KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Politisi muda Partai NasDem Kota Kupang, Yuven Tukung terpilih aklamasi menjadi Ketua Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kota Kupang Periode 2021-2024.
“Saya sadari ini kepercayaan yang diterima mengandung beban tanggunggjawab yang besar tapi saya yakin ke depannya dapat berjalan dengan baik karena semua alumni memiliki semangat, harapan, kerinduan dan cita-cita yang sama dengan 3 benang merah yaitu Kristianitas, Fraternitas dan Intelektualitas sebagai spirit gerakan,” sebut Yuven Tukung kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (31/7/2021).
Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Kupang ini mengatakan, agenda prioritas kedepan adalah konsolidasi pembentukan struktur menjadi langkah awal. “FORKOMA menjadi jembatan penghubung yaitu memfasilitasi dan mendukung penuh alumni untuk sukses dalam bidang masing-masing dan supaya tetap konsisten pada nilai-nilai perjuangan yang telah ditanamkan sejak berproses di PMKRI,” ujarnya.
Selain itu, menurut Yuven, akan ada karya-karya pelayanan sosial yang konkrit kepada masyarakat yang akan dilakukan. “Kita sedang merampungkan konsep-konsepnya seperti memungkinkan adanya Lembaga Bantuan Hukum dan bantuan sosial kepada masyarakat termasuk membantu Pemerintah Daerah Kota Kupang melalui berbagai kajian-kajian,” ujarnya.
Ketua Komisi I DPRD Kota Kupang ini mengatakan, jumlah alumni PMKRI di Kota Kupang sekitar 1000-an orang yaitu alumni PMKRI yang berasal dari berbagai Cabang se-Indonesia yang bekerja atau berkarya di wilayah administrasi Kota Kupang. “Apalagi banyak alumni muda dari PMKRI lahir dari Cabang Kupang yang masih berada di Kota Kupang. Para kader alumni PMKRI berkarya di berbagai bidang diantaranya Eksekutif, Legislatif, Akademisi, Yudikatif, Praktisi Hukum, Wiraswasta, Media dan sebagainya, dan hampir tersebar di semua sektor,” sebut Yuven.
Yuven menambahkan, tidak ada hal yang menjadi langkah khusus ketika ditanya tentang kaderisasi bagi anggotanya, karena FORKOMA adalah lembaga independent dalam bersikap, dan bukan berkosentrasi menjadi gerakan politik. “Apalagi kader PMKRI dianggap sudah purna berproses selama masih menjadi anggota aktifnya. Alumni ini dianggap sudah tuntas berproses kaderisasinya selama masih ber-PMKRI. Toh, ada begitu banyak kader PMKRI yang terdistribusi di berbagai sektor termasuk di berbagai partai politik dan berperan di sana,” katanya.
Ia menambahkan, FORKOMA hadir sebagai jembatan penghubung agar alumni-alumninya dapat berbuat atau berkarya lebih untuk kemajuan bangsa dan daerah, untuk kebaikan umat atau kebaikan masyarakat sesuai semboyan PMKRI yaitu “Manunggal dengan Umat dan terlibat dalam Rakyat”. ***Laurens Leba Tukan