MBAY,SELATANINDONESIA.COM – Lima desa dari Kabupaten Nagekeo sudah sagat siap untuk mengikuti Festivals Desa Binaan Bank NTT dan Festival PAD serta Program Ramai Skali yang digelar Bank NTT. Bahkan, dengan dukungan penuh dari Bupati Nagekeo, Yohanes Don Bosco Do, kelima desa tersebut optimis akan keluar sebagai pemenang dalam ajang tahunan bergengsi di Bank NTT tersebut.
Pimpinan Bank NTT Cabang Mbay, Kabupaten Nagekeo, Tias Tifaona kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (23/4/2022) menyebutkan, Bank NTT Cabang Mbay sudah sangat siap untuk mengikuti Festival Desa Binaan dan Festival PAD serta Ramai Skali tahun 2022. “Sekarang kami sedang melakukan tahap persiapan, baik untuk Festival Desa Binaan Bank NTT, Festival PAD, dan Program Ramai Skali. Kami terus melakukan kunjungan ke desa-desa binaan dan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisasi. Juga pertemuan dengan para Kepala Desa dan aparat desa serta para pelaku UMKM di semua desa binaan,” sebut Tias Tifaona.
Ia semakin optimis karena ajang itu didukung penuh Bupati Nagekeo Yohanes Don Bosco Do beserta seluruh jajaannya. “Kami berterimaksih kepada Bapak Bupati dan jajaran Pemda Nagekeo karena memberikan dukungan sangat besar. Dan, Pak Bupati berharap agar desa binaan Bank NTT dapat menjadi pemicu tumbuhnya ekonomi di desa tersebut dan menjadi contoh bagi desa lain di Kabupaten Nagekeo,” ujarnya.
Tifaona mengatakan, keunggulan Kabupaten Nagekeo ada pada alam dan budaya yang terus dijaga turun temurun. “Alam yang subur menjadi andalan, namun tinggal bagaimana diramu dan dijamah dengan sentuhan ilmu dan teknologi berupa sosialisasi melalui media online sehingga dikebal publik. Budaya yang terjaga meniadi warisan leluhur bagi anak cucu yang terus digarap untuk kesejahteraan masyarakat Nagekeo,” katanya.
Ada lima desa dengan keunggulan masing-masing yang diikutsertakan dalam ajang tahunan Bank NTT tersebut diantaranya Desa Ululoga, Desa Mulakoli, Desa Bidoa, Desa Anakoli, dan Desa Totomala.
“Desa Ululoga memiliki daya tarik traking ke Gunung Ebulobo, panorama alam pegunungan yang sejuk dan tenang. Ada juga usaha UMKM berupa Sirup Pala yang dinamakan PALAMI dan minuman khas arak yang disebut BANA WAKA. Ada juga pemandian air panas, kerajinan tangan berupa pot bunga dari rotan, serta homestay dari rumah-rumah penduduk, itu ada di Desa Ululoga,” sebut Tifaona.
Ia menambahkan, di Desa Mulakoli ada keistimewaan lain yaitu traking ke Gunung Ebulobo dari sisi lainnya serta karya intelektual perempuan Nagekeo yaitu tenunan khas Nagekeo.
“Kalau di Desa Bidoa, keunggulannya adalah rest area Aigela yang merupakan tempat persinggahan wisatawan yang berkunjung mengitari jalan Trans Flores untuk melepas lelah sejak. Di sana tersaji hidangan makanan lokal berupa jagung rebus, telus rebus dan aneka makanan ringan hasil olahan masyarakat setempat dari bahan alam seperti kerupuk pisang, ubi dan lainnya,” jelas dia.
Sedangkan di Desa Anakoli, andalannya adalah wisata Pantai Kota Jogho dengan panorama pantai yang indah dan eksotik. “Dan Desa Totomala yang memiliki kekhasan produk andalan Anggur Mete, serta hamparan tanaman cabe organik milik warga. Semua desa itu sudah lama menjadi Desa Binaan Bank NTT dan kali ini diikutsertakan dalam ajang bergengsi itu, dan kami optimis bakal tampil sebagai pemenang,” ujar Tifaona. ***Laurens Leba Tukan