KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT kembali menggelar kegiatan Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) ke VI membahas tentang program Tanam Jagaung panen Sapi (TJPS) dan pengembangan peternakan.
Mengusung tema “Menuju 63 Tahun Nusa Tenggara Timur, TJPS Mendukung Ketahanan Pangan dan Mengembangkan Peternakan, Mewujudkan NTT Bangkit NTT Sejahtera” Bakohumas itu digelar di Aula Hotel Sasando, Jumat (10/12/2021). Bakohumas itu bertujuan untuk membangun kesepahaman baik antara Pemerintah dan masyarakat tentang Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS), serta mengetahui perkembangan dan dampak dari implementasi TJPS bagi masyarakat, khususnya petani dan peternak di NTT.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat diwakili Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi NTT, Ganef Wurgiyanto membuka kegiatan tersebut. Turut hadir Pemateri yaitu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky F. Koli dengan materi, TJPS Perkembangan dan Dampaknya Dalam Mendukung Ketahanan Pangan di Provinsi NTT dan Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Johanna E. Lisapaly dengan materi TJPS Dampaknya terhadap pengembangan Peternakan di Provinsi NTT. Acara tersebut dimoderatori oleh Kabag Perencanaan dan Kepegawaian Setda pada Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT, Selfi H. Nange, S.Sos, M.Si,M. Pub.Pol
Ganef Wurgiyanto mengatakan, Program Tanam Jagung Panen Sapi adalah gebrakan Pemerintah Provinsi NTT untuk membangun perekonomian masyarakat. “Program TJPS merupakan program strategis dengan kolaborasi sektor pertanian dan peternakan yang mulai dicanangkan sejak tahun 2019. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan maksud produksi tanaman jagung sebagai bahan pakan untuk ternak,” sebut mantan Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT ini.
Dikatakan, dengan TJPS ini produksi jagung yang utama juga sebagai bahan pakan ternak. “Bukan hanya memiliki nilai ekonomis dari jagungnya, melainkan juga bisa sebagai bahan makanan ternak. Dari sini juga adalah pola kerja bisnis (birokrat enterpreneuer) bagi ekonomi masyarakat. Semuanya kita kerjakan dengan melibatkan petani dan peternak, pemerintah, Pelaku Usaha, LSM dan juga Perguruan Tinggi,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky F. Koli menjelaskan, TJPS bukan saja untuk meningkatkan ekonomi melainkan juga untuk menekan angka kemiskinan di NTT. “TJPS diskenariokan untuk pertumbuhan ekonomi dan dalam skala luas untuk mengentaskan kemiskinan. Untuk itu maka, TJPS ini bukan hanya untuk meningkatkan produktifitas sapi melainkan juga jenis ternak yang lain. Tantangan kita ini juga terletak pada bagaimana SDM sebagia ujung tombak melainkan juga jejaring atau networking serta sinergitas kelembagaan terutama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bersama Dinas Peternakan,” sebutnya.
Lecky F. Koli menjelaskan, sejauh ini TJPS bukan hanya meningkatkan peternakan sapi melainkan juga pada jenis ternak lainnya. “Dari desain TJPS sejak 2019 sampai saat ini tahun 2021 kita sudah menghasilkan sapi sebanyak 796 ekor, babi sebanyak 2.365 ekor, kambing sebanyak 1.383 ekor dan ayam sebanyak 7.841 ekor. Ini artinya petani juga bisa meningkatkan ekonomi melalui ternak sehingga bisa meningkatkan ekonomi rumah tangga. Inilah yang kita sebut sebagai cara untuk menekan angka kemiskinan,” jelasnya.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Johanna E. Lisapaly mengatakan, TJPS sangat bermanfaat dalam peningkatan produksi ternak karena jagung merupakan bahan pakan ternak yang sangat baik. “TJPS untuk saat ini mulai berkembang dan dirasakan masyarakat, dengan jagung sebagai bahan pakan ternak memiliki manfaat yang baik pula. Kita tidak perlu lagi impor pakan ternak,” katanya.
Johanna mengatakan, sejauh ini dukungan Dinas Peternakan terhadap Program TJPS diantaranya adalah bimbingan teknis kepada petugas pendamping lapangan, bimbingan teknis kepada petani ternak, penerapan teknologi Inseminasi Buatan (IB) dan juga pelayanan kesehatan hewan. “TJPS ini perlu dikembangkan karena akan berdampak positif pada populasi ternak, peningkatan pendapatan petani dan juga peternak, serta sebagai Grand Desain pembangunan pabrik pakan ternak di NTT,’ jelasnya.
Turut hadir pada kesempatan tersebut diantaranya Plt. Karo Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT, Prisila Parera, Perwakilan Forkopimda Provinsi NTT, Ketua Magabudhi NTT Indra Effendy, perwakilan Petani dan Peternak yang menjalankan Program TJPS, diantaranya dari Kelompok Tani Tirosa Semuel Tefbana, Kelompok Tani Baru Terbit Oktovianus Mat Nope, serta Kelompok Tani Fajar Pagi Dominggus Bira.*)Frans Tiran/BiroAP
Editor: Laurens Leba Tukan