Bank NTT Atambua Sertakan Kampung Kelahiran Calon Beato di Festival Desa Binaan dan PAD

336
Pimpinan Bank NTT cabang Atambua, Ady M. Pontus. Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

ATAMBUA,SELATANINDONESIA.COM – Bank NTT Cabang Atambua, Kabupaten Belu sudah sangat siap mengikuti semua tahapan dalam event bergengsi Bank NTT tahun 2022 yaitu Festival Desa Binaan, PAD dan Ramai Skali. Bupati Belu dr. Taolin Agustinus memimpin langsung penetapan lima desa dari 68 desa yang diseleksi menjadi peserta festival. Salah satu dari lima desa itu adalah kampung kelahiran calon Beato (Orang Kudus, bagi umat Katolik) Mgr. Gabriel Manek, SVD yaitu Desa Fatulotu Lahurus.

Pimpinan Bank NTT Cabang Atambua, Ady M. Pontus kepada SelatanIndonesia.com di Atambua, Kamis (24/3/2022) menjelaskan, Festival Desa Binaan dan PAD serta Ramai Skali adalah salah satu program unggulan Bank NTT. Menurutnya, ajang itu sebagai momentum bagi Bank NTT menunjukan komitmen sebagai lokomotif yang menggerakan roda perekonomian masyarakat di desa. “Ini salah satu misi Bank NTT dari beberapa misi lain yaitu ikut serta bersama Pemerintah meningkatkan PAD dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” sebutnya.

Dikatakan Ady Pontus, Bank NTT Cabang Atambua sangat bersyukur karena pergelaran event itu didukung penuh Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus dan seluruh perangkat daerah Kabupaten Belu. “Pak Bupati memimpin langsung proses penentuan Desa-Desa yang menjadi peserta. Ini kebanggan khusus bagi kami. Dari 68 desa, karena satu desa sudah disertakan tahun lalu, Bapak Bupati yang pimpin langsung semua proses seleksi sampai mengerucut dan final di lima desa. Kami diskusi sampai larut malam menyesuaikan semua kriteria baik dari Kemendes tentang indeks membangun desa juga dari Kementrian Pariwisata tentang Desa Wisata,” jelas Ady Pontus.

Disebutkan, pada tanggal 29 Maret 2022 mendatang, bakal digelar Focus Grop Discussion (FGD) di Kantor Bupati Belu dan melibatkan semua Pimpinan OPD dan semua unsur untuk berkolaborasi menyukseskan Festival Desa Binaan Bank NTT, PAD dan Ramai Skali. “Ini bentuk dukungan Pemda Belu yang luar biasa dan kami bersyukur bisa ada di sini menjadi bagian dari Bank NTT dan Pemda. Kita berusaha memberi yang terbaik untuk mengangkat seluruh potensi desa yang pada ujungnya memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat di desa-desa,” katanya.

Ia merincikan, ada lima desa yang disertakan dengan memadukan pengembangan sektor UMKM dan Pariwisata itu diantaranya Desa Fatulotu Lahurus, Desa Dua Lasi Rai Ulun, Desa Dua Rato, Desa Dirun dan Desa Kabuna. “Kelima desa ini memiliki potensi dan keunggulan masing-masing yang memiliki jalur yang terkoneksi sehingga ada satu jalur wisata yang terbangun dari lima desa yang menjadi peserta Festival Desa Binaan Bank NTT dan PAD,” ujarnya.

Dikatakan Ady Pontus, ada wisata rohani sebagai lokomotifnya yaitu di kampung kelahiran Calon Beato, Mgr. Gabriel Manek, SVD di Fatulotu Lahurus. Di sana, ada salib yang ditanam oleh Santo Fransiskus Xaverius yang di perkirakan sekitar atau pada tahun 1500 ketika Santo Fransiskus Xaverius menjalankan misi misonaris di pulau Timor. Selain itu, di sana juga dilakukan pendampingan bagi pelaku UMKM pengolahan salak, serta ada anak-anak OMK (orang Muda Katolik) dan masyarakat yang didukung Bank NTT untuk mengembangkan UMKM.

“Di Desa Dua Lasi Rai, ada air terjun Mauhalek dan di sana ada potensi yang cukup bagus yaitu perkebunan strobery, kacang hijau dan kacang tanah. Dari situ bergeser ke desa Dua Rato yang memiliki karakter tersendiri dengan wisata budaya karena ada kampung adat yang mirip dengan Waerebo di Manggarai. Konsepnya sama, namun selama ini belum ditata secara baik. Dan Bank NTT Cabang Atambua sedang memberikan pendampingan di perkebunan kopi yang  yang letaknya diatas pegunungan,” jelasnya.

Di desa itu, kata dia, ada kelompok usaha tani dan ibu-ibu yang didampingi Bank NTT untuk bekrembang. “Namun kita kawinkan dengan konsep wisata buadaya kampung adat itu, juga ada silat kampong yang kita coba explore juga. Dari situ beregesr ke Desa Dirun yang punya dataran tinggi yang sudah terkenal yaitu Fulan Fehan. Itu menjadi destinasi terakhir. Di sana sudah ada fasilitas yang akan kita tata sehingga bisa camping di sana, dan untuk bisa mendukung anak-anak muda di sana bisa berkembang dari aspek usaha ekonomisnya. Juga ada potesi kaktus, kita bisa kembangkan ada selai kaktus, juga ada potensi kopi yang cukup baik juga. Semua itu di jalur pertama,” jelasnya.

Ady Pontus menambahkan, ada jalur kedua dalam alur wisata yang dikonsepkan dalam Festival Desa Binaan Bank NTT dan PAD adalah tentang Kabupaten Belu yang merupakan daerah perbatasan antara NKRI dan RDTL menempatkan pintu perbatasan menjadi obyek yang selalau dikunjungi. “Pintu perbatasan negara masih menjadi tujuan wisata utama jika ke Belu. Orang ke Belu pasti akan ke perbatasan. Dan kita membangun konektifitasnya, dengan desa binaan yaitu pertama di Dua Laus yang sudah disertakan dalam Festival Desa Binaan Bank NTT tahun lalu, dan dari sana menuju ke Perbatasan, lalu ke Silawan lalu ke Desa Kabuna yang memiliki spot foto yang sangat bagus. Juga ada perpaduan dua budaya antara Belu dan Timor Leste Ada UMKM pengolahan makanan khas Portu yaitu Roti Paung serta ada tenun ikat dgn bahan dan perwarnaan alam,” sebutnya.

Ia memberikan apresiasi yang tinggi terhadap keseriusan Bupati Belu beserta seluruh perangkat dalam menyukseskan event besar Bank NTT ini. ***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap