ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – Hamparan pasir putih yang membentang serta cadas hitam berdiri kokoh membuat pesona pantai Ina Burak di Desa Nihaone, Kecamatan Ile Boleng, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur makin indah. Sabtu (10/9/2022) siang, seluruh Kepala Desa dan Camat se Kabupaten Flores Timur berkumpul di tepi pantai itu untuk menggelar rapat kerja bersama Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Gubernur didampingi isterinya yang juga anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem disambut meriah oleh warga Nihaone. Gubernur Laiskodat terpukau dengan indahnya Pantai Ina Burak. “Sebenarnya kalau rapat di pantai wisata seperti ini saya inginnya bermalam di pantai saja, tidak perlu pulang ke Larantuka. Tempat bagus begini sebaiknya Gubernur tidur disini saja, indah sekali pantai Ina Burak,” sebut Gubernur Laiskodat mengawali pidatonya.
Gubernur Laiskodat mengatakan, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan kepada seluruh Gubernur bahwa tahun depan dunia akan kelaparan. Presiden tidak ingin di seluruh Indonesia terjadi kelaparan juga lantaran ketidakmampuan dalam mengelola potensi dan sumber daya yang ada di NTT.
“Karena itu perintah Presiden adalah mempersiapkan pangan secara baik dan terfokus, untuk memastikan saat krisis pangan dunia itu datang, kita Indonesia akan baik-baik saja. Hari ini dan beberapa waktu terakhir ini saya sengaja bicara dengan seluruh Bupati, Forkopimda, SKPD, Camat, Lurah dan seluruh Kepala Desa agar kita mampu lakukan kolaborasi untuk menghadapi ancaman krisi pangan,” sebutnya.
Ia menjelaskan, Perintah bapak Presiden adalah memastikan berapa banyak hektar lahan di daerah yang perlu ditanam Sorgum dan Jagung serta perintah tambahan Gubernur NTT adalah Kelor. “Benih dan pupuk disiapkan Pemerintah, lahan masyarakat yang siapkan. Selain Sumba, saya ingin kabupaten utama penggerak sorgum itu adalah Flores Timur karena sorgum bukan hal baru bagi masyarakat di Flores Timur. Nanti akan dirumuskan bersama-sama Kadis Pertanian Provinsi NTT Lecky F. Koli dan Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho,” sebut Gubernur Laiskodat.
Selain itu, perintah Presiden yang kedua adalah Jagung. Pasalnya, Indonesia masih tergantung dari impor jagung, sedangkan tahun depan semua negara tidak akan mengekspor jagung mereka lagi, karena memasuki krisis pangan dunia.
“Perintah tambahan dari Gubernur NTT adalah Kelor. Bapak Presiden akan mengumumkan untuk mempergunakan kelor bagi ibu hamil dan menyusui di seluruh Indonesia, dan kita saat ini belum mampu untuk menyuplai kebutuhan negara ini. Karena itu saya ingin Adonara, Solor dan Flores Timur daratan menjadi sentra utama pemasok kelor kedepannya. Saya tahu dari dulu terbiasa dengan Merungge atau Motong. Dari dulu hanya untuk makan, sekarang kita pakai motong untuk berdagang motong. Banyak orang yang kaya dengan motong,” tegasnya.
Gubernur Laiskodat mengatakan, seminggu setelah pertemuan dan Rakor bersama para Kepala Desa se Flores Timur itu, ia sudah mendapatkan laporan perencanaan teknis lengkap berapa banyak lahan yang termanage dengan baik yang disiapkan. Juga berapa banyak pupuk dan benih yang dibutuhkan. Serta berapa banyak penduduk miskin yang dilibatkan dalam program pengembangan Sorgum, Jagung, dan Kelor.
“Ini sebagai ucapan terimakasih kita atas perhatian yang begitu besar dari Bapak Presiden. Apalagi Bapak Presiden peranh datang di Flores Timur, maka tahun depan di Flores Timur minimal sudah dilaksanakan panen Jagung dengan luas 15.000 Ha, Sorgum 15.000 Ha dan Kelor 100.000 Ha, karena kelor dimanapun bisa tumbuh. Jadi kita siapkan semua dengan baik dan kita kerjakan itu teratur dan terorganisir dengan baik. Dan jika program penanaman kelor sudah berjalan dengan baik, agar diinformasikan supaya kita menyiapkan rumah pengering dan mesin pengelola kelor menjadi tepung, sehingga dapat dijual dengan baik,” ujar Gubernur Laiskodat disambut meriah para Kepala Desa dan Camat.
Kepala Desa Kolilanang, Ferdy B Bain yang berkesempatan berdialog dengan Gubernur Laiskodat menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan jagung, sorgum dan kelor. Bahkan disebutkan Kades Kolilanang bahwa, wilayah Koli selama ini sudah mengembangkan sorgum namun yang menjadi kendala adalah setelah panen, para petani mengalami kesulitan untuk pemasaran. Seketika Gubernur Laiskodat mengatakan bahwa, mulai saat ini hasil panen sorgum dari petani tidak lagi ada persoalan tentang pasar. “Sudah disiapkan pembelinya, tidak ada soal tentang pasar,” tegas Gubernur Laiskodat.
Kepala Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Hery Aran mengatakan bahwa di desanya tekah tersedia lahan seluas 450 Hektar yang sudah tersertifikat dan dipastikan ada 300 Hektar lahan yang siap digarap untuk menanam jagung. “Kami butuh pengadaan air berupa embung-embung agar ketersediaan air tetap terjaga,” katanya.
Para Kepala Desa di Kabupaten Flores Timur menyatakan kesiapannya untuk menindalanjuti arahan Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan tanaman jagung, sorgum dan kelor untuk ketersediaan ketahanan pangan.
Kunjungan Gubernur Laiskodat kali ini diawali dari Kabupaten Lembata sejak Jumat (9/9/2022) dilanjutkan ke Adonara Flores Timur, seterusnya ke Kabupaten Sikka dan berakhir di Kabupaten Ende. Selain didampingi isterinya Ny. Julie Sutrsino Laiskodat, Gubernur Laiskodat didampingi Penjabat Bupati Flotim Doris Alexander Rihi, para staf khusus dan staf ahli diantaranya Prof. Daniel Kamoe, Thony Djogo, dr. Stef Bria Seran, H. Anwar Pua Geno, dan Pius Rengka serta dr. Mese Ataupah. Juga Dirut bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, serta sejumlah Anggota DPRD NTT diantaranya Alex Ofong, Ana Waha Kolin dan Bonny Jebarus.
Didampingi pula para pimpinan OPD Provinsi NTT diantaranya Kadis PUPR Maksi Nenabu, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Lecky F. Koli, Kadis Perindag Nazir Abdullah, Plt. Kadis Kelautan dan Perikanan Any Boro, Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Dr. Lery Rupidara, Kepala Badan Aset dan Pendapatan Alex Lubalu, serta Kepala Biro Adiminstrasi Pimpinan Pricilia Parera.***Laurens Leba Tukan