada posisi kalahpun, Lomblen mani terus bersemangat memberikan dukungan.

Semangat dukungan dari Lomblen mania memberikan inspirasi bagi seluruh pencinta bola di NTT bahkan di seluruh Indonesia. “Para pencinta bola yang menjadi suporter tim agar belajar dari Lomblen mania. Luar biasa, saya salut dan bangga untuk Lomblen mania. Ini patut menjadi contoh bagi tuan rumah ETMC di Rote Ndao tahun depan dan Kabupaten lainnya di NTT. Juga untuk menjadi contoh dalam seluruh turnaman sepak bola lainnya di NTT,” sebut ketua Asprov PSSI NTT, Chris Mboeik kepada SelatanIndonesia.com di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Jumat (30/9/2022).

Chris Mboeik mengtakan, semangat juang para pendukung Persebata mengingatkannya pada suporter Chelsea ketika berhadapan dengan Ajax pada Liga Champions, Rabu (6/11/2019) silam. Berlaga di Stamford Bridge, saat itu Chelsea tertinggal 1-4 terlebih dahulu. ”Tatapi suportenrnya menyanyi sepanjang pertandingan meskipun kalah. Akhirnya Chelsea mampu menyamakan kedudukan 4-4. Ajakx pake kostum merah dan Chelsea dengan warna biru persis seperti Perse Ende dengan Persebata. Yang menarik adalah sepanjang pertandingan mereka menyanyikan yel-yel tidak putus-putus. Satu orang angkat nada, yang lain satu stadion tau semua lagunya. Persis seperti supporter Persebata,” ujar Chris Mboeik.

Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT ini mengatakan, tampilan supporter Persebata ini mesti jadi budaya dan kebiasaan seluruh masyarakat NTT dalam ajang sepakbola. “Meski Persebata kalah ketika bertanding, Lomblen mania terus memberikan semangat tanpa ada kericuhan. Bahkan dari syair-syairnya sangat memberikan pesan damai dan sportifitas. Ini model suporter tuan rumah yang luar biasa, harus jadi contoh,” sebut politisi NasDem ini.

Untuk diketahui, tim Perse Ende akhirnya mematahkan mitos tuan rumah sebagai juara El Tari Memorial Cup (ETMC). Selama enam kali berturut-turut tuan rumah selalu menjadi juara kompetisi sepak bola paling bergengsi di NTT itu.

Perse Ende menjadi juara satu ETMC XXXI setelah drama adu pinalti dengan skor 3-2. Sebelumnya, setelah skor imbang 2-2 sejak babak 2×45 menit hingga tambahan waktu 2×15 menit.

“Kemenangan Perse Ende matahkan mitos bahwa tuan rumah harus menjadi pemenang,” sebut Sekretaris KONI NTT Lambertus Ara Tukan kepada SelatanIndonesia.com usai laga final Perse Ende berhadapan dengan Tim Tuan Rumah Persebata Lembata di Gelora 99 Lembata, Kamis (29/9/2022) petang.

Ara Tukan mengatakan, sepanjang perhelatan ETMC enam tahun terakhir, tuan rumah selalu menjadi juara. “Tanpa mengabaikan turnamen sebelum-sebelumnya, sejak tahun 2010 Kota Kupang menjadi tuan rumah dan PSKK Kota Kupang juara satu. Berturut-turut selanjutnya tahun 2011 di Kabupaten Sumba Barat Daya mereka juara satu. Ketiga pada tahu 2013 Manggarai Barat menjadi tuan rumah dan menjadi juara satu. Keempat 2015 di Sikka dan Persami jadi juara satu. Seterusnya saat 2017 di Ende, mereka juga menjadi juara satu. Terakhir tahun 2019 di Malaka, laskar Manu Meo Malaka juga menjadi juara satu,” sebut Ara Tukan.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap