WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Program Food Estate atau lumbung pangan Nasional merupakan terobosan Presiden Joko Widodo yang diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi tantangan pangan di Sumba Tengah untuk jangka panjang. Setelah sukses di tahun pertama, program yang mengantar Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kabuaten Sumba Tengah itu, kini terus gencar dilakukan.
Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu pada Senin (21/2/2022) memimpin masyarakat melakukan penanaman padi untuk program Food Estate bersama kelompok tani Mori Sama diatas lahan seluas 240 Ha di Desa Manuwolu, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah.
Bupati Paulus mengharapkan, dalam waktu dekat akan ada branding yang dihasilkan dari padi yang ditanam. “Kita inginkan endingnya di jangka panjang ada terobosan baru yang dihasilkan yaitu beras dengan kualitas Premium Program Food Estate Pro Oli Mila Sumba Tengah yang akan dipasarkan keluar dan dapat dinikmati oleh banyak orang,” sebut Bupati Paulus.
Ia berpesan kepada masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani untuk terus bekerja keras mengusahakan dan mengolah lahan sawah untuk terus ditanami padi. “Kami akan bantu alsintan, benih, pupuk, pompa dan pendamping, asalkan bapak-ibu kelompok tani senantiasa bekerja keras. Ingat, habis tanam padi jangan menunggu tapi harus kerja lahan kebun lagi untuk tanam jagung serta tidak lupa bagaimana mengejar indeks pertanaman dari 2 kali menjadi 3 kali setahun,” ujar Bupati Paulus.
Dikatakan, program “Super Prioritas” Kementerian Pertanian ini menjadi sumbangsih nyata sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan dan taraf hidup masyarakat serta mengangkat derajat kemiskinan di Sumba Tengah yang kini berada di angka 34%.
Dijelaskan Bupati Paulus, benih padi yang ditanam merupakan varietas Inpari 32. Beralihnya petani menanam varietas tersebut, karena dinilai memiliki beberapa keunggulan. Pilihan terhadap Varietas Inpari 32 ini karena anggota Kelompok Tani (Poktan) Mori Sama melihat banyak keunggulan.
“Varietas ini memiliki banyak kelebihan, diantaranya tahan terhadap berbagai penyakit dan tahan terhadap virus serta hasil panen yang dapat diperoleh sekitar 8 hingga 9 ton/ha bahkan bisa mencapai 10 ton/ha,” ujarnya.
Bupati Paulus menambahkan, pada bulan November 2021 lalu, di Desa Manuwolu telah dilaksanakan panen padi yang dilakukan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi). Kala itu, BB Padi menggandeng Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT dan Penyuluh Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Tengah menggunakan lima varietas benih padi yang ditanam yakni, Cakrabuana, Padjadjaran, Siliwangi, Inpari 42 dan Inpari IR Nutri Zinc.
Dilaporkan, hasil panen ubinan varietas Inpari IR Nutri Zinc mencapai 6,4 ton/ha, Padjadjaran 6,5 ton/ha, dan varietas Cakrabuana 7,8 ton/ha. “Hasil panen tersebut berada diatas target, yang mana Menteri Pertanian menargetkan 6 ton/ha, namun bisa dicapai lebih dari target tersebut dan Badan Litbang Pertanian-Kementan siap mendampingi dan mengawal petani di Sumba, “katanya.
Pada momentum penanaman itu, turut hadir Wakil Bupati Sumba Tengah, Ir. Daniel Landa, Ketua DPRD Kabupaten Sumba Tengah Drs. Tagela Ibisola, Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Tengah Drs. Umbu Eda Pajangu, M.Si, Asisten Administrasi Umum, Ferdinand U. Kabalu, SE, Camat Mamboro serta Pimpinan Perangkat Daerah lainnya.*/PKP-SemTeng
Editor: Laurens Leba Tukan