TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Pasangan Usia Subur (PUS) dan Ibu Hamil serta remaja dan kaum muda merupakan sasaran utama diberikan pemahaman tentang upaya pencegahan stunting.
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi NasDem, Ny. Ratu Wulla menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kanwil NTT kian gencar melakukan sosialisasi. Bahkan, aksi yang dilakukan Ratu Wulla dan BKKBN itu hingga ke pelosok-pelosok Kabupaten Sumba Barat daya (SBD). Pasalnya, Sumba Barat Daya merupakan salah satu wilayah penyumbang stunting di NTT.
“Sumba Barat Daya masuk dalam kategori 5 besar wilayah di NTT penyumbang angka stunting Nasional sehingga harus digempur habis-habisan untuk melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat soal stunting,” sebut Ratu Wulla ketika bersama BKKBN NTT menggelar kampanye percepatan penurunan Stunting di Ngamba Deta, Desa Weelimbu, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kamis (11/08/2022).
Ratu Wulla mengingatkan para ibu hamil agar memperhatikan gizi selama kehamilan dan sebisa mungkin memberi asupan gizi selama pertumbuhan bayi dalam usia kehamilan hingga pasca melahirkan. “Buat ibu-ibu hamil kalau sayang anak maka bapa-bapa sebagai suami harus usahakan supaya istri saat hamil dikasih makanan yang bergizi supaya selain anak bisa tumbuh dengan baik terhindar stunting anak juga akan jadi anak cerdas. Dan itu yang kita harapkan anak-anak SBD yang lahir kedepan sehat dan cerdas, dan paling penting tidak boleh stunting,” sebutnya.
Disebutkan Ratu Wulla, stunting menjadi ancaman bagi generasi Indonesia kedepannya sehingga perlu untuk dieliminir agar kualitas derajat kesehatan masyarakat Indonesia bisa naik dan bersaing dengan bangsa lain. “Kemajuan bangsa ditentukan oleh generasi-generasi emas penerus bangsa yang tumbuh dan berkembang pada saat ini,” ujarnya.
Sehari sebelumnya, Ratu Wulla bersama BKKBN sebagai mitranya di Komisi IX DPR RI juga menggelar sosialisasi yang sama di kecamatan Kota Tambolaka dan kecamatan Loura dengan materi pencegahan dan upaya percepatan penurunan stunting.*/)Ger
Editor: Laurens Leba Tukan