KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Tata kelola sektor peternakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai dibangun dalam ekostitem yang rapi. Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menggagas sebuah kolaborasi apik lintas sektor.
Kolaborasi itu dibuktikan dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Korem 161/Wira Sakti, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi NTT, BPJS Ketenagakerjaan Cabang NTT, PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT), Politeknik Pertanian Negeri Kupang, dan PT. Penjaminan Kredit Daerah (JAMKRIDA NTT) serta UD. Terobos.
Acara penandatanganan dilakukan di Ruang Rapat Gubernur NTT, Selasa (16/8/2022). Wujud dari Ekosistem Pengembangan Sektor Peternakan di NTT itu bakal dilakukan melalui fasilitas Kredit Mikro Merdeka atau Pembiayaan Lainnya yang juga melibatkan Bank Himbara yang ada di NTT.
Lingkup Kesepakatan Bersama yang dibangun lintas sektor itu diantaranya Pemberian Fasilitas Kredit Mikro Merdeka dan Pembiayaan Lainnya, Penyediaan Sarana produksi serta alat dan mesin peternakan, Proses Produksi, panen dan pemasaran serta Pendampingan terhadap proses produksi, panen dan pemasaran. Juga perlindungan dan Keamanan usaha ternak sapi dan Penjaminan Kredit.
Gubernur Laiskodat mengatakan, kerja-kerja kolaborasi yang dilakukan seperti itu menjadi model pembangunan untuk melakukan langkah-langkah besar membawa pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat NTT. “Apa yang sudah dilakukan sebelumnya melalui program Tanam jagung Panen Sapi tinggal kita relipaksi untuk masuk ke peternakan. Nantinya akan masuk ke Perikanan dan Rumput Laut sehingga semuanya masuk dalam tata kelola sebuah ekosistem yang rapi,” sebut Gubernur Laiskodat.
Ia mengaku yakin skema itu akan membawa dampak pertumbuhan ekonomi yang akan membawa kesjahatreaan masyarakat NTT. “Saya melihat kerja kolaborasi pada saat kita melaunching program TJPS, dan hari ini sangat bagus di lapangan, meski pada saat memulainya agak berat, karena memulai sebuah program dan model pasti butuh penyesuaian sehingga sampai hari ini masih mengalami kendala di lapangan, khususnya di daerah pedalaman di Timor. Ada masyarakat kita yang takut melakukan pinjaman di bank,” sebut Gubernur Laiskodat.
Kondisi seperti itu, membutuhkan kerja keras semua kita dari lintas sektor untuk memperkenalkan berbagai pembiayaan kepada masyarakat yang nantinya masyarakat punya kemandirian untuk dapat berhubungan langsung dengan industry perbankkan. “Ini kolaborasi bukan hanya dalam pemahaman kerja sama saja, tetapi melakukan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat NTT.
Disebutkan Gubernur Laiskodat, dalam perjalanannya melakukan kunjungan kerja di pedalam pulau Timor ia menemukan adanya prilaku masyarakat yang masih takut melakukan pinjaman di Bank. “Mereka lebih suka kredit di tengkulak yang sampai diperas. Tetapi ketika ditawari bank dengan pinjaman tanpa bunga atau bunga rendah, bahkan tanpa jaminan, mereka takut. Kalau di daerah Flores sudah menjadi hal yang biasa, tetapi kalua di Timor masih sangat sulit,” sebutnya.
Itu pasalnya, dengan kolaborai yang dibangun itu semua sektor yang terlibat termasuk Danrem 161 Wira Sakti Kupang untuk ikut melakukan sosialisasi di masyarakat pedesaan agar bisa terbiasa dengan pola dan sistim kerja yang bisa menuntaskan kemsikinan di NTT. “Karena tidak mungkin APBD dapat membiayai semua program kesejahteraan di NTT hanya dengan modal APBD, karena sangat terbatas. Sehingga pola kemitraan ini sangat membantu, meski banyak pihak yang merasa terganggu dengan pola yang kita lakukan, yang selama ini mereka merasa nyaman,” katanya.
Direktur UD. Terobos, Yohanes Laka Ceunfin dari Kabupaten Kupang yang selama ini bertindak sebagai oftaker ternak sapi mengaku sangat bersyukur karena Gubernur Laiskodat telah menggagas sebuah kolbaorasi kerja dengan perbankan dan sector lain yang sangat membantu. “Kami merasa sangat terbantu dengan pola kerja seperti ini sehingga memudahkan kami mengakses modal di bank. Apalagi para peternak yang selama ini tidak punya akses langsung ke bank. Dengan kolaborasi ini maka para peternak sangat terbantu,” sebut Yohanes Laka.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Yohana Lisapali mengatakan kesepakatan lintas sector ini dibangun sebagai dasar kerja sama untuk mewujudkan ekosostem peternakan di NTT melalui kredit mikro merdeka.
“Juga untuk membuka akses pembiyaan peternakan oleh lembaga perbankan terutama Bank NTT melalui penggemukan sapi potong menuju petani peternak mandiri. Dan kemanan usaha petani ternak dengan melibatkan anggota TNI di desa dan juga jaminanan usaha ternak sapi melalui Lembaga Penjamin. Serta penjamaninan akses pasar yang efektif,” katanya.
Untuk diketahui, yang menandatangani perjanjian kerja sama tersebut diantaranya Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Danrem 161 WS/Kupang Imam Budiman, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTT Catur Ariyanto Widodo, Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Cabang NTT Christian Natanel Sianturi, Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, Dirut Politeknik Pertanian Negeri Kupang Thomas Lapenangga, PT Jamkirda NTT Ibrahim Imang, dan Direktur UD Terobos Yohanes Laka Ceunfin. ***Laurens Leba Tukan