
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Australia di Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Program SIAP SIAGA (Kerja Sama BNPB dengan Perwakilan Kedutaan Besar Australia, SIAP SIAGA) melaksanakan kegiatan Joint Monitoring Mission (JMM) di Kantor Pusdalops Penanggulangan Bencana Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa (02/08/2022).
Hadiri juga dari perwakilan BAPPENAS, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Sosial. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengkaji pendekatan Program SIAP SIAGA dengan para pemangku kepentingan di tingkat sub Nasional dan mengidentifikasi pembelajaran juga peluang. Serta rekomendasi untuk rencana kerja selanjutnya demi mempercepat penguatan pengelolaan kebencanaan dan resiliensi komunitas di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Ambros Kodo, S.Sos mengatakan, monitoring dan evaluasi itu berfokus pada program-program yang telah dijalankan oleh SIAP SIAGA pada masing-masing bidang di BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Pada Booth Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, dipresentasikan beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dengan dukungan penuh dari Program SIAP SIAGA, seperti pelaksanaan kegiatan SPM Sub Urusan Bencana di Provinsi NTT dan 4 kabupaten/kota sasaran (Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Manggarai Barat, dan Kabupaten Rote Ndao). Juga Penyusunan Dokumen Rencana Kontigensi Cuaca Ekstrem dengan kegiatan lanjutannya berupa pelaksanaan TTX dan CPX,” sebut Ambros.
Tidak hanya itu, dijelaskan juga bahwa telah dilaksanakan Apel Gelar Pasukan dan Peralatan Siaga Bencana Cuaca Ekstrem, rapat koordinasi dan diseminasi infromasi kebencanan lintas sektor, serta kegiatan penangkal hoax terkait informasi kebencanaan.
“Capaian lainnya yaitu terselenggaranya revisi Peraturan Gubernur NTT tentang Penanggulangan Bencana, penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) dan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), penyusunan Dokumen Rencana Kontigensi Kekeringan dan Dokumen Rencana Kontigensi Gempa Bumi Berpotensi Tsunami, terbentuknya Desk Relawan Tangguh Bencana, pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) III Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Provinsi NTT Tahun 2022, serta penyusunan Panduan GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion) dalam Penanggulangan Bencana dan Panduan Perencanaan Pembangunan Responsif GEDSI,” jelasanya.
Selain itu, Booth Kedaruratan dan Logistik disebutkan, aktivitas sehari-hari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (PUSDALOPS PB) sesuai dengan prosedur yang ada. Juga Manajemen Data dan Informasi (MDI) yang terintegrasi antara Pusdalops PB BPBD Provinsi NTT dengan BPBD Kabupaten/Kota melalui Aplikasi Integrasi berbasis website. “Integrasi MDI sudah dilakukan pelatihan di 14 kabupaten/kota sekaligus persiapan reaktivasi Pusdalops PB dan 8 kabupaten/kota sudah rutin melakukan entry data,” katanya.
Ambros menambahkan, mulai tahun 2021 Program SIAP SIAGA telah mendampingi BPBD Provinsi NTT dalam Reaktivasi Pusdalops PB, penguatan kapasitas SDM terkait untuk memperkuat Pusdalops PB dan publikasi data dan informasi kebencanaan yang melibatkan semua bidang.
Khusus untuk Booth Rehabilitasi dan Rekonstruksi, kesempatan tersebut ditampilkan data kerusakan, kerugian, kebutuhan pascabencana Siklon Tropis Seroja, serta data data rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Dijelaskan, terkait modul JITUPASNA dalam Aplikasi Integrasi MDI akan sangat membantu bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi terutama dalam mempermudah akses untuk mendapatkan data kerusakan, kerugian dan kebutuhan bagi pemangku kepentingan yang akhirnya mempercepat proses dalam pengambilan keputusan penangan bencana.
Ambros mengungkapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya untuk semua program kegiatan yang sudah dilakukan SIAP SIAGA dalam mendukung pemerintah Provinsi NTT melalui BPBD NTT dalam membangun ketangguhan daerah NTT.
“Terimaksih atas kemitraan ini dan kami berharap kerja sama yang baik ini akan terus berlanjut demi pengurangan risiko bencana di Nusa Tenggara Timur,” katanya. */)YRR,VJ,JS
Editor: Laurens Leba Tukan