Gubernur Laiskodat: Kita Semua adalah Pariwisata

254
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat memberikan kuliah umum kepada 2.053 mahasiswa baru Universitas Timor (Unimor), Jumat (19/8/2022) di Kampus Unimor, Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Foto: Biro Apim/Robertus Djehatu

KEFAMENANU,SELATANINDONESIA.COM – Pariwisata tidak hanya bicara soal sebuah objek atau destinasi wisata saja. Tetapi pariwisata mencakup semua hal termasuk kepribadian seseorang dan itu harus dimulai dari diri sendiri.

“Bagaimana kepribadian/attitude yang baik pada kita, kita gunakan untuk membangun relasi yang elok dengan sesama, nah sebenarnya itu juga menjadi konsep dasar dari pariwisata,” sebut Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat memberikan kuliah umum kepada 2.053 mahasiswa baru Universitas Timor (Unimor), Jumat (19/8/2022) di Kampus Unimor, Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Gubernur Laiskodat meneyebut, semua orang adalah pariwisata, ketika siapapun mampu berinteraksi harmonis dengan sesama, menunjukkan bahasa tubuh termasuk gaya bicara yang sopan, menarik namun rasional. Kuliah Umum Gubernur Laiskodat itu dengan materi Implementasi Merdeka Belajar dalam rangka Pengembangan Pariwisata dan Peningkatan Ekonomi di Kawasan Perbatasan.

Gubernur Laiskodat yang hadir bersama Staf Khususnya  Prof. Willi Toisuta, Ph.D dan Prof. Daniel Kameo, Ph.D serta sejumlah Pimpinan OPD menekankan tentang betapa pentingnya sesorang yang mengenyam pendidikan tinggi harus mampu mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya, melalui otak untuk berpikir cerdas yang merupakan anugerah dari Tuhan kepada setiap manusia.

“Saya merasa bertanggung jawab sebagai seorang pemimpin untuk bagaimana mengajak semua komponen masyarakat, termasuk didalamnya seluruh Civitas Akademika Unimor di Tanah Timor ini. Kita yang hidup di Pulau Timor ini, sebenarnya harus bangga, karena keunikan yang dimiliki pulau ini. Pulau Timor dengan luas kawasan yang kecil dan jumlah penduduk yang terbatas, tetapi terdapat dua negara di dalam pulau ini. Ini adalah sebuah pulau yang unik dan satu-satunya di dunia yang memiliki karakteristik ini,” sebutnya.

Dikatakan Gubernur Laiskodat, ada sejumlah orang yang hidup di pulau ini, yang dikarunia otak cerdas untuk berpikir, tetapi otak itu harus mampu membuat perubahan radikal di pulau ini. “Nah, perubahan di Pulau Timor ini harus dimulai dari Universitas Timor, karena memilih nama Timor, itu konsekuensinya berat. Itu berarti harus bisa memberi perubahan besar bagi masyarakat dan daerah di pulau ini. Lembaga Pendidikan Tinggi ini harus mampu menghasilkan manusia yang tidak saja cerdas intelektualnya, tetapi harus memiliki keterampilan mumpuni, sehingga mampu menjadi pionir dalam merubah Pulau Timor ini menjadi lebih baik,” katanya.

Menurut Gubernur Laiskodat, pulau Timor ini tidak boleh menjadi daerah yang tertinggal dan miskin, tetapi harus menjadi daerah yang maju, karena kaya SDA dan SDMnya untuk dikembangkan bagi kesejahteraan masyarakatnya. “Apalagi letak Kabupaten TTU yang berbatasan dengan RDTL, ini menjadi peluang strategis untuk memajukan pulau ini,” tegasnya.

Salah satu pendiri partai NasDem ini mengatakan, Pulau Timor ini ada begitu banyak kekayaan alam yang sangat eksotik dan prospektif yang dapat dikelola dan  dikembangkan untuk kemakmuran masyarakatnya.

“Salah satu inspirasi saya hadir disini, karena beratnya tanggung jawab universitas ini yang memikul nama “Timor”, yang berarti mengharuskan para mahasiswanya  mengetahui dan mengenal betul daratan Pulau Timor dengan berbagai potensi yang dimilikinya.Setiap kita lahir dengan 100 miliar saraf otak, jadi semuanya mendapat kesempatan berpikir dan bertindak yang sama atau merata. Hal ini sepantasnya dipadu dengan peran pengajar yang krusial. Seorang pengajar bisa menjadi pembawa musibah yang luar biasa tetapi bisa menjadi pembawa manfaat yang luar biasa. Manusia mempunyai otak yang terbagi menjadi dua : Purba dan Modern. Semakin seseorang menghabiskan waktunya dengan belajar, maka semakin banyak input yang ia dapatkan. Hal ini setara dengan menyambungkan 100 miliar saraf otak, yang awalnya berdiri sendiri-sendiri menjadi satu kesatuan. Kita semua mempunyai potensi yang sama, kita mampu untuk membuat dunia tercengang dengan apa yang kita miliki. Yang penting kita sadar diri, dengan mencintai dan melestarikan apa yang Tuhan telah anugerahkan bagi masyarakat dan tanah Timor ini”, urai Gubernur Viktor penuh semangat.

Mantan Anggota DPR RI ini juga mengatakan bahwa TTU diberikan program yang luar biasa, sebuah program sedang disiapkan dengan tujuan untuk mewujudkan Free Trade Zone atau zona bebas dagang di wilayah perbatasan antara Wini dan Oekusi. Pulau Timor mempunyai potensi perkembangan paling cepat, sebab seluruh perdagangan antar negara Republik Indonesia yang dikenai kuota dari negara manapun, akan melewati pintu perbatasan zona bebas dagang. Hal ini dikarenakan Timor Leste merupakan negara yang termasuk status Under Developing Country, yang memerlukan bantuan dari negara – negara maju lainnya untuk berkembang.

“Akan ada kota yang besar, yang mempunyai pola perdagangan antar negara, perkembangan ekonomi senilai 50 Triliun, dengan perkiraan waktu 8 tahun dari sekarang, dan diharapkan berkembang dengan pesat, dan akan dimulai pada tahun 2023 nanti”, jelas Gubernur Viktor.

Doktor Pariwisata Jebolan UKSW ini juga mengatakan bahwa pola perdagangan antar negara tidak terlepas dari adanya proses akulturasi, salah satunya dalam hal bahasa. “Dengan pola perdagangan tersebut menjadi stimulus untuk Unimor dapat mempelajari dan menerapkan komunikasi dalam bahasa asing, sebagaimana pendatang atau pendagang asing pun nanti akan mempelajari bahasa Timor. Sederhananya dan secara sadar, terjadilah sebuah pertukaran pola komunikasi maupun budaya yang bisa membawa dampak besar untuk perkembangan Pulau Timor SDMnya. Oleh karena itu, penting untuk kita keluar dari zona nyaman kita (semisal bahasa ibu kita) dan mempelajari hal baru, seperti mempelajari dan mempraktikkan berbicara bahasa asing seperti Bahasa Inggris. ah Putera-puteri Timor yang dididik di kampus ini, harusnya tidak saja bangga kuliah disini, tetapi kebanggaan itu harus ditunjukkan dengan penguasaan iptek yang tinggi dalam konsep Merdeka Belajar. Kalian memiliki otak yang cerdas, kalian pasti dapat menjadi manusia kreatif yang maju dan kompetitif untuk meraih peluang besar ini. Coba tadi saya ajak kita nyanyikan bersama lagu Flobamora, pada liriknya bilang begini : Anak Timor Main Sasando, dan Bernyanyi Bolelebo. Lirik ini membuktikan bahwa sebenarnya putera puteri Timor adalah putera-puteri cerdas dan punya kemampuan tinggi untuk maju, dan ini menjadi aset berharga, yang harus terus dipacu, sehingga cepat maju dan selalu berada di garda terdepan, khususnya dalam menghasilkan ide-ide cemerlang di kawasan perbatasan RI – RDTL”, jelas Politisi Partai Nasdem ini.

Putera Semau ini juga menambahkan bahwa semua yang mendiami Pulau Timor ini, harus bertanggung jawab untuk menerapkan identitas diri sebagai intelektual yang paham betul akan keberadaan dan potensi yang ada di Pulau Timor.

“Ada 10.031 mahasiswa aktif di Unimor menjadi modal utama untuk kita bergerak sama dengan cepat, menghasilkan kerja-kerja luar biasa menjadi manusia manusia cerdas, manusia berani dan manusia yang siap berbagi untuk memajukan masyarakat di Pulau Timor ini. Di pulau ini kaya akan gewang yang sangat besar peluang untuk dikembangkan bagi kesejahteraan kita. Gewang akan membangun ekonomi yang hebat di Pulau Timor ini, dan kampus ini harus menjadi kampus penggerak utama dalam mengembangkan gewang agar memiliki nilai ekonomis tinggi”, tambah Gubernur Viktor.

Sementara itu Rektor Universitas Timor, Dr. Ir. Stefanus Sio, MP, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur NTT, VBL yang telah bersedia hadir dan menyampaikan kuliah umum bagi  seluruh civitas akademika Unimor, khususnya bagi 2053 mahasiswa/I baru Unimor Tahun Akademik 2022/2023.

“Saya atas nama seluruh Civitas Akademika Universitas Timor menyampaikan selamat datang kepada Gubernur NTT beserta seluruh rombongan di Kampus Unimor pagi ini. Ini merupakan sebuah hal yang membanggakan dan punya nilai penghargaan yang tinggi bagi kami, karena di tengah kesibukan yang sangat padat, Bapak Gubernur masih menyempatkan diri untuk dapat hadir di kampus ini, manyajikan materi penting sebagai pencerahan dan stimulus dan bagi seluruh mahasiswa baru maupun bagi 10.031 mahasiswa aktif Unimor, pada 16 Program Studi di 4 Fakultas, masing – masing Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Lebih dari itu materi Bapak Gubernur yang akan disajikan tentang pengembangan pariwisata dan peningkatan ekonomi di kawasan perbatasan RI-RDTL, pasti sangat bermanfaat juga sebagai pemicu dan pemacu bagi seluruh mahasiswa Unimor, untuk dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapat dalam mengembangkan potensi diri, sehingga dapat menjadi manusia yang berguna dalam membangun NTT menuju sejahtera”, papar Sio yang telah menjabat Rektor Unimor sejak tahun 2020 lalu.

Lebih lanjut Putera Insana ini, yang sebelumnya pernah menjabat Dekan Fakultas Pertanian Unimor menyampaikan bahwa kegiatan kuliah umum dari Gubernur NTT merupakan bagian dari pembukaan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unimor Tahun Akademik 2022/2023.

Kegiatan Kuliah Umum oleh Gubernur NTT, tampak menarik karena mendapat respon dan antusiasme luar biasa dari seluruh peserta, khususnya para mahasiswa/I baru Unimor, dengan menghadirkan Marianus Ino Sengkoen, S. Fil, M. Sos selaku moderator.

“Hingga kini, kemiskinan masih menjadi salah satu beban pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Data BPS Nusa Tenggara Timur, menunjukkan bahwa hingga periode Maret Tahun 2022, terdapat 1.131.620 orang atau sebanyak 20,05 % masyarakat Nusa Tenggara Timur yang dikategorikan sebagai masyarakat miskin. Dengan  kondisi demikian, upaya pengentasan kemiskinan terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, salah satunya, dengan mendorong optimalisasi berbagai potensi daerah yang ada. Salah satu potensi yang dimaksud adalah pariwisata. Sektor pariwisata bahkan diposisikan sebagai prime mover pembangunan ekonomi di Nusa Tenggara Timur”, ungkap Ino mengawali paparan dari Gubernur VBL.

Dosen FISIP Unimor ini juga menyampaikan bahwa Pemosisian yang demikian merupakan suatu terobosan dan transformasi yang cerdas, sebab Provinsi Nusa Tenggara Timur telah dikaruniai beragam kekayaan pesona wisata, baik dari sisi keindahan alam, produk dan atraksi budaya, juga nilai-nilai luhur emanusiaannya.

“Secara teoritik dikatakan bahwa, manfaat sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi bersifat eksponensial, sebab aktivitas sektor pariwisata mempunyai dampak langsung atau terkait erat dengan banyak peluang ekonomi, seperti lapangan kerja, perdagangan, sektor jasa, usaha/industri kreatif, dan seterusnya. Dalam praktiknya, pembangunan pariwisata membutuhkan kerja kolaboratif antara pemerintah, lembaga swasta, pelaku bisnis, lembaga agama, dan tentu saja lembaga pendidikan”, ujar Sengkoen.

Moderator yang akrab disapa Ino, yang juga adalah seorang Dosen Muda Unimor ini juga menekankan bahwa Universitas Timor sebagai Perguruan Tinggi yang berada di kawasan perbatasan antara RI-RDTL, perlu berperan aktif dalam mendukung pembangunan pariwisata untuk peningkatan taraf ekonomi masyarakat di salah satu serambi depan RI.

Menanggapi apa yang disampaikan oleh para penanya, dan apa yang telah disampaikan oleh moderator, maka Gubernur VBL mengajak seluruh Civitas Akademika untuk terus belajar terus sekuat-kuatnya, karena Pulau Timor ini  sedang bangkit.

“Pariwisata itu memiliki pertumbuhan yang bersifat eksponensial, yang mengarahkan kita kepada supply change dimana pengunjung atau pendatang dari berbagai penjuru menikmati fasilitas sekaligus sumber daya yang kita punya. Oleh karena itu, pemerintah setempat perlu memfasilitasi mahasiswa dalam bentuk pemberian dana sebagai kick start untuk membuka usaha. Program Merdeka Belajar selain memberikan kebebasan untuk belajar, tapi juga memberikan kebebasan untuk memulai sebuah usaha. Hal ini dimaksudkan juga mengurangi angka kemiskinan sembari mendukung pembangunan Pulau Timor ke arah yang lebih baik”, ujar Gubernur VBL.

Gubernur NTT juga mengatakan bahwa dampak penerapan Free Trade Zone adalah pada budaya, karena kemungkinan meresapnya budaya asing, jika kita tidak kuat dalam menerapkan budaya kita. “Pada sisi ekonomi, kelompok besar atau ekspansi muncul dengan desain ekonomi yang besar, hal ini memungkinkan kita cuman menjadi penonton dan kelompok kecil akan dikucilkan, karena desain ekonomi yang dibawa ekspansi kelompok besar. Disinilah peran perguruan tinggi atau peran pendidikan diperlukan untuk menyiapkan diri kita, dalam menghadapi dunia yang bersifat disruptif dengan tidak menghilangkan orisinalitas kita”, pungkas Gubernur Viktor menutup kuliah umumnya.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut Anggota DPRD Provinsi NTT asal Kabupaten TTU Dolvianus Kolo, Wakil Bupati TTU Eusabius Binsasi, Ketua DPRD Kabupaten TTU Hironimus Bana, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekraf Provinsi NTT Dr. Sonny Libing, Kepala Dinas Perindag NTT Muhammad Nasir Abdullah, Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah NTT Petrus Seran Tahuk, Karo Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT Prisila Q. Parera, Kepala UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Antonetha Magdalena Rihi, Kabid Perbibitan dan Produksi Ternak pada Dinas Peternakan Provinsi NTT Hypparcus Sarturninus Paoe.

Hadir pula sejumlah Civitas Akademika Unimor, diantaranya Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Werenfridus Taena, S.P., M.Si, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Krisantus Tri Pambudi Raharjo, S.P., M.Sc, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Berno Benigno Mitang, S.E., M.M, Kepala Biro Akademik dan Umum Dra. Emmerentiana Immaculata Ukat, Dekan Fakultas Pertanian Eduardus Yosef Neonbeni, S.P., M.P., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr.Sos. Drs. Elpius Kalembang, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Blasius Atini, S.Pd., M.Sc., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Kamilaus Konstanse Oki, S.E., M.E., Ketua LPPM  Dr. Paulus Klau Tahuk, S.Pt., M.P., Ketua LPPPM Dr. Yoseph Nahak Seran, S.Pd., M.Si., Ketua Senat Drs. Marthen Patiung, M.Si. Ketua Sistem Penjaminan Mutu Internal Aquidowaris Manek, S.E., MSA dan ratusan Dosen Unimor serta 190 pegawai pada Unimor.*/) France Abednego Tiran

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap