Wagub Nae Soi Minta Para Kartini NTT Aktif Tangani Kemiskinan Ekstrem dan Stunting

171
Wagub NTT Josef A. Nae Soi dan Ny. Maria Fransisca Djogo pose bersama para penerima penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi tingkat Provinsi NTT di Aula El Tari, Gedung sasando, Kantor Gubernur NTT, Kamis (21/3/2022). Foto: BiroAP

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef Nae Soi minta kaum perempuan NTT untuk terlibat aktif dalam penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting.

“Penghargaan hari ini dan peringatan hari Kartini tahun ini memberikan refleksi kritis yang sangat besar bagi kita di Nusa Tenggara Timur yang masih bergelut dengan dua isu besar yakni kemiskinan ekstrem dan stunting,” sebut Wagub Nae Soi saat memberikan arahan pada kegiatan Penyerahan Penghargaan Kepada Perempuan Berjasa dan Berprestasi Kabupaten/Kota se-Provinsi Nusa Tenggara Timur di Aula El Tari Kamis (21/4/2022).

Acara tersebut diprakarsai Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE) yang merupakan wadah bagi para pendamping atau para isteri dari menteri-menteri kabinet Indonesia Maju untuk memperingati Hari Kartini ke-144 Tahun 2022. Penghargaan diberikan kepada Perempuan Berjasa dan Berprestasi di seluruh Kabupaten/Kota seluruh Indonesia pada  bidang kesehatan, pendidikan, sosial budaya, lingkungan hidup dan pertanian.

Menurut Wagub Nae Soi, NTT merupakan salah satu Provinsi dengan jumlah kemiskinan ekstrem tertinggi. Begitupun dengan stunting,  juga masih sangat tinggi.

“Kemiskinan ekstrem dan stunting ini tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah tapi harus dilakukan secara bersama oleh berbagai pemangku kepentingan. Termasuk kaum perempuan yang punya peranan penting dalam keluarga. Di hari yang bermartabat bagi kaum perempuan ini, saya ajak dan mendorong  semua  perempuan yang bergerak di bidang pendidikan, sosial budaya, lingkungan hidup dan bidang apa saja untuk berkolaborasi, bekerjasama, berinteraksi dan berinterelasi dengan berbagai komponen untuk mengatasi kedua masalah ini. Sinergisitas berbagai pemangku kepentingan akan mempercepat penanganan hal- hal tersebut,” jelasnya.

Politisi senior Partai Golkar ini menjelaskan, peranan perempuan dalam peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat sangatlah penting. Kartini yang terdekat dan berjasa  adalah ibu kita.

“Saya hari ini menggunakan tenunan yang merupakan hasil  karya intelektual yang diciptakan secara luar biasa oleh kartini-kartini hebat dari Nusa Tenggara Timur dan diwariskan turun-temurun. Mereka menenun  tanpa gambar, menyambung benang satu dengan yang lain  secara luar biasa hingga menghasilkan kain dengan motif yang sangat indah dan beragam. Kita berterima kasih kepada Raden Ajeng Kartini, tapi kita juga jangan lupa dan memberikan apresiasi kepada kartini-kartini yang dekat dengan kita, yang berjasa dalam hidup dan kehidupan kita. Mereka adalah perempuan-perempuan hebat,” ujarnya.

Untuk diketahui tingkat kemiskinan ekstrem di NTT adalah 9,5 persen atau setara 530.830 jiwa dan stunting sebesar 20,9 persen atau 81.354 balita. Presiden Jokowi menargetkan pada tahun 2024 kemiskinan ekstrem harus 0 persen atau tidak ada lagi  dan stunting secara nasional harus turun menjadi 14 persen.

Acara pemberian penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi  ini  dibuka secara resmi oleh Ibu Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Estu Ma’ruf Amin di istana Negara dan diikuti secara virtual oleh seluruh Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Walikota dan para penerima penghargaan. Dari 514 perempuan penerima penghargaan seluruh Indonesia, terdapat 10 perwakilan  menerima penghargaan tersebut secara langsung di Istana negara termasuk di dalamnya penerima Penghargaan dari Kabupaten Sikka, Ibu Yovita Mariati yang bergerak di bidang kesehatan.

Para penerima penghargaan lainnya diserahkan oleh Gubernur/Wakil Gubernur. Ke-22 Wanita Penerima Penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi di NTT yakni Kabupaten Kupang : Yerny H. Selly Bolu, bergerak di bidang pendidikan,  TTS : Rambu Antanau Mella,  sosial budaya, Kabupaten TTU : Maria Filiana Tahu,  sosial budaya, Kabupaten Belu : Maria Goreti Bisoi,  sosial budaya, Alor : Halimah Bai Gawi,  pertanian, Flores Timur : Inviolata Da Consa Watuliling, pendidikan, Sikka : Yovita Mariati, kesehatan, Ende :Yohana  A. Baboraki, sosial budaya, Ngada : Agnes Maria Florida Wua Prima, pertanian, Manggarai : Maria F.F Aburman, sosial budaya, Sumba Timur : Rosalinda Tamo Ina, pendidikan, Sumba Barat : Roswita Asti Kulla, Pendidikan, Lembata : Bibiana Bengan Kian Rianghepat, sosial budaya,  Rote Ndao : Adelheid Da Silva, sosial budaya, Manggarai Barat : Gabriela Uran, pertanian, Nagekeo : Marselina Aso, pendidikan, Sumba Tengah :Vinsensia Veraria Watowai, kesehatan, Sumba Barat Daya : Imelda Sulis Setiawati Seda, sosial budaya, Manggarai Timur : Maria Sedis, Lingkungan Hidup, Sabu Raijua : Jublina Yulintje Willa, Pertanian, Malaka : Maria Henderina Hajan, pendidikan, dan Kota Kupang : Veby Yulience Anin Dite, kesehatan.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut Bupati Lembata, Bupati Sumba Timur, Bupati Manggarai Timur, Bupati Sumba Timur, Bupati Sabu Raijua, Bupati Sumba Tengah, Wakil Bupati Rote Ndao, Wakil Bupati Kupang, pimpinan perangkat daerah lingkup pemerintah provinsi NTT, para penerima penghargaan dan undangan lainnya.*)AvenReme/BiroAP

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap