Benih Jagung R7 di Tangan Presiden untuk NTT Bangkit Menuju Sejahtera

326
Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian RI, Prof. Syahrul Yasin Limpo, dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ketika melakukan penanaman jagung jenis R7 di lokasi Food Estate di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Kamis (24/3/2022). Foto:BiroAP/Radith

ATAMBUA, SELATANINDONESIA.COM – Presiden RI, Joko Widodo dalam agenda kunjungan kerjanya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selama dua hari sejak Rabu (23/3/2022) hingga Kamis (24/3/2022) disambut histeris masyarakat di Kota Kupang, TTS dan Atambua Kabupaten Belu.

Di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Presiden menutup seluruh rangkaian agenda kerjanya dengan melakukan penanaman benih jagung jenis R7 di lokasi Food Estate atau lumbung pangan Nasional. Kabupaten Belu mendapatkan jatah pengembangan Food Estate di lahan seluas 1000 ha yang menyebar di sejumlah wilayah Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) itu.

Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian RI, Prof. Syahrul Yasin Limpo, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Ganadi Sadikin, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Jajaran Eselon 1 Kementerian Pertanian serta Bupati Belu Taolin Agustinus.

Usai melakukan penanaman benih jagung R7 di lokasi yang letaknya dibawah bendungan Rotiklot itu, Kepala Negara mengatakan, ia berada di Kabupaten Belu, Provinsi NTT ini dan baru saja membuka lahan pertanian seluas 53 Ha yang akan ditanami jagung jenis R7.

“Disini pengairannya kita menggunakan springkel yang berasal dari bendungan yg telah kita resmikan yaitu Rotiklot,” sebut Presiden Jokowi.

Disebutkan, setelah itu lahan itu akan diperluas sampai 500 Ha dan jika berhasil dan produksi bagus akan dikembangkan lagi ke daerah lain yang lahannya rata hingga seluas 15.000 Ha.

“Saya rasa kalau kita berani menggunakan teknologi dan berani mencoba di lahan yang sulit seperti di NTT ini maka akan kelihatan semuanya, apa yang harus dikoreksi dan diperbaiki. Juga alsintan apa yang cocok untuk digunakan di daerah yang sulit seperti NTT,” ujarnya.

Presiden bertekad akan terus memperbaiki kesejahteraan masyarakat di NTT dan Kabupaten Belu. “Selain itu akan memperkuat pertahanan pangan kita yang akan dibuka di NTT hari ini. Kuta harapkan hasil per hekatranya bisa kita lihat dan bisa dihitung petani dapat untung berapa dan kita bisa perluas lagi lahannya,” sebut Presiden Jokowi.

Selain melakukan penanaman jagung jenis R7, Kepala Negara juga berkesempatan mencoba pemanfaatan sistim penyiraman menggunakan teknologi springkel di kawasan Food Estate tersebut. Dalam kawasan tersebut disipakan juga peternakan ayam lokal sebanyak 1000 ekor.

Mentan Syahrul mengatakan Presiden Jokowi mengapresiasi pengembangan kawasan food estate Kabupaten Belu dan sesuai perintah Presiden Jokowi perluasan areal harus terus diupayakan pada tahun ini. Dengan mengintegrasikan laju pertanian dari hulu hingga hilir, food estate Belu diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan, gizi serta kesejahteraan petani.

“Presiden Jokowi sangat ingin kehidupan masyarakat NTT mengalami peningkatan perekonomian, rakyat makin sejahtera. Salah satunya melalui bidang pertanian. Inilah harapan hadirnya pengembangan food estate ini,” ujarnya.

Lebih lanjut SYL menjelaskan pengembangan kawasan food estate seluas 559 ha di Kabupaten Belu ini tersebar di 4 kecamatan yakni Leosama, Manleten, Umaklaran, dan Kecamatan Fatuketi yang terdiri dari pengembangan padi seluas 411 ha dan jagung seluas 148 ha. Kegiatan pengembangannya dilakukan secara bertahap dari tahun 2021 hingga 2024.

“Pengembangan food estate Belu utamanya untuk komoditas padi dan jagung namun kita harapkan untuk menambah menghasilan masyarakat di pinggir lahan akan ditanam komoditi perkebunan, hortikultura ditambah usaha peternakan ayam atau ebek dan sapi,” tegasnya.

SYL pun mengharapkan usaha pertanian yang terintegrasi hulu-hilir berbasis kawasan dan klaster menurut kesesuaian agro-ekosistem dapat tercipta dan dikembangkan pada kawasan tersebut. Dengan demikian, tata kelola mulai dari pra hingga pasca panen ke depannya terus meningkat.

“Pertanian NTT harus mampu bersaing dengan di daerah lain seperti Jawa, Sulawesi, Sumatera dan kawasan ini harus menjadi percontohan untuk dikembangkan di lahan pertanian kering yang lain,” tutup SYL.

Saat itu juga ada penyerahan sejumlah bantuan diantaranya, Alsintan Pra Panen terdiri dari 2 unit TR4,- 5 unit TR2, 10 unit Pompa Air, 5 unit ATJ.

Juga ada bantuan benih padi sebanyak 50 Kg, Pupuk NPK 100 Kg, Herbisida 5 botol, Benih jagung R7 sebanyak 20 Kg. Juga bantuan Pupuk hayati 5 liter, insektisida 5 botol, 1 unit Combine harvester besar  multiguna 1 unit corn sheller, 1 unit power thresher multiguna, Kelapa Genjah 110 pohon, Telur konsumsi 50.000 butir. Selain itu benih sayur dan buah (bayam, cabai, kc panjang, kangkung,sawi,tomat, melon, semangka) = 60 kg yang setara untuk luas 10 ha.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap