Hadir di Koke Bale Lewokluok, Doris Rihi Dukung Pengembangan Tradisi Jadi Destinasi Wisata

306
Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi ketika disambut secara adat di Kampung Adat Lewokluok, Kecamatan Demong Pagong, Kabupaten Flores Timur, Rabu (20/7/2022). Foto: ProkopimFlotim

LARANTUKA,SELATANINDONESIA.COM – Lewokluok, sebuah kampung adat di pedalaman Flores Timur, sempat menjadi perhatian publik setelah menyabet juara 1 katogeori Kamung Adat Terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Award tahun 2021.

Kampung adat yang ada di Kecamatan Demong Pagong itu menyimpan aneka obyek wisata budaya yang masih terwarisi turun temurun oleh para leluhur kampung hingga kini. Salah satu yang memikat hati para wisatawan untuk berkunjung ke Lewokluok adalah Koke Bale.

Bagi warga Lamaholot, Koke Bale adalah rumah adat dan pusat kekuatan para leluhur yang menguasi alam raya. Koke Bale ini berbentuk panggung yang selalu digunakan sebagai tempat menjalankan berbagai ritual sakral. Bahkan Koke Bale merupakan tempat untuk mempersatukan seluruh masyarakat adat.

Penjabat Bupati Flores Timur, Drs. Doris Alexander Rihi,M.Si., berkesempatan menghadiri Acara Seremoni Adat “Koke Bale” di Desa Lewokluok Kecamatan Demon Pagong pada Rabu (20/7/2022). Ia diterima secara adat oleh tokoh adat dan masyarakat Lewokluok.

Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Rihi mengatakan, ritual Adat Koke Bale adalah hal yang luar biasa sebagai suatu bentuk partisipasi masyarakat masa kini dalam mempertahankan dan melastarikan budaya dari para luluhur pada zaman dahulu.

“Dan jika ada hal-hal yang perlu dikembangkan maka, Pemerintah Kabupaten Flores Timur melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Flores Timur akan mendukung dan mengembangkan tradisi budaya ini dan menjadikannya sebagai sebuah Destinasi Wisata. Dinas Pariwisata Kabupaten Flores Timur harus dapat mengembangkan kreatifitas dengan mempromosikan destinasi wisata budaya ini kepada wisatawan lokal NTT maupun wisatawan manca negara atau para turis”, jelas Doris Rihi.

Disebutkan Doris Rihi, makna yang dapat diambil dari ritual budaya ini adalah cara menghormati budaya dan adat istiadat leluhur dari zaman dahulu. “Mari kita pertahankan dan mari kita meyakinkan kepada semua orang bahwa dengan dilaksanakannya ritual ini maka kebersamaan dan kekeluargaan dapat kita pertahankan. Dalam berbagai kegiatan kita juga harus duduk bersama, kita harus menghormati apa yang telah diputuskan secara bersama dan dikoordinasikan oleh tua-tua adat itu sendiri. Dan hal ini juga memberikan pesan kepada kita semua generasi muda bangsa, bahwa kita memang dilahirkan dari budaya adat yang ada,” ujarnya.

Dandim 1624 Flores Timur Letkol.Inf. Tunggul Jati, S.H menyampaikan harapannya bahwa tradisi budaya ini kiranya dapat dikenal luas oleh seluruh masyarakat Indonesia bahkan sampai ke dunia internasional.

Turut Hadir pada acara tersebut Dandim 1624 Flores Timur, Letkol.Inf. Tunggul Jati, S.H, Anggota DPRD Kabupaten Flores Timur Yohanes Ola Tobi, S.S, Rofinus Kabelen, S.H, Kepala Dinas Pariwisata Petrus Pemang Liku,S.Sos.,MT, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Heronimus Lamawuran/Herry, S.Sos, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Drs. Eduard Fernandez M.Si, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Survulus Satel Demoor, S.Hut, Kepala Dinas Perhubungan Yitno Wada, SE, M.Si, Sekretaris Dinas Pariwisata Katarina M. Riberu, S.IP.,M.Si, serta Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Yohanes Ibi Hurint S.Sos.,M.Si.*/)ProkopimFlotim

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap