Rembuk Stunting, Bupati Sumba Tengah Wajibkan Penerima Rumah Mandiri Siapkan 1 Are Tanam Hortikultura

315
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu ketika berbicara dalam acara rembuk stunting di Aula Bappelitbangda Kabupaten Sumba Tengah, Senin (23/5/2022). Foto:Trye

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Salah satu program prioritas Kabupaten Sumba Tengah adalah Rumah Mandiri. Hingga tahun 2022, tercatat sudah 3800an lebih Rumah Mandiri yang dibangun dengan sumber dana dari APBD II dan APBDes 65 desa se Kabupaten Sumba Tengah.

Rupanya, sejumlah program strategis di Kabupaten Sumba Tengah punya kontribusi besar dalam menurunkan angka stunting yang kini menurun hingga 8,8 persen. Angka ini menempatkan Kabupaten Sumba Tengah sebagai satu-satunya Kabupaten di NTT dengan kategori zona hijau ditengah zona merah stunting untuk seluruh Kabupaten dan Kota di Provinsi NTT.

Bahkan, oleh Ketua Pokja Stunting Provinsi NTT, Sarah Lery Mobeik menyebut, Sumba Tengah adalah satu-satunya Kabupaten di NTT yang jumlah prosentase stuntingnya berada pada satu digit yaitu 8,8 persen.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu mewajibkan seluruh masyarakat penerima program Rumah Mandiri di Sumba Tengah yang kini sudah mencapai 3800an unit agar menyiapkan lahan 1 are di setiap pekarangan rumah untuk menanam aneka tanaman hortikultura untuk pemenuhan gizi keluarga.

“Kita wajibkan kepada seluruh penerima program Rumah Mandiri harus membuat dapur hidup atau dapur hortikultura masing-masing 1 are. Ini sebagai ucapan terimakasih masyarakat penerima Rumah Mandiri kepada Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah,” sebut Bupati Paulus ketika berbicara dalam acara  rembuk stunting di Aula Bappelitbangda Kabupaten Sumba Tengah, Senin (23/5/2022).

Turut hadir dalam kegiatan itu Wakil Bupati Sumba Tengah, Daniel Landa, Ketua DPRD Kabupaten Sumba Tengah Drs. Tagela Ibisola, para Staf Ahli Bupati, Pimpinan Perangkat Daerah se-Kabupaten Sumba Tengah, para Camat se-Kabupaten Sumba Tengah, Unsur TNI/Polri, Pimpinan Instansi Vertikal se-Kabupaten Sumba Tengah, Pimpinan BUMN/BUMD se-Kabupaten Sumba Tengah, para Kepala Puskesmas se-Kabupaten Sumba Tengah, para Kepala Sekolah serta para Kepala Desa se-Kabupaten Sumba Tengah.

Acara rembuk stunting di Aula Bappelitbangda Kabupaten Sumba Tengah, Senin (23/5/2022) Foto: Trye

Selain itu, Bupati Paulus mengatakan saat ini masing-masing desa di kabupaten Sumba Tengah harus punya lahan seluas 1 Ha untuk menanam hortikultura. “Ini sudah berlangsung dan kami instruksikan kepada semua perangkat desa sekitar 8-9 orang per desa termasuk Kepala Desa harus punya lahan hortikultura minimal 1 are di perkarangan rumah. Sehingga ditambah dengan hampir 4000 penerima program Rumah Mandiri maka kita akan punya lahan tanama hortikultura yang banyak di Sumba Tengah untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga,” sebutnya.

Langkah tegas itu diambil Bupati Paulus karena persoalan stunting tetap kembali pada pemenuhan gizi dan protein dalam keluarga. Dan protein serta gizi yang paling efektif adalah sayur mayur. “Kalau punya dapur hidup yaitu tanaman hortikultura di rumah maka kita menikmati protein dan vitamin 100 persen kalau dipetik langsung dari kebun langsung dimasak. Kalau disimpan lagi satu atau dua hari maka kandungan protein dan gizi akan berkurang. Itu salah satu solusi penurunan angka stunting di Sumba Tengah, dan itu harus kita buat dan dikawal,” tegasnya.

Tidak hanya itu, di wilayah-wilayah yang punya potensi kolam air tawar maka diwajibkan agar segera dikembangkan budidaya ikan air tawar. “Jika semua potensi ini kita kembangkan dengan maksimal maka ada ketersediaan protein untuk kita yang sehat, juga sangat tersedia untuk anak-anak yang stunting. Ini langkah konkrit yang harus kita lakukan sekarang,” ujarnya.

