Tentang Temuan BPK, Dirut Bank NTT Sebut Ada Putusan Pengadilan Niaga dan Diselesaikan Kurator

216
Dirut Bank NTT, Harry Alexander RIwu Kaho didampingi Direktur Kepatuhan Hilarius Minggu dan Direktur Pemasaran Kredit, Paulus Steven Messakh ketika press conference di Lantai Lima Gedung Utama Bank NTT, Rabu (7/7/2021). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COMKabar tentang temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan NTT tanggal 17 Januari 2020 atas pengelolaan dana pihak ketiga pada PT. SNP Finance, dijelaskan bahwa sudah ada putusan Pengadilan Niaga dan diselesaikan oleh Kurator.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho kepada wartawan di Kupang, Rabu (7/7/2021) dalam perss conference menyebutkan, sudah ada putusan dari Pengadilan Niaga yang bertanggungjawab memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap perkara kepailitan dan penundaan kewajiban dan pembayaran utang.

Putusan Pengadilan Niaga tersebut menyatakan bahwa diserahkan ke kurator untuk penyelesaian masalah tersebut dan sejauh ini, kurator sedang bekerja, mengidentifikasi aset dan juga piutang untuk penyelesaian kewajiban,” sebut Dirut Alex dihadapan puluhan wartawan dari berbagai media.

Ia juga menegaskan, pihaknya telah mempertanggungjawabkan persoalan tersebut dihadapan forum RUPS Tahun 2019. “Kami tentu akan memeptuanggungjawabkannya, dan itu sudah kami pertanggungjawabkan di forum RUPS Tahun 2019. Sekarang masih dalam tahapan pemberesan tahapannya oleh kurator sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” sebutnya.

Dirut Alex yang saat itu didampingi Direktur Kepatuhan Hilarius Minggu dan Direktur Pemasaran Kredit Paulus Steven Messakh memberikan apresiasi atas keterbukaan informasi saat ini tentanag inveastsi tersebut. “Namun, keterbukaan informasi, mestinya diimbangi dengan mekanisme pemberitaan yang berimbang, cover both side, sesuai dengan kode etik jurnalistik agar tidak menyebabkan fitnah dan pembohongan terhadap publik, serta bias penafsiran,” ujarnya.

Ia dan jajaran manajemen Bank NTT berharap agar masalah ini segera tuntas. “Kiranya dengan kesamaan visi dan misi, mari kita membangun dan membesarkan Bank NTT, menuju Super Smart Bank untuk NTT Maju,” ujarnya.

Saat itu, Dirut Alex juga memaparkan sejumlah prestasi yang digapai Bank NTT di Semester Pertama Tahun 2021 yang menunjukkan angka sangat menggembirakan kendati tengah dihantam pandemi Covid-19 yang berdampak pada semua sektor kehidupan terutama ekonomi.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa walau di tengah hantaman badai Covid yang luar biasa dampaknya bagi industri perbankan, namun kinerja Bank NTT masih bertumbuh secara positif. Perkembangan Rasio Keuangan Bank NTT pada posisi Juni 2021 yaitu CAR (Capital Adequancy Ratio) 21,85%, BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) menurun 81,99% jika dibandingkan dengan Juni 2020 yaitu 84,74%, LDR (Loan Deposito Ratio) 82,19%. Selain itu, indikator lainnya yang berpengaruh yaitu NIM (Net Interst Margin) 6,50%, ROA (Return On Asset) 2,40%, ROE (Return On Equity) 9,96%,” sebut Diruta Harry Alexander Riwu Kaho.

Dirut Alex menjelsakan, yang sering menjadi catatan paling penting dan terus dikoreksi adalah kredit bermasalah Non Performing Loan (NPL). Namun, terkait dengan rasio kredit bermasalah ternyata ada catatan yang sangat menggembirakan.

Asal tahu saja, NPL pada Bank NTT menurun tajam pada posisi Juni 2021 yaitu 2,58% dibandingkan dengan posisi Juni 2020 yaitu 4,11%. ”Ini prestasi besar dalam sejarah karena ketika estafet kepemimpinan diterima dari sebelumnya, NPL Bank NTT hampir menyentuh 5 %. Namun dalam 3 bulan turun ke 3,48 % dan hingga akhir semester I atau posisi Juni 2021, NPL-nya turun menjadi 2,58%,” ujar Dirut Alex.

Disebutkan, akibat dari penataan secara menyeluruh baik manajemen di Kantor Cabang dan Kantor Pusat, maka laba tercatat hingga akhir Juni 2021, mencapai Rp 190 Miliar. “Ini adalah pencapaian yang sangat luar biasa karena di sisi lain ada Pandemi yang mempengaruhi kinerja perbankan secara keseluruhan, namun ada catatan menggembirakan di Bank NTT. Pertumbuhan kredit pun menunjukkan angka yang luar biasa. Dalam setengah tahun, Bank NTT berhasil mencapai ekspansi Rp 1 Triliun. Padahal sebenarnya situasi sangat sulit untuk penyerapan kredit,” jelasya.

Dirut Alex menambahkan, aset juga mengalami pertumbuhan yakni 4,41 % (yoy), Rp 14,7 Triliun menjadi Rp 17,1 Triliun pada akhir Juni 2021. Peningkatan aset ini bersumber dari peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK), kredit dan asset lainnya. “Dana Pihak Ketiga bertumbuh 5,55% (yoy) Rp. 12,7 Triliun menjadi Rp 13,4 Triliun di akhir Juni 2021. Tabungan dan deposito pun tumbuh 4,29% dan 24,40% sedangkan giro 15,42% akibat menurunnya Giro pemerintah daerah untuk penanganan Covid 19,” jelas Dirut Alex.

Ia menambahkan, penghimpunan dana pun memiliki catatan yang sangat siginifikan. Manajemen Bank NTT mampu menghimpun dana sebesar Rp 13 Triliun. “Ini tercapai karena Bank NTT memiliki pemegang saham yang hebat dan luar biasa dalam hal komitmen. Juga dalam hal kemajuan Bank NTT. Karena itu manajemen berterimakasih kepada pemegang saham atas komitmen yang tinggi untuk membesarkan Bank NTT sehingga mampu mencatatkan angka-angka spektakuler dalam semester I Tahun Buku 2021. Kiranya saran, teguran dan nasehat terus diberikan kepada manajemen sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kinerja kedepan. Juga, semoga dengan kontribusi ini berdampak pada peningkatan PAD,” sebut Dirut Alex.

Super Smart Bank

Bank NTT di tahun ini membuat gebrakan besar untuk mewujdukan fungsi utamanya yakni intermediasi keuangan, dihadirkan layanan-layanan baru yang serba digital. Layanan ini akan diluncurkan pada 17 Juli 2021 nanti, tepat di ulang tahun Bank NTT yang ke-59. Hal ini pantas dilakukan, karena Bank NTT ingin mempertegas statusnya sebagai Super Smart Bank.

Akan ada beberapa fitur layanan m-Banking baru seperti setiap nasabah bisa melakukan inisiasi pinjaman, mengecek nilai rekening baik itu giro, tabungan maupun deposito. Kemudian ada virtual account, belanja online karena sudah terkoneksi dengan super aps. Pada M-Banking yang baru, sertiap nasabah bisa membayar tagihan Samsat, PBB, BPJS, serta uang sekolah. Ada juga akses pembayaran dengan menggunakan QRIS yang semula plafonnya Rp 2,5 juta naik menjadi Rp 5 juta,” sebut Dirut Alex.

Untuk layanan serba digital ini, Bank NTT baru menerapkannya di dua kantor yakni di Kantor Cabang Utama (KCU) dan Kantor Cabang Khusus (KCK). Selanjutnya akan bertahap di kantor-kantor cabang yang lain. “Seluruh SDM yang ditempatkan di dua kantor ini melalui tahapan seleksi ketat. Mereka diantaranya security, cusstomer service (CS), teller, serta supervisor. Konsep berikutnya yakni digital lounge. Ini masih pada tahapan develop dan mencari format yang pas. Dalam digital lounge, Bank NTT akan mewujudkan layanan jasa perbankan yang ada café, ekonomi kreatif dan aktif selama 24 jam,” sebutnya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap