Dari Kampung Anajiaka Sumba Tengah, Tanah yang Berlimpah Susu dan Madu Menyatu untuk IKN Nusantara

338
Bupati Sumba Tegah Paulus S.K. Limu dan wakilnya Daniel Landa usai menyerahkan tanah kepada Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat untuk disatukan dengan tanah dan air dari rahim Flobamorata untuk selanjutnya dibawa ke IKN di Provinsi Kalimantan Timur. Acara tersebut dilakukan Jumat, (11/3/2022) di depan Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT. Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Kabupaten Sumba Tengah adalah salah satu wilayah yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo menjadi salah satu lokasi pengambilan tanah dari Pulau Sumba untuk disatukan dengan tanah-tanah lain dari seluruh Nusantara yang akan menyatu dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S.K. Limu bersama Wakilnya Daniel Landa dan tokoh adat Umbu Siwa menyerhakan serpihan tanah itu ke Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam seremonial adat yang dilakukan Jumat (11/3/2022) di halaman Gedung sasando, kantor Gubernur NTT.

“Tanah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berasal dari Kabupaten Sumba Tengah mewakili 4 Kabupaten di Pulau Sumba untuk penyatuan tanah Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur yang hari ini kita serahkan kepada Bapak Gubernur NTT berasal dari Kampung Anajiaka Desa, Anajiaka, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah,” sebut Bupati Sumba Tengah, Paulus S.K. Limu kepada SelatanIndonesia.com di kediamnnya, Oepoi, Kota Kupang, Jumat (11/3/2022).

Disebutkan Bupati Paulus, tanah Sumba Tengah dengan Semboyan “Tanah Waikanena Loku Waikala” atau tanah yang subur berlimpah susu dan madu merupakan tanah yang memiliki potensi sumber daya alam yang kaya akan budaya, dengan kearifan lokalnya yang sangat kental untuk mendekatkan antara alam, leluhur dan sang pencipta.

“Pengambilan tanah ini dilakukan dengan prosesi budaya adat yang dilakukan oleh tokoh adat bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Tengah dilakukan untuk memohon restu dari leluhur dan sang pencipta. Kita lakukan dengan syair adat yang diwujudkan dalam sukacita kegembiraan berupa yel khas adat Sumba yang menandakan tanah yang diambil direstui oleh para leluhur dan Sang Pencipta untuk dibawa dan disatukan di lokasi Ibu Kota Nusantara,” ujar Bupati Paulus.

Mantan Inspektur pada Inspektorat Daerah Provinsi NTT ini mengaku bangga dengan kontribusi yang diberikan melalui tanah untuk Ibu Kota Nusantara. “Mewakili seluruh masyarakat Sumba dan khususnya Sumba Tengah, saya sangat bergembira karena diberikan kesempatan membawa serpihan tanah dari Sumba untuk dibawa oleh Bapak Gubernur. Tanah yang kami bawa ini melambangkan kedamaian, kesuburan, kesejukan serta lambang kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia dibawah kepemimpian Bapak Presiden Joko Widodo yang sudah punya bekas kaki di Sumba Tengah. Kami bahkan mengundang Bapak Presiden Jokowi untuk datang ke Sumba Tengah pada bulan April 2022 nanti untuk melakukan panen padi Food Estate yang langsung diproses dalam mesin pengering dan dimol keluar dalam bentuk kemasan beras premium yang kami beri lebel Beras Food Estate TJPS Pro Oli Mila,” jelas Bupati Paulus.

Bupati Sumba Tegah Paulus S.K. Limu dan wakilnya Daniel Landa didampingi Tokoh Adat Umbu Siwa ketika menyerahkan tanah kepada Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat untuk disatukan dengan tanah dan air dari rahim Flobamorata untuk selanjutnya dibawa ke IKN di Provinsi Kalimantan Timur. Acara tersebut dilakukan Jumat, (11/3/2022) di depan Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT. Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat menyatukan tanah dan air yang dibawah dari pulau-pulau di NTT untuk selanjutnya dibawa ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur. Acara penyatuan tanah dan air itu dilakukan dalam seremonial adat yang digelar di depan Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Jumat (11/3/2022).

Ada tujuh Bupati di Provinsi NTT yang dipercayakan membawa tanah dan air dari wilayahnya masing-masing diantaranya Bupati Belu Taolin Agistinus, Bupati Sumba Tengah Paulus S.K. Limu dan Bupati Flores Timur Anton Hadjon yang membawa tanah. Sedangkan Bupati yang membawa air adalah Bupati Lembata Thomas Ola Langoday, Bupati Alor Amon Djobo, Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bulu dan Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke.

Gubernur Laiskodat mengatakan, Presdien RI Joko Widodo memerintahkan seluruh Gubernur untuk membawa tanah dan air dari seluruh wilayah di NKRI untuk disatukan nanti dalam acara para tanggal 14 Maret 2022 di Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur. “Hari ini kita melakukan prosesi secara adat dan telah menciptakan sejarah baru dengan menyatukan tanah dan air dari rahim Flobamorata ini untuk seterusnya disatukan dengan tanah dan air dari seluruh pelosok Nusantara untuk menjadikan pembangunan IKN di Kalimantan Timur,” sebut Gubernur Laiskodat.

Ia memberikan apresiasi dan terimakasih kepada ketujuh Bupati dan pata tokoh adat yang terlibat membawa air dan tanah dari wilayahnya masing-masing. “Tanggal 13 Maret nanti saya akan bawa tanah dan air ini ke Kalimantan Timur dan bersama-sama dengan Bapak Presiden dan seluruh Gubernur untuk pembangunan di IKN. Kita doakan agar semuanya berjalan lancar dan kita akan memiliki sebuah ibu kota negara yang baru. Proses pemindahan ini sudah direncanakan jauh sebelumnya yaitu saat Presiden pertama Ir. Soekarno namun baru di masa Presiden Joko Widodo ini baru bisa terlaksana dengan baik,” sebut Gubernur Laiskodat.

Gubernur Laiskodat mengajak seluruh warga NTT untuk berdoa agar tanah dan air yang dibawah dari rahim Flobamorata ini memberikan sumbangsi energy, semangat dan dorongan untuk membangun IKN yang makin cepat dan berhasil. “Kita akan berbangga karena punya ibu kota negara yang baru yang membawa keadilan sosial untuk seluruh masyarakat Indonesia. Kedepan, kita tidak ke Jakarta lagi tetapi ke Kalimantan Timur dan itu sebuah kepurtusan menurut saya secara politik sangat luar biasa dan kita merupakan pelaku sejarah yang hadir hari ini,” sebutnya.

Ia menambahkan, tanah dan air yang tersisa akan disimpan di Museum Provinsi NTT sebagai bukti bahwa sebagiannya dibawa ke Kalimantan Timur untuk pembangunan IKN dan sisanya menunggu disisni untuk menjadi satu kesatuan yang utuh demi NKRI.

Acara seremonial penyatuan tanah dan air itu ditutup dengan doa yang dipimpin oleh lima tokoh agama yaitu Kristen Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Budah.***Laurens Leba Tukan

 

 

Center Align Buttons in Bootstrap