Bupati Paulus mengatakan, tentang kebijakan Bapak Asuh yang pernah ditetapkannya untuk mendampingi anak stunting sejauh pentauannya belum semua bergerak maksimal di lapangan. “Tadi saya tanya, prosentase stunting Sumba Tengah saat ini 8,8 persen dan saya lihat angka ada 671 anak yang stunting. Kalau kita bagi habis untuk seluruh Bapak Asuh maka satu orang Bapak Asuh hanya tangani 3 orang anak. Seluruh Pimpinan OPD, Pimpinan Lembaga Verikal, ditambah lagi TNI dan Polisi serta LSM dan Perbankan maka kita bisa menyelesaikan 3 anak yang stunting. Ketika berkunjung ke desa-desa, bawa beras, bawa kacang hijau dan susu, telur maka sangat membantu menurunkan angka stunting,” ujar Bupati Paulus.

Mantan Penjabat Bupati Sumba Barat ini mengatakan, persoalan stunting menjadi perhatian serius mulai Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, Lurah dan Kepala Desa. Bahkan indikator keberhasilan utama pemimpin di semua tingkatan adalah stunting, selain kemiskinan ekstrem. “Stunting itu muaranya, sedangkan hulunya ada di kemiskinan ekstrem. Sehingga ketika kita berhasil menyelesaikan masalah penerima BLT Sumba Tengah sebanyak 6.616 jiwa yang tergolong miskin ekstrem, ditambah kematian ibu dan anak, maka stunting bisa tertangani. Dan, target Bapak Presiden di tahun 2024 kemiskinan harus zero. Begitu juga stunting, komitmen Bapak Presiden harus 15 persen, bahwa nanti hasilnya seperti apa, itu soal lain,” katanya.

Tentang angka stunting di Sumba Tengah, Bupati Paulus mengatakan, data yang diumumkan bukan hanya data dari Dinas Kesehatan dan Bapelitbangda Kabupaten Sumba Tengah, tetapi data dari Pokja Stunting Provinsi NTT yang sangat valid. “Seluruh Kabupaten dan Kota di NTT, hanya Sumba Tengah yang zona hijau. Ini data yang valid, meskipun disana sini masih mempertanyakan data tersebut, itu hal wajar. Kenapa dulu 34 persen lalu sekarang turun 8 persen, ya karena memang ada kerja keras semua komponen di Sumba Tengah,” sebutnya.

Ditegaskan Bupati Paulus, stunting itu erat kaitan dengan pola gizi dan pola hidup. “Kalau kaitan program strategis air bersih yang kini mencapai 60 persen di Sumba Tengah, ada kolerasinya dengan penurunan stunting. Kaitan dengan Rumah Mandiri yang dilengkapi degan MCK, jelas ada kolerasinya dengan penurunan stunting. Juga tentang Food Estate soal ketahanan pagan, gizi dan protein sangat berkolerasi dengan penurunan angka stunting,” ujarnya.

Ditegaskan Bupati Paulus, penurunan angka stunting di Sumba Tengah bukan tiba-tiba muncul dengan permainan angka pada data. “Kita tidak sedang bersandiwara di Sumba Tengah tentang penurunan stunting. Semua dilakukan karena dengan kerja keras semua elemen. Kalau sebelum ada Food Estate panen padi hanya 1000 karung, sekarang setelah ada Food Estate ada yang mencapai 3000 karung. Sekarang masuk rumah orang Sumba Tengah, ruang tamu sudah ful dengan padi, sehingga semuanya di balai-balai dan teras depan rumah, meskipun ada hama belalang,” jelas Bupati Paulus.

Forum Rembuk Stunting tersebut menyepakati dan merumuskan sejumlah kegiatan yang dijadikan sebagai bahan penyusunan rancangan akhir RKPD Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2022. Terdapat 66 Tim diseluruh Kabupaten Sumba Tengah yaitu 1 Tim terdiri dari 3 orang diantaranya Bidan, TP-PKK dan Kader KB dengan jumlah anggota keseluruhan adalah 198 orang.

Juga disepakati bahwa pemerintah Kabupaten Sumba Tengah akan menentukan lokasi prioritas akan meningkatkan alokasi kebutuhan pendanaan program dan kegiatan terkait dengan percepatan penurunan stunting dalam rancangan APBDes Tahun 2023.

Rencana Tindak Lanjut yang dilakukan setelah pertemuan itu adalah hasil kesepakatan rembuk stunting yang telah disepakati bersama untuk dilaksanakan pada tahun berjalan dan untuk dimuat dalam RKPD atau APBDes tahun berikutnya.***Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap