Stunting di NTT Hanya Sumba Tengah yang Prosentasenya Satu Digit yaitu 8,8 Persen

903
Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu (kanan) dan Wakil Bupati Daniel Landa (kiri) di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT, Jumat (11/3/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Stunting, Menurut World Health Organization (WHO),  adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai. Di Indonesia, Provinsi NTT menjadi salah satu penyumbang angka stunting terbesar yaitu saat ini sesuai data Februari 2022, angka stunting di NTT mencapai 22,0 persen.

Itu pasalnya, Presiden RI Joko Widodo mengagendakan datang ke NTT khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) untuk melihat langsung kondisi penanganan stunting di bumi cendana itu, Kamis (24/3/2022).

Data yang diperoleh SelatanIndonesia.com dari Ketua Pokja Penanganan Stunting Provinsi NTT, Ir. Sarah Lery Mobeik menyebutkan, seluruh Kota dan Kabupaten di NTT hanya Kabupaten Sumba Tengah yang saat ini (Februari 2022) berada pada prosentase terendah satu digit yaitu 8,8 persen. “Sumba Tengah total coverage (pencakupan)nya paling rendah seluruh NTT yaitu hanya 7.635 anak balita, dan posisi terakhir ada di 8,8 persen,” Sarah Lery Mboeik kepada SelatanIndonesia.com, Minggu (27/3/2022).

Dua Kabupaten lain yang total coverage terendah adalah Kabupaten Nagekeo dengan jumlah 11.376 anak balita dengan posisi terakhir 10,4 persen. Dan, Kabupaten Ngada dengan jumlah 10.918 anak balita dengan posisi terakhir ada pada 10,6 persen. Sedangkan Kabupaten denga total coverage tertinggi ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebanyak 41.707 anak balita dengan posisi stunting 29,8 persen (data Februari 2022).

Lery Mboeik menjelaskan, dari evaluasi hasil operasi timbang periode Februari 2022 yang dilakukan pada 18/3/2022 diperoleh sasaran balita tanhun 2022 sebanyak 548.249 balita. Dari data tersebut, balita ditimbang hingga priode Februari 2022 sebanyak 414.362 balita atau 75,6 persen. Sedangkan, sasaran balita yang telah diinput melalui ePPGBM periode Februari 2022 sebanyak 414.362 atau 100 persen.

“Hasil status gizi balita periode Februari 2022 adalah Stunting sebanyak 91.032 balita atau 22,0 persen, Wasting sebanyak 42.068 balita atau 10,2 persen dan Underweight sebanyak 95.179 balita atau 23,0 persen,” jelas Lerry Mboeik.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu mengatakan, data persentase Stuntung di Sumba Tengah sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2022 terus mengalami penurunan.

“Tahun 2019 kita di posisi 19,8 %, tahun 2020 turun menjadi 14, 4%, tahun 2021 sudah sampai 9,3 % dan terakhir pada Februari 2022 kita turun sampai 8,8%. Kami akan tersu berusaha lintas sector dengan menempatkan para pejabat Eselona II dan III menjadi Bapak Asuh yang didistribusikan merata di seluruh desa di Sumba Tengah untuk bertanggungjawab melakukan penadmapingan dan mengintervensi penanganan stunting bersama para Kepala Desa dan Kader-Kader Posyandu. Target kami zero stunting di Sumba Tengah,” sebut Bupati Paulus.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap