PHRI Wujudkan Mimpi Para Pelaku UMKM Binaan Bank NTT

484
Yustin S. Sadji pemilik UMKM Mindari dengan aneka produknya yang siap dipasok untuk memenuhi kebutuhan Hote-Hotel dan Restorant di NTT

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Impian para pelaku UMKM di Nusa Tenggara Timur agar seluruh produk lokalnya bisa menembus hote-hotel dan restorant mewah bakal terwujud. Telah ada komitmen dan kesepakatan bersama antara para palaku UMKM Binaan Bank NTT dengan BPD Perhimpunan Hotel dan Restorant Indonesia (PHRI) Provinsi NTT agar seluruh produk berbahan baku lokal akan dipasok sepenuhnya memenuhi kebutuhan dunia Perhotelan dan Restorant di NTT.

Kabar gembira ini mendapat apresiasi luar biasa dari para pelaku UMKM di NTT. Yustin S. Sadji pemilik UMKM Mindari yang kesehariannya memproduksi aneka produk dengan sumber bahan baku lokal di NTT itu menyambut baik gagasan cerdas PHRI dan Bank NTT itu.

Kerja kolaboratif ini akan memberi ruang kepada kami pelaku UMKM untuk dapat memperkenalkan dan memasarkan produk-produk kami di hotel-hotel besar dan restorant mewah di NTT. Ini bagian dari sinergi dan membuat produk lokal kami betul-betul diapresiasi karena semakin banyak jaringan pemasaran, dan kami merasa Pemerintah Provinsi NTT benar-benar hadir mendukung pertumbuhan UMKM di NTT,” sebut Yustin S. Sadji kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (31/7/2021).

Yustin mengatakan, selama ini ia memasarkan produk-produk UMKM Mindari milknya di Toko Dekranasda Provinsi NTT yang merupakan Pusat Kerajinan NTT dan lebih mendorong ke pemasaran berbasis digital melalui media sosial. “Dan di masa pandemi seperti ini pemasaran digital dan transaksi berbasis digital merupakan sesuatu yang mau tidak mau harus melakukan lebih gencar lagi sehingga produk-produk kita dikenal lebih luas lagi sehingga siap menghadapi pemasaran global,” katanya.

Disebutkan Yustin, UMKM Mindari miliknya mendapat dukungan penuh dari Bank NTT sejak tahun 2014. “Dari usaha Mindari yang masih kelas rumah tangga dengan penjualan keripik yang masih harga Rp 2.000 sampai dengan Rp 3.000 hingga saat ini produk keripik dengan kemasan 200 gram dengan harga Rp 20.000,” katanya.

Ditambahkan, ia mendapat dukungan permodalan dari Bank NTT sejak merintis usahanya itu pinjaman mikro senilai Rp 2.000.000. Lantaran usahanya berjalan baik pinjamannya naik menjadi Rp 5.000.000 hingga 10 juta dan pada akhirnya Bank NTT memberikan akses kredit senilai Rp 75.000.000 sampai membangun rumah usah Mindari.

Selain penguatan kapasitas bisnis, Bank NTT juga memberikan pelatihan tentang taat pajak sebagai pelaku usaha dan juga kelebihan-kelebihan lainnya yang memberikan penguatan kepda kita sebagai pelaku usaha, termasuk manajemen usaha. Juga, Bank NTT memberikan dukungan terhadap kami untuk pengurusan Ijin Usaha, Balai POM serta dan lainnya sehingga saya merasa Bank NTT begitu sangat mendukung pertumbuhan usaha UMKM Mindari ini sehingga bertumbuh dari waktu ke waktu, termasuk tentang pemasaran berbasis digital dan pembayaran menggunakan QRIS,” sebutnya.

Yustin mengaku semakin optimis setelah ada kerja-kerja bersama dalam mendukung pertumbuhan UMKM di NTT. “Saya percaya bahwa ini akan bermuara pada pertumbuhan yang sangat baik dan khususnya kami pelaku UMPKM di NTT akan survive dan terus makin bersemangat untuk berjuang dan akan terus bertumbuh menuju UMKM yang berdaya saing di era global seperti ini. Juga akan berdampak sangat luas untuk kesejahteraan pelaku UMKM dan juga masyarakat umum,” katanya.

Ia menambahkan, sejumlah produk yang dihasilkanya yang siap dipasok untuk memenuhi kebutuhan Hotel dan Restorant di NTT diantaranya Keripik Pisang Salut Nangka, Keripik Pisang Gula Lontar yang merupakan kekhasan NTT. “Juga minuman herbal berbahan trintam apalagi di masa pandemi Covid-19, minuman ini merupakan salah satu yang direkomendasikan untuk menjaga imun tubuh. Juga ada instan jahe, rempah, temulawak, kunyit putih, kunyit asem dan instan jamu. Tujuannya adalah bagaimana mendorong masyarakat dan konsumen maupun calon konsumen untuk bagaimana mengkonsumsi produk lokal yang sehat,” jelas owner UMKM Mindari yang beralamat di Dusun Kiuteta, Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang ini.

Produk Jahe Merah yang dihasilkan oleh IMKM AQUILA milik Alfred Soewardi yang siap dipasok je Hotel-Hotel dan Restorant di NTT.

Pelaku UMKM lainnya Alfred Soewardi memberikan apresiasi atas inisiasi dari Bank NTT dan BPD PHRI NTT yang memfasilitasi dan mewajibkan seluruh Hotel dan Restorant di NTT menggunakan priduk lokal hasil karya UMKM di NTT. Ia berharap, semoga kualitas produk UMKM di NTT bisa memenuhi standard yang dibutuhkan Hotel dan Restoran.

“Sejak petama mendapat informasi dari Pak Reynhart dan Ibu Rany Godho dari Bank NTT terkait gagasan PHRI dan Bank NTT ini, saya makin bersemangat dan optimis bahwa produk Jahe Merah yang saya kembangkan bakal diterima oleh hotel-hoteL dan resotorant di NTT,” katanya.

Menurut Alfred, kerja sama yang dibangun antara UMKM Binaan Bank NTT dengan PHRI dapat meningkatkan produksi dan pemasaran Jahe Merah yang diproduksinya. “Harapan saya, setelah ini kami bisa difasilitasi dan disuport secara nasional agar produ Jahe Merah yang dihasilkannya bisa masuk ke Alfamart dan Indomart, sehingga kami IMKM/UMKM di NTT bisa masuk ke pasar nasional,” katanya.

IMKM AQUILA yang menghasilkan priduk Jahe Merah berada di Jln. Gunung Meja Gang 1, Nomor 2 B, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap