ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – Sejumlah wilayah di Adonara, Kabupaten Flores Timur hingga kini masih sangat tersiloir dari pembangunan. Listrik, air dan infrastruktur jalan menjadi sesuatu yang mahal bagi masyarakat di Dusun Arang, Desa Sagu, Kecamatan Adonara, dan Dusun Meko, Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur.
Angkatan Muda Adonara (AMA) Kupang yang dipimpin Alhuda Ladopura, Sabtu (15/1/2022) menemukan sejumlah fakta miris dengan kondisi masyarakat di wilayah tersebut. “Kondisi masyarakat di Dusun Meko, Desa Pledo, Kecamatan Witihama, sejak Indonesia menghirup udara kemerdekaan sampai sekarang belum ada listrik. Juga termasuk di Dusun Arang, Desa Sagu mengalami hal yang sama,” sebut Alhuda Ladopura kepasa SelatanIndonesia.com, Sabtu (15/1/2022) dari Adonara.
Disebutkan Alhuda, listrik merupakan persoalan yang sangat urgen di masyarakat sehingga ketika listrik tidak ada, sangat menghambat roda perekonomian. Tidak hanya itu ketika bersama Kepala Dusun Meko, Sahidin, AMA Kupang menemukan fakta lain diantaranya kondisi jalan yang buruk serta ketiadaan air bersih. Kepala Desa Pledo, Samsudin Samon Deran juga menyampaikan hal serupa.
Masyarakat di Dusun Mekko sebanyak 75 Kepala Keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 236 orang. “Kami malah menemukan ada 85 KK yang belum memiliki administrasi data kependudukan,” sebut Alhuda.
Dijelaskan, ada sejumlah fasilitas umum yangt tersedia di Meko seperti Sekolah Dasar, Masjid, Rumah Singgah, Pusat Informasi Pariwisata, MCK, dan Balai Dusun, namun semua fasilitas itu tidak ada listrik. “Penjelasan yang kami peroleh dari Kepala Dusun Meko dan Kades Pledo bahwa semua persoalan dasar warga itu sudah disampaikan melalui forum Musrenbangdes dampai Kecamatan, namun tidak pernah ada realisasi. Masyarakat Meko hanya menunggu dalam waktu yang tidak menentu tentang kapan kebutuhan air bersih dan listrik bisa terlayani oleh pemerintah,” katanya.
Dijelaskan Alhuda, informasi yang diperoleh dari masyarakat bahwa, pernah ada pihak PLN yang melakukan survei di lokasi untuk mendatangkan listrik, namun realisasinya tidak ada sampai saat ini. “Bahkan sudah ada bantuan dari pemerintah yaitu PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) namun PLTS itu hanya bersifat sementara dan tidak tahan lama hanya satu tahun lebih sudah rusak. Juga kondisi jalan yang rusak berat, karena walaupun sudah ada aspal tetapi hanya 60 persen dan belum sepenuhnya sampai ke Meko,” ujarnya.
Itu pasalnya, AMA KUPANG mendesak para pihak terkait yaitu Anggota DPRD Kabupaten Flores Timur, DPRD Provinsi NTT serta Bupati Flotim dan Gubernur NTT serta pihak PLN untuk segera mendatangkan listrik, air bersih dan pembangunan jalan di daerah Meko. “Kami desak agar pemerintah benar-benar hadir untuk warga yang terisolir ini agar bisa merasakan pembangunan yang sama dengan warga di daerah lain. Jangan hanya dijadikan komoditas politik oleh para politisi yang hanya nongol di saat menjelang pemilu, setelah dipilih lalu menghilang. Nanti menjelang Pemilu, datang lagi dan membual, lalu menghilang tanpa memperdulikan kebutuhan dasar warga,” tegas Alhuda.***Laurens Leba Tukan