
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Tenun ikat adalah kekayaan intelektual para perempuan di Nusa Tenggara Timur. Sejak turun temurun terwarisi hingga kini. Tenun ikat didorong agar masuk menjadi kurikulum Pendidikan sekolah secara nasional.
Dorongan itu disampaikan Wakil Ketua Dewa Kesenian Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT, Ny. Maria Fransisca Djogo ketika menerima kunjungan Dua Direktur dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah di Gedung Dekranasda Provinsi NTT, Minggu (26/6/2022).
Dua Direktur tersebut adalah Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Pendidikan, Kemendikbudristek Yudi Wahyudin, SS., M.Hum dan Direktur Pelindungan Kebudayaan, Kemendikbudriatek, Irini Dewi Wanti, SS, M.SP. Selain itu hadir juga Auditor Utama Kemendikbudristek, Prabarini Primanangsih, SH. M.Ak, Kepala BPCB Provinsi Bali Dra. NI Komang Anik Purniti, M.Si, Kapokja Diplomasi Budaya, Dra. Yusmawati, MM, dan Kurator Muhibah Budaya Jalur Rempah, Paramapabdu Swastowo, serta Rombongan Muhibah Budaya Jalur Remah.
Wakil Ketua Dekranasda NTT, Ny. Maria Fransiska Djogo didampingi Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Hendriana Laiskodat bersama seluruh staf Dekranasda NTT menyambut gembira para rombongan.
Mereka diajak mengelilingi anjungan miniatur NTT dan melihat dari dekat proses pembuatan kain tenun khas NTT. Juga berbagai macam Adat dan Budaya yang dimiliki oleh setiap daerah di NTT.
Direktur Perlindungan Kebudayaan, Kemendikbud ristek, Irini Dewi Wanti, SS., M., SP, mengaku kagum dengan aneka budaya masyarakat NTT. Disebutkan, kehadirannya ke NTT bukan hanya sebagai peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah, tapi juga karena keinginan secara pribadi dan juga secara kelembagaan ingin mengunjungi NTT.
“Saya mau melihat langsung dari dekat kekayaan Intelektual Kebudayaan masyarakat NTT yang sangat Luar Biasa. Kami sedang berupaya untuk dapat diusulkan, serta menominasikan kekayaan Intelektual Kebudayaan NTT ini ke UNESCO, sebagai warisan budaya Indonesia yang akan semakin dikenal Dunia, Tetapi karena berbagai aturan sehingga semua perlu proses karena memang ada tahapan-tahapan yang harus dilalui,” sebut Iriana Dewi Wanti.
Ia juga mengaku kagum dengan kermahan masyarakat NTT dalam menyambut kedatangan Rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah. Rasa kagum itu juga disampaikan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Pendidikan Kemendikbudristek, Yudi Wahyudin, SS, M.Hum. Menurut Yudi, model pelestarian budaya di Provinsi NTT diharapkan bisa menjadi acuan bagi daerah lain.
“Kita harus tingkatkan talenta dan bakat anak-anak muda, agar secara profesi bisa diakui oleh semua pihak. Sehingga karya yang dihasilkan bisa menjadi acuan bagi daerah lain,” ungkapnya.
Yudi juga berharap agar semua pihak untuk tidak menganggap tradisi sebagai sesuatu yang primitif. Karena melalui tradisi dan budaya diharapkan mampu menjadi wadah untuk bersatu.
“Jangan menganggap tradisi itu sesuatu hal yang primitif. Karena para leluhur berkarya dan menjaga budaya itu sejak lahir. Jadi melalui budaya diharapkan kita semua bisa bersatu,” tandasnya.
Wakil Ketua Dekranasda NTT, Ny. Maria Fransiska Djogo, berharap agar kedepan warisan Budaya nenek moyang ini dapat dimasukkan dalam dunia pendidikan, atau dalam kurikulum pelajaran Sekolah, sehingga Budaya ini dapat terus dilestarikan.
“Saya berharap agar nantinya warisan budaya NTT ini bisa masuk dalam kurikulum pendidikan sekolah, sehingga bisa tetap terjaga kelestariannya,” pungkasnya.
Menurut istri Wakil Gubernur NTT ini, seluruh kekayaan intelektual yang terpajang di Kantor Dekranasda NTT merupakan warisan budaya dari para leluhur, yang harus dilestarikan oleh generasi muda.
“Semua ini kekayaan intelektual dari nenek moyang kita. Sehingga kita upayakan agar anak muda mau melanjutkan budaya ini,” jelasnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Hendriana Laiskodat mengatakan, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub Josef A. Nae Soi telah menetapkan Pariwisata sebagai prime mover ekonomi. Iru pasalnya, kehadiran rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah bisa mewartakan tentang kekayaan budaya dan pariwisata NTT ke seluruh wilayah Indonesia dan dunia.
“Harapa kami kepada Kemendikbudristek agar lebih sering menjadikan Kupang dan NTT sebagai tempat penyelenggaraan ivent-ivent nasional agar NTT semakin dikenal luas,” ujarnya. ***Laurens Leba Tukan