
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah bakal terus aktif menyertakan modalnya di Bank NTT. Pasalnya, kinerja Bank NTT dibawah kepemimpinan Direktur Utama (Dirut) Harry Aleksander Riwu Kaho beserta jajaran direksi dinilai sudah bekerja sangat cerdas dan mampu meningkatkan perekonomian para petani hingga ke pelosok Sumba Tengah.
“Sebagai salah satu pemegang saham, kami menilai kinerja Bank NTT saat ini sudah sangat cerdas, maju dan moderen. Apalagi dengan sistim kerja digitalisasi saat ini,” sebut Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu kepada SelatanIndonesia.com yang dihubungi Senin (22/11/2021).
Bupati Paulus menilai, kontribusi nyata Bank NTT bagi kemajuan para petani sudah berjalan sangat bagus dan perlu lebih ditingkatkan lagi. “Kontribusinya untuk membangkitkan ekonomi masyarakat sudah berjalan sangt bagus. Keterlibatan nyata Bank NTT mulai dari Bumdes juga dengan Kelompk – Kelompok Tani yang memberikan bantuan pemodalan melalui KUR dengan bunga yang sangat rendah, ini sangat menolong,” ujarnya.
Lantaran kerja nyata Bank NTT dalam menopang kehidupan perekonomian masyarakat petani maka Pemda Kabupaten Sumba Tengah telah menetapkan Perda Penyertaan Modal ke Bank NTT yang setiap tahunnya sekitar Rp 5 miliar. “Kami sduah punya Perda dan tiap tahun sekitar Rp 5 miliar kita sertakan modal di Bank NTT,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, para pemegang saham Bank NTT mengaku optimis akan mencapai target pemenuhan modal inti mininum Bank NTT sebesar Rp 3 Triliun di tahun 2024. Bahkan, optimisme itu didukung penuh oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lantaran lembaga resmi negara yang menjalankan fungsi regulasi dan pengawasan itu menilai, Bank NTT dengan tingkat kesehatan 2 atau Bank Sehat.
“Terkait modal inti minimum Rp 3 T, yang mana Bank NTT masih tersisa 1 T, tidak usah dipikirkan. NTT pasti aman,” sebut Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat selau Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank NTT dalam forum pemenuhan modal inti BPD sesuai POJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Bank Umum dan Pengukuhan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah Kabupaten/Kota se-NTT. Forum tersebut dirangkai dengan Penandatanganan Kesepakatan Bersama Ekosistem Pembiayaan Sektor Pertanian yang digelar Jumat (19/11/2021) di aula Rumah Jabatan Gubernur NTT.
Gubernur Laiskodat menegaskan, sepanjang sejarah herdirinya Bank NTT, baru tahun ini Bank NTT dinyatakan masuk dalam Bank kategori 2 atau Bank Sehat oleh Otoritas Jasa Keuangan. “Bank NTT saat ini menjadi Bank dengan tingkat kesehatan 2 atau Bank Sehat. Ini belum pernah terjadi dalam sejarah,” sebutnya.
Menurut dia, torehan prestasi ini tidak terlepas dari kerja keras manajemen, dan para pemegang saham yang selama ini selalu mendukung Bank NTT. “Itu karena mereka kerja serius. Para Bupati dan Wali Kota juga bekerja dengan serius, dan itu ada kemajuan. Saya berharap Bank NTT dan lembaga keuangan lainnya terus terlibat dalam setiap pembangunan di NTT, khususnya mendukung ekosistem pembiayaan sektor pertanian,” ujar Gubernur Laiskodat.
Salah satu pendiri Partai NasDem ini menambahkan, bukannya Pemprov NTT dan Pemerintah Kabupaten/Kota se NTT meremehkan penyertaan modal tersebut, serta menganggap persoalan ini tidak serius. Karena baginya, potensi ini sudah dipetakan secara baik dan tinggal dieksekusi saja dalam tahun berjalan. “Jangan suruh kami pergi belajar sampai ke Jogja sana. Kami disini banyak orang pintar. Bukan berarti kejar yang Rp 1 T itu tidak serius, bukan begitu. Kami serius. Jadi tidak berarti kami tidak anggap. Karena bagi kami (Penyertaan modal inti, red) sudah beres semua itu,” tegas Gubernur Laiskodat disambut tepukan tangan seluruh bupati, walikota dan para ketua DPRD se-NTT dalam forum tersebt.
Ia menambahkan, pihaknya sebagai pemegang saham pengendali, memiliki kepentingan besar apabila modal inti BUMD mencapai Rp 3 Triliun, karena bank ini sudah saatnya melakukan ekspansi usaha.
Kepala OJK Provinsi NTT, Robert H.P Sianipar mengatakan, komitmen pemenuhan modal inti dari para pemegang saham, telah disampaikan dalam setiap pertemuan konsolidasi. “OJK optimis bank NTT bisa memenuhi. Pemegang Saham Pengendali juga telah berkomitmen bahwa modal inti Bank NTT akan terpenuhi pada akhir tahun 2024,” kata Robert Sianipar kepada wartawan.
la menyebut sesuai tahapan, sampai akhir tahun ini, modal inti Bank NTT harus mencapai Rp 2 Triliun. OJK juga optimis bahwa pemenuhan modal inti tahun ini pasti tercapai. Sisanya masih sampai 2024. Kami juga optimis, itu bisa terpenuhi,” sebut Robert.
Dikatakan Robert, Bank NTT saat ini tergolong dalam kategori Bank Sehat secara resikonya. Namun dari sisi pengawasan, OJK terus mendorong agar terjadinya perbaikan dalam aspek-aspek tertentu, terutama aspek governance atau tata kelola. “Pertumbuhannya positif sekarang, baik total aset, kredit, dan juga perolehan laba, serta NPL menurun. Indikator-indikator ini bagus, tetapi kami berulang kali berpesan kepada jajaran manajemen agar tidak terlena dengan kondisi ini,” katany***Laurens Leba Tukan