Cara Cerdas Mahasiswa KKNT-PPP Unwira  Cegah Stunting dan DBD

186
Stefania Karunia Teo Din sedang membagikan bubur kacang untuk anak-anak Balita di Desa di Desa Usapi Sonbai, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, Kamis (24/2/2022) Foto: Dok.Unwira

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Dua persoalan besar yang sementara dihadapi oleh masyarakat NTT adalah stunting dan demam berdarah deague (DBD). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Provinsi Nusa Tenggara Timur menempati urutan pertama dalam kasus gizi Buruk (Stunting) di Indonesia pada tahun 2018.

Berkaca pada kasus ini, Mahasiswa KKN UNWIRA yang sedang melakukan pengabdian masyrakat di Desa Usapi Sonbai, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang bekerja sama dengan petugas kesehatan di desa membagikan asupan tambahan berupa bubur kacang hijau kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan juga anak- anak yang berumur 1- 3 tahun. Hal ini sejalan dengan program wajib yang diberikan oleh kampus saat pembekalan ke pada Mahasiswa/i yang akan melakukan Kuliah Kerja Nyata.

Pembagian asupan tambahan berupa bubur kacang hijau yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki gizi anak di wilayah Desa Usapi Sonbai. “Inisiatif ini juga merupakan komitmen kami untuk mendukung upaya pencegahan stunting di Desa Usapi Sonbai yang juga sejalan dengan visi Pemerintah untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul untuk Indonesia maju,” sebut Dius Tahu salah satu peserta KKN di Desa Usapi Sonbai.

Kegiatan ini  dilakukan selama tiga hari yang bertempat di tiga Pos Posyandu. Pos satu meliputi Dusun 1 dan 2, Pos dua meliputi Dusun 3, juga Pos tiga meliputi Dusun 4 dan 5. Sebelum pembagian asupan tambahan berupa bubur kacang hijau, terlebih dahulu dilakukan penyuluhan tentang apa itu stunting, apa penyebab masalah stunting dan cara melakukan tindakan preventif untuk mencegah terjadinya stunting.

Kegiatan ini juga bersamaan dengan jadwal posyandu, setelah anak- anak diperiksa dan dimonitoring tumbuh kembangnya langsung dibagikan bubur kacang untuk dikonsumsi sebagai asupan tambahan untuk memperbaiki gizi.

Menurut data Pustu Desa Usapi Sonbai tahun 2021 menunjukan bahwa pengidap stunting berjumlah 26 orang. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pentingnya pemberian makanan bergizi bagi anak- anak. Selain itu juga akibat keterbatasan ekonomilah yang membuat mereka sulit  mendapatkan makanan bergizi.

Stefania Karunia Teo Din sedang membagikan bubur kacang untuk anak-anak Balita di Desa di Desa Usapi Sonbai, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, Kamis (24/2/2022) Foto: Dok.Unwira

Mewakili masyarakat Desa Usapi Sonbai, Sofia Abong Perawin, A.MD Keb, selaku Bidan Desa menyambut baik dan sangat mendukung penuh kegiatan ini. Pembagian bubur kacang hijau, sangat baik untuk mencegah stunting pada balita yang banyak terjadi di desa- desa . “Untuk mencegah stunting orang tua perlu mengerti betul makanan yang tinggi gizi. Tidak harus mahal, makanan penuh gizi pun bisa didapatkan dengan harga murah. Kacang hijau juga baik untuk mencukupi kekurangan gizi  pada masa kehamilan dan pertumbuhan pada 1.000 hari pertama kehidupan,” ujar Sofia.

Tentang persoalan demam berdarah deague (DBD), dikutip dari Kompas.com jumlah penderita demam berdarah deague (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah hingga pertengahan Februari 2022. Untuk mencegah merebaknya penyakit DBD di wilayah Desa Usapi Sonbai, Mahasiswa KKN UNWIRA membagikan abate.. Pembagian abate ini dilakukan bersamaan dengan pembagian makanan asupan tambahan berupa bubur kacang hijau kepada ibu hamil dan ibu menyusui.Hal ini dilakukan dengan tujuan, untuk mencegah stunting ibu hamil, ibu menyusui dan balita perlu terhindar dari penyakit DBD.

Sebelum pembagian abate ini dilakukan, mahasiswa KKN UNWIRA terlebih dahulu memberikan penejelasan perihal cara menggunakan abate, agar masyarakat tidak salah menggunakannya. Abate ini difungsikan sebagai pembasmi telur dan jentik nyamuk, terutama nyamuk Aedes Aegypti yang biasanya berada di genangan air, maupun serangga lainnya yang masih berupa larva.

Salah satu masyarakat yang hadir saat itu yakni Ny. Yonarita Tasey, selaku ketua Kader Pembangunan Manusia (KPM) mengungkapkan rasa terima kasih atas pembagian abate ke kepada masyarakat. Banyak rumah- rumah warga yang memiliki bak penampung air. Tempat seperti ini akan berpotensi bagi nyamuk untuk berkembang biak. Penggunaan abate pada air tergenang akan membunuh jentik nyamuk sebelum tumbuh dewasa dan mampu bereproduksi. Hal ini ditujukan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti  sebagai serangga pembawa penyakit demam berdarah dengue (DBD).*/AL

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap