
SOE,SELATANINDONESIA.COM – Label kemiskinan ekstrim yang disematkan pada Kabupaten Timor Tengah Selatan beberapa waktu lalu, mampu ditanggulangi oleh Pemerintah Kabupaten TTS dibawah pimpinan Bupati Egusem Pieter Tahun dan Wakil Bupati Jhony Army Konay (Paket Tahun-Konay).
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TMP2K) Kabupaten TTS menempati urutan terbanyak kedua penurunan angka kemiskinan ekstrim setelah Kabupaten Deiyei yang menempati urutan pertama dengan angka penurunan kemiskinan ekstrim sebanyak 1,17%.
“Angka kemiskinan ekstrim yang semula 27,49% turun 0,85 persen pada tahun 2020-2021. Penurunan angka kemiskinan ekstrim tersebut kami peroleh dari data yang dikeluarkan oleh TMP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan),” jelas Kepala Bappeda Kabupaten TTS Johanis Benu,SE.M.Si kepada media ini Rabu (2/2/2022) di ruang kerjanya.
Menurut Anis Benu, berbagai upaya pemerintah Kabupaten TTS untuk menekan angka kemiskinan ekstrim tersebut yakni dengan pengelolaan program yang tepat sasaran yakni program rumah layak huni, program sanitasi dan program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang terus digalakkan.
“Sudah tentu dengan intervensi menggunakan baik dana ABPD Kabupaten, Dana ABPD Provinsi NTT dan juga dana APBD yang tersebar pada beberapa organisasi perangkat daerah,”terang mantan camat Kot’olin ini.
Untuk tahun 2022 ini, pemerintah Kabupaten TTS dan seluruh perangkat daerah serta stakeholder yang ada di TTS terutama Lembaga Sosial Kemasyarakat terus bersinergi untuk lebih fokus pada pengalaman angka kemiskinan dengan tetap pada tiga program andalah yakni Program Rumah Layak Huni, Sanitasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat serta program Taksin Pemandu yang sudah dijalan pasca Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati TTS pada tahun 2019 silam.
“Tentunya program-program pemerintah tersebut lebih disasarkan pada keluarga miskin berdasarkan data yang sudah kita validasi dan verifikasi sebelumnya. Jadi yang ada sekarang ini data yang sudah benar-benar akurat mengenai jumlah keluarga miskin yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten TTS,” ujar Anis Benu.
Anis berharap agar kerja sama dari semua komponen bersama masyarakat sehingga angka kemiskinan terus menurun dan pada akhirnya target yang capai yakni jumlah keluarga miskin di TTS menjadi nol persen.
“Kita mengajak semua pihak untuk bekerja sama dan juga masyarakat Kabupaten TTS untuk sama-sama menuntaskan kemiskinan kalau bisa target kita adalah angka kemiskinan di TTS menjadi nol persen. Itu target kita,” pungkas Anis Benu.**Paul Papa Resi
Editor: Laurens Leba Tukan