Di Lembata, Semua Staf Bank NTT Jadi Bapak dan Ibu Angkat untuk Baduta Stunting

159
Pejabat Bupati Lembata, Marianus Jawa dan Pimpinan Bank NTT Cabang Lewoleba, Petrus Soba Lewar ketiak memberikan makanan tambahan bagi baduta stuting di Lembata pada acara launching Bank NTT Peduli Stunting di Kabupaten Lembata, Selasa (21/6/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Tedy Laga Making

LEMBATA,SELATANINDONESIA.COM – Sebuah terobosan cerdas dilakukan Pimpinan Bank NTT Cabang Lewoleba, Kabupaten Lembata, Petrus Soba Lewar dalam penanganan stunting. Seluruh staf Bank NTT dijadikan sebagai bapak dan mama angkat bagi Baduta (bayi dua tahun) yang mengalami stunting.

“Semua staf Bank NTT mengangkat para Baduta stunting menjadi anak angkat, supaya menjadi mudah melakukan intervensi melalui program PMT. Dan kalau di PMT terakhir belum ada perubahan maka kita akan tangani secara khusus lagi,” sebut Petrus Soba Lewar usai bersama Penjabat Bupati Lembata, Marianus Jawa menghadiri launching Pemberian Makanan Tambahan kepada 6.000 Bayi Dua Tahun (Baduta) gizi buruk di Kantor Camat Nubatukan, Selasa (21/6/2022).

Aksi ini merupakan upaya Bank NTT mendukung program Pemerintah Provinsi dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di semua kabupaten kota di NTT.

Secara regional, Bank NTT menargetkan sedikitnya 6.000 anak dibawah dua tahun (Baduta) dalam waktu dekat zero stunting.

“Ini menjadi program kantor pusat Bank NTT, kita di kantor cabang mengeksekusi program itu untuk satu bulan kedepan,” ungkap Soba Lewar.

Disebutkan, aksi PMT ini dibantu beberapa sayap Bank NTT seperti kantor cabang pembantu, kantor kas dan kantor unit di beberapa wilayah yang menjadi lokus kegiatan.

Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa mengapresiasi gebrakan yang dilakukan Bank NTT melalui program PMT untuk anak gizi kurang. Ia meyakini, ketika Bank NTT mengambil bagian dalam aksi ini dipastikan 10 sampai 20 hari kedepan masalah Stunting bias tuntas teratasi. “Paling simpel Pemda Lembata kolaborasi gandeng Bank NTT untuk mengatasi stunting,” sebutnya.

Ia mengakui bahwa program PMT ini dinilai efektif mengatasi kasus anak gizi kurang di Lembata. Program gempur stunting besutan Bank NTT ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata bersama empat puskesmas yakni Lewoleba, Waipukang, Hadakewa dan Balauring dan juga melibatkan kader Stunting di setiap Posyandu.

Ketua Pokja Percepatan Penurunan Stunting AKI (Angka Kematian Ibu) -AKB (angka kematian Bayi) Propinsi NTT, Sarah Lerry Mboeik menjelaskan, berdasarkan hasil status gizi Balita periode Februari 2022, Stunting 91.032 balita (22,0%), Wasting: 42.068 balita (10,2%), Underweight: 95.179 balita (23,0%).

“Kita beri apresiasi kepada Bank NTT yang terdepan dalam memberi contoh bagaimana pihak swasta di NTT terlibat mencegah stunting, yang merupakan program quick win pak gubernur. Kita berharap semoga ini bisa diikuti oleh badan swasta yang lain sehingga menandakan pihak swasta pun ikut berperan dalam pengentasan masalah di sekitarnya,” tegas Lerry.

Dia menambahkan, Bank NTTsudah membantu menangani 6.000 anak dari 16 ribu anak dengan status gizi kurang. Jika mereka ini tidak ditangani secara baik, maka berpeluang sebagai anak stunting. “Ini adalah pendekatan prima yang dilakukan oleh Bank NTT,” ujarnya.

Lerry mengungkapkan, kelebihan program Bank NTT adalah pada pola asuh sehingga ada edukasi kepada keluarga 1.000 hari pertama kehidupan yang mencakup suami, dan orang dekat ibu hamil.

Kegiatan pemberian PMT dan edukasi ini diberikan mulai 21 Juni – 16 Juli 2022 di 1019 Desa/Kelurahan yang berada pada 187 Puskesmas se-Propinsi NTT dan di tingkat provinsi, dilaunching oleh Gubernur dan di daerah, secara simbolis dilaunching oleh para bupati Walikota se-NTT. */)Tedy Laga Making

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap