Festival Kopi, Emas Hitam dari Sumba Barat Daya

219
Bupati Sumba Barat Daya, dr. Kornelis Kodi Mete pose bersama peserta dalam puncak festival kopi inklusif digelar di aula SMK Pancasila-Tambolaka, Kamis (9/12/2021)

TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) menggelar festival kopi inklusif yang mengangkat tema Kopi Emas Hitam. Ivent itu dipandang sangat menginspirasi banyak orang, bahkan mengakomodir kaum disabilitas sebagai salah satu pelaku kegiatan.

Puncak festival kopi inklusif digelar di aula SMK Pancasila-Tambolaka, Kamis (9/12/2021). Bupati Sumba Barat Daya, dr. Kornelis Kodi Mete menyebut, gelaran event ini menunjukkan bahwa perhatian atas produk kopi Sumba sungguh sangat luar biasa dan mesti diapresiasi termasuk bagi NGO yang menurutnya telah bekerja total memfasilitasi masyarakat terlibat aktif dalam pengembangan kopi sumba.

“Saya bangga karena kegiatan seperti ini juga memberikan ruang bagi kaum disabilitas untuk bisa ambil bagian didalamnya dengan hasil yang tidak mengecewakan. Mereka tampil dengan kemampuan yang luar biasa,” sebut mantan Kadis Kesehatan Provinsi NTT ini.

Pemda Kabupaten SBD kata dia, melihat bahwa potensi kopi pada dasarnya akan memberikan dampak kesejahteraan buat masyarakat melalui beberapa sektor penting seperti pariwisata dan sosial budaya. “Teman-teman OPD bisa lihat bahwa kopi ini sangat luar biasa. Konsep kegiatannya juga demikian. Tentu harus jadi perhatian kita ke depannya. Kita berharap para wisatawan saat datang ke sini dan menginap di hotel harus disuguhkan dengan kopi Sumba. Pulang pun begitu. Ada tentengan kopi dalam bingkisan oleh-olehnya,” sebutnya.

Ketua Panitia, Ny. Margareta H. Kodi Mete dalam paparannya menerangkan bahwa kehadiran event ini sendiri untuk mengembalikan kecintaan masyarakat akan kopi dan menjadikan kopi bukan sebagai sajian masyarakat semata tapi lebih dari itu harus menjadi sumber pendapatan masyarakat. Untuk itu mesti diwujudkan dengan mulai mendorong peningkatan produksi dan menjaga keistimewaan kopi Sumba sekaligus berupaya memenuhi kebutuhan pasar.

“Kita harus mampu meningkatkan usaha para petani tanpa melupakan pemberian kesempatan kepada para kaum disabilitas guna peningkatan taraf hidupnya. Dan sebelum mencapai hari puncak seperti sekarang. Kita melewati sejumlah kegiatan lain mulai dari vaksin buat para kaum disabilitas hingga serangkaian kegiatan pelatihan pengolahan kopi hingga bersama pemerintah menelurkan perbup dengan harapan bahwa ke depannya usaha kopi dengan melibatkan kaum disabilitas pun diperhatikan pemerintah,” ujarnya.

Ia berharap, festival nantinya bisa dilaksanakan setiap tahun dan menjadi agenda tahunan kabupaten dan bukan berhenti saat ini saja. “Kegiatan ini telah memberikan dampak yang cukup signifikan tidak hanya buat para pelaku usaha tapi juga Kabupaten SBD,” katanya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap