Tujuan Mulia Gubernur Laiskodat Gandeng Asiabeef Kembangkan Sapi Wagyu di Sumba

1147
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Tim dari Asiabeef ketika meninjau lahan di Desa Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur untuk pengembangan Sapi Wagyu, Sabtu (27/11/2021).

WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat punya rencana besar mengembangkan peternakan sapi wagyu di Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur.

Peternakan sapi Wagyu ini diharapkan mampu memenuhi 50 persen kebutuhan daging premium di Indonesia. Kita bangun peternakan ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumba dan NTT umummya,” sebut Gubernur Laiskodat ketika mengunjungi lahan milik Pemprov NTT di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kabaru, Sabtu (27/11/2021).

Salah satu pendiri Partai NasDem ini mengatakan, dalam waktu dekat bibit sapi wagyu akan segera tiba di Sumba sehingga kesiapan lahan range di UPT Kabaru harus dapat dipastikan kesiapannya agar siap digunakan saat bibit sapi tersebut tiba. “Kita perlu mempersiapkan tanah ini secara baik untuk bisa mengembangkan peternakan sapi yang akan menghasilkan daging premium yang mahal harganya,” sebut Gubernur Laiskodat.

Disebutkan, Pemrintah Provinsi NTT memilih mengembangkan sapi wagyu dengan kualitas daging premium sebagai langkah percepatan peningkatan ekonomi masyarakat sehingga sapi-sapi lokal yang sebelumnya dikembangkan di UPT Kabaru dikeluarkan dan dibagikan kepada masyarakat setempat.

Untuk memastikan kawasan itu layak menjadi lokasi pengembangan ternak sapi wagyu, Pemprov NTT menggandeng PT Asiabeef yang sudah mulai mengembangkan peternakan sapi unggul di Desa Laijangga, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur sejak tahun 2015 lalu. “Pemerintah perlu kerja sama dengan pihak yang punya keahlian mengurus sapi wagyu ini sehingga kita gandeng PT Asiabeef untuk bantu pemerintah,” tegasnya.

Tentang adanya perwakilan masyarakat setempat yang mempertanyakan kejelasan manfaat pengembangan sapi wagio bagi masyarakat yang disampaikan Umbu Maramba Hawu, Gubernur Laiskodat menegaskan, pengembangan peternakan sapi wagyu dilakukan pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat Sumba dan NTT umumnya.

Masyarakat setempat akan dilibatkan sebanyak mungkin sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan, termasuk dengan mengikutkan anak-anak muda di sekitar lokasi dalam pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan sehingga dapat berpartisipasi secara langsung dalam program pengembangan sapi wagio ini. “Kalau ada anak-anak muda yang mau dan siap ikut kerja disini, pemerintah kasih pelatihan untuk mampu bekerja sehingga ekonomi masyarakat di sekitar sini menjadi makin baik,” ungkapnya.

Bahkan menurut Gubernur Laiskodat, pengembangan sapi wagyu yang direncanakan Pemprov NTT ini tidak akan dilakukan sepenuhnya di dalam lokasi UPT Kabaru semata. Namun juga dibuka ruang bagi masyarakat untuk ikut memelihara sapu wagio ini di mana saja yang memungkinkan. “Kita juga siap untuk berikan sapi wagio ini kepada masyarakat untuk bisa dikembangkan dimana saja. Namun tentu harus mendapatkan pelatihan khusus agar mampu memelihara dengan baik,” ujarnya.

Perwakilan PT Asiabeef, Gustavo mengatakan, sapi wagyu sudah dapat dijual atau dipotong pada usia dua tahun. Namun untuk kepentingan pengembangan peternakannya, pada saat sapinya berusia dua tahun akan dilakukan perkawinan untuk mendapatkan generasi baru sapinya, baru akan mulai dijual setelah sapinya berusia tiga tahun. “Dua tahun sudah bisa dipotong, tetapi disini tahun kedua kita kasih kawin dulu dan tahun ketiga baru mulai dijual,” sebut Gustavo.

Ia menjelsakan, paling lambat sapinya akan tiba di Sumba pada Februari 2022 mendatang sehingga kesiapan lahan dan rumput sudah harus dipersiapkan secara maksimal saat ini. “Sapinya ada 100 ekor yang akan datang pertama ini jadi kita persiapkan dengan baik agar bisa mulai dikembangkan,” ujarnya.

Advokat Rudi Kabunang Siap Advokasi Warga

Advokad asal Sumba di Jakarta, Rudi Kabunang menyatakan kesiapannya untuk mendampingi dan mengadvokasi masyarakat Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Kupang yang sempat bersitegang dengan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. “Kita sangat menyayangkan aksi yang diduga dilakukan Gubernur NTT bersama warga di Sumba Timur yang sempat viral. Saya selaku pengacara dan juga asli Sumba akan mengadvokasi dan membela hak-hak hukum khususnya Umbu Maramba Hawu dan masyarakat Sumba Timur umumnya untuk melawan arogansi pemerintahan Provinsi NTT,” sebut Rudi Kabunang kepada SelatanIndonesia.com, Selasa (30/11/2021).

Meurut Rudi, seharusnya pemerintahan Provinsi NTT mengedepankan komunikasi dan dialog dengan masyarakat dengan tetap menghargai adat istidat masyarakat Sumba, serta kearifan lokal dan juga hak-hak ulayat/adat. “Jangan dengan cara-cara melawan hukum, saya akan gugat jika secara paksa merampas hak-hak masyarakat, dan saya akan dampingi mereka untuk melakukan upaya hukum secara pidana maupun perdata. Seorang pemimpin jangan terapkan cara-cara melawan hukum pada masayarakatnya,” ujar Rudi.

Ia juga mengajak semua tokoh masyarakat Sumba Timur untuk duduk bersama dan bersuara. “Jangan takut pada Gubernur, dia masayarakat yang pilih, dan saya mengajak semua saudara-saudara saya, juga para anggota DPRD Kabupaten Sumba Timur dan para Bupati-Wakil Bupati segera gunakan hak konstitusi untuk memantau, memferifikasi dan mengajak dialog siapa siapa masyarakat yang tercederai hak-haknya dan status hak atas tanah,” sebut Rudi.*)

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap