“Nadi” yang Putus di Jalur Oebufu-Liliba-Naimata Jadi Topik Serius Penjabat Wali Kota dan Media

412
Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh ketika menggelar Coffee Morning dengan media di Suba Suka Resto, Jumat (26/8/2022). Salah satu topik yang serius dibahas adalah jalur jalan yang putus yang menghubungkan Oebufu-Liliba-Naimata dan Penfui.

KOTAKUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Yus Petan (46 tahun) mengibas-ngibas tumpukan daging babi di atas lapak kayu jualannya. Sebagian usus daging babi diikat bergelantungan di lapak jualan darurat yang dibuat asal jadi dari seng bekas di pinggir jalur jalan Oebufu-Liliba-Naimata dan Penfui.

Jalur jalan tersebut bagi Yus Petan dan belasan warga lainnya yang saban hari berjualan di area itu sebagai “nadi” menggantungkan hidup keluarga. Namun, sejak dihantam badai seroja awal April 2021 silam, jalur tersebut tidak bisa dilalui dengan leluasa. Hanya kendaraan roda dua yang bisa melintasi jalan tersebut kendati harus melewati jalan alternatif yang sempit di antara himpitan pemukiman padat penduduk.

“Omset penjualan daging babi kami menurun drastis tidak seperti dulu sebelum jalan itu putus. Pendapatan kami jatuh, daging yang kami jual tidak laku karena tidak ada kendaraan roda empat yang lewat di sini lagi. Beda kalau dulu sebelum jalan putus. Dalam satu hari kami bisa potong 2-3 ekor babi. Sekarang satu ekor saja tidak bisa dijual sampai habis,” sebut Yus Petan, penjual daging babi di jalur Oebufu-Liliba yang ditemui SelatanIndonesia.com, Sabtu (26/8/2022).

Kegelisahan Yus Petan sama persisi dengan para pedagang daging babi lainnya yang bertahun-tahun menggantungkan hidup di jalur tersebut.

Macet di Jembatan Liliba

Putusanya “nadi” di jalur tersebut berdampak pula pada arus lalu lintas di sepanjang jalan di Jembatan Liliba, Kota Kupang pada waktu-waktu tertentu.

Di pagi hari sekitar Pkl 06.30 hingga 09.00 Wita arus kendaraan begitu padat baik dari arah Timur menuju Bundaran Tirosa maupun dari arah Barat menuju Penfui. Kemacetan yang sulit terurai juga terjadi pada sore hari Pkl 16.00 Wita sampai malam hari sekitar Pkl 19.00 Wita.

Salah satu faktor penyebab kemacetan di jalur tersebut, lantaran jalan alternatif dari Oebufu menuju Liliba, Naimata dan Penfui hingga kini masih belum bisa dilalui setelah dihantam badai seroja pada awal April 2021 silam.

Jalur jalan Oebufu-Liliba-Naimata-Penfui saat ini sedang dikerjakan yang didahului dengan pengerjaan talud. “Sementara dikerjakan,” jawab Sekretaris Dinas PUPR Kota Kupang, Maxi Dethan ketika ditanya Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh dalam acara Coffee Morning dengan media di Suba Suka Restorant, Jumat (26/8/2022).

Mendengar penjelasan Sekretaris Dinas PUPR Kota Kupang, Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjo menegaskan segera melihat langsung pengerjaan jalan tersebut. “Nanti sebentar kita pergi lihat,” tegas George Hadjoh.

George Hadjoh juga sepakat bahwa lantaran jalur jalan tersebut tidak dikerjakan membawa dampak buruk pada perekonomian warga sekitar jalur tersebut yang kesehariannya menjual daging babi. “Saya juga setuju bahwa dampak yang terjadi karena jalur jalan itu belum dikerjakan sehingga membuat para pedagang daging babi akhirnya berjualan di depan Stikes Liliba, dan itu kurang bagus. Memang sangat mengganggu kehidupan mereka karena pendapatan mereka dari julan daging, sehingga harus segera diperhatikan,” sebut George Hadjoh.

Tentang kemacetan di jalur Jembatan Liliba, George Hadjoh mengatakan, pihaknya telah menelusuri progress jembatan kembar Liliba yang bakal dibangun tahun 2023. “Sekarang sedang dilakukan review terhadap DED yang dibuat sejak tahun 2014. Saya sudah tanya ke Bapplitbangda Provinsi NTT dan akan dikerjakan tahun depan. Kalau sudah dikerjakan tahun depan maka jalur tersebut tidak akan macet lagi,” sebut Gerge Hadjoh.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